[5 : hukuman]

70 7 27
                                    

|Ended in regret|

Vote & coment, thanks^^

Happy for reading
__________

Nada berlari ke arah loker loker milik XI IPA 2 berada, dirinya sudah terlambat masuk kelas sebenarnya. Namun dirinya ingin menyempatkan waktu untuk memberikan Bara nasi goreng buatannya.

Nada tersenyum, dirinya sudah berada di loker milik Bara sekarang. Gadis itu membuka loker Bara yang memang tak pernah terkunci.

"Yah... Penuh lagi..." Gumam Nada lesu saat matanya menatap isi loker Bara yang penuh dengan Coklat dan bunga.

Namun ide pintar terlintas di pikiran Nada, gadis itu dengan cepat mengeluarkan sebuah kantong kresek yang ada di dalam tas nya. Ntah sejak kapan kantong kresek itu ada, gadis itu lalu mengeluarkan semua isi coklat yang ada di dalam loker Bara.

"Maafin aku ya..." Gumam Nada, karena merasa bersalah bersikap sedikit egois dengan mengeluarkan seluruh coklat itu. Dan mengganti nya dengan nasi goreng miliknya.

Hal ini sebenarnya sudah biasa Nada lakukan, sewaktu lusa Nada juga mengambil semua coklat yang ada di loker itu. Namun semua coklat itu tak dirinya makan, melainkan dirinya berikan kepada Gilang dan Anjas.

Karena hanya kedua pria tersebut yang bisa Nada andalkan.

Setelah melakukan semua yang dirinya inginkan, Nada lalu tersenyum. Setelah itu kembali menutup loker Bara, dan berlari menuju kelasnya.

•••••

Nada meringis, ah sial. Dirinya terlambat memasuki kelas. Belum lagi kali ini ada ulangan fisika, ah. Bagaimana ini.

Dengan ragu gadis itu melangkahkan kakinya menuju ambang pintu kelas, buk Gita melirik Nada dengan mata elangnya.

"Nada?, Kamu terlambat lagi?" Tanya buk Gita.

Nada menggeleng cepat, "aku tadi___"

"Buk, tadi saya liat Nada nyogok pak satpam buat di ijinin masuk. Kayaknya dia beneran telat deh" potong Tsania dengan senyum liciknya.

Nada menggeleng, dirinya tak tau harus menjawab apa.

"Apakah itu benar Nada?" Tanya buk Gita memastikan.

"Ngga buk, saya___"

"Halah bukkk, masih aja percaya sama muka polosnya Nada" kini teman sebangku Tsania, Karin yang angkat bicara.

Buk Gita memperbaiki kacamata kotaknya yang sedikit turun, setelah itu berkecak pinggang.

"Lagi lagi kamu ya Nada, sekarang cepat hormat di depan tiang bendera. Sampai bel istirahat berbunyi" Perintah buk Gita.

"Tapi buk___"

"Kalau kamu membantah, saya akan tambah hukumannya." Ucap buk Gita tegas.

Nada menunduk, lalu perlahan membalikkan badannya.

Setelah itu benar benar pergi dari XI IPA 1 menuju tiang bendera.

Ended in regretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang