[4 : Bahan taruhan?]

69 8 17
                                    

|Ended in regret|

Vote & coment, thanks^^

Happy for reading
__________

Pukul 6.24, ah. Dirinya hampir terlambat bangun pagi, bahkan hari ini gadis itu sudah berusaha untuk bangun sepagi mungkin. Agar nantinya Bara tak menunggu terlalu lama.

Ah iya, biasanya pagi pagi ayahnya tak ada di rumah. Alex biasanya menghabiskan waktu nya di bar atau di tempat tempat penuh dengan pergaulan bebas.

Pernah suatu saat Nada pergi untuk menyuruh ayahnya pulang, namun Alex malah menampar nya di depan umum. Hal itu membuat Nada trauma. Untungnya Ardhan datang lalu mengajak Nada untuk segera pulang.

Kalau tidak, bisa bisa Nada sudah di jual ke orang asing tak ia kenal.

Tok! Tok! Tok!

Nada tersenyum, gadis itu dengan cepat berlari ke arah dapur. Mengambil kotak pink berisi nasi goreng untuk Bara.

Lalu segera berlari ke arah pintu utama rumahnya, setelah itu membukanya.

"Bar!___"

Nada terdiam, jelas pria di depannya bukan Bara. Namun pria kemarin yang mengantarnya pulang ke rumah.

"Loh?, Kok kamu?. Bara nya mana?" Tanya Nada, sesekali melihat lihat ke belakang Arka.

"Ssssttt, seharusnya lu seneng kalau gw yang jemput. Lagian lebih gantengan gw kok dari pada Bara." Jawab Arka, lalu dengan cepat menarik tangan Nada untuk ikut bersamanya.

Nada menepis tangan Arka, membuat pria itu menoleh ke arah Nada.

"Aku mau nunggu Bara, lagian aku ga ada urusan sama kamu." Jawab Nada dengan kekeh.

Arka mendelik, bahkan pagi ini pria itu bangun sepagi ini agar dirinya bisa menghalangi Bara untuk menjemput Nada.

Ntahlah, menghalangi Bara membuat dirinya puas. Apapun yang Bara miliki seakan akan ingin dirinya rebut.

"Ikut gw, Bara ga bakalan Dateng. Lo bego ya!?, Lo itu cuma bahan taruhan nya doang" ucap Arka secara terang terangan.

Nada terdiam, mengerutkan dahinya.

"Maksud kamu apa?" Tanya gadis itu.

"Ck, jangan bego. Lo seharusnya mikir kenapa Bara tiba tiba jadiin Lo pacar" Jawab Arka membuat Nada terdiam.

Arka tersenyum sinis, memory dua Minggu yang lalu masih tersimpan jelas di ingatannya.

"Nih." Ucap Bara memberikan sebuah amplop berisi uang sebesar 20 juta kepada Arka.

Arka, pria itu terkekeh. "Gw punya banyak uang, lebih baik gw buat taruhan yang lebih seru daripada ini" Ucap Arka lalu memainkan jambulnya, membuat wanita wanita berpakaian seksi di sana menjerit histeris.

Bara menatap Arka datar, "apa" kata Bara.

"Jarang jarang kan kalau seorang Bara athalion Pahlevi kalah balapan dari gw" ujar Arka lalu tertawa, setelah itu melanjutkan kembali omongannya. "Pacaran sama salah satu murid biasa aja di sekolah Lo." Ucap Arka.

Ended in regretWhere stories live. Discover now