ELINA||08

251 23 8
                                    

Wajib baca insyya allah bakalan seru kok.

HAPPY READING💋

***

Tangan seseorang terkepal kuat, mata tajamnya menghunus tepat di mata Billa. Elina sangat membenci situasi ini, apa lagi ia sangat terkejut saat Billa satu sekolah dengannya.

Elina memperhatikan tatapan Billa yang mengarah ke seseorang. Mata yang menyiratkan tertarikan hingga seulas senyuman miring tercetak.

"Billa perkenalkan saya Bapak Bondil." Ucap Pak Bondil di balas anggukan Billa.

"Silahkan duduk di belakang meja Dreynan, Dreynan angkat tangan mu." Ucap Pak Bondil.

Skip

Kini Elina dkk berada di kantin, bercanda gurau, menertawai Syifa dan Zahra yang sedang bertengkar hal sepele.

"Ihhh Ara jangan gitu dong, kalau mau sana beli uang Ara kan banyak." Ucap Syifa.

"Pelit amat lu Fa." Ucap Zahra.

"Bukan pelit Ifa kan lapar emang Ara tega liat Ifa kelaparan kayak gembel yang di jalan." Balas Syifa.

"Alasan, lu nya aja yang pelit." Sindir Zahra.

"Bodoh amat." Kata Syifa.

"Bacot." Balas Zahra.

"Ihh Ara ngomongnya kasar." Ucap Syifa polos.

"Iri bilang boss." Balas Zahra sambil memeletkan lidahnya.

"Gak kok Ifa gak iri cuman lidah ehh kuping Ifa sakit." Ucap Syifa.

"Jangan jangan Kuping Ifa bermasalah lagi." Ucapnya menakuti Syifa.

"Kok kupingnya yang bermasalah sih kan kuping Ifa gak kemana mana cuman diem di tempak masa iya kuping Ifa lari larian." Balas Syifa polos.

"Terserah lo." Judes Zahra

"Ayo lari lari." Mendadak Syifa berdiri, otomatis yang lainnya pun ikut berdiri.

"Lahh napa Fa?" Tanya Letta.

"Ifa takut sama Ara, pasti Ara lagi datang bulan kan biasanya yang marah marah kayak gitu tuh apa sih namanya ahh ya PMS perempuan menjadi singa, jadi Ara akan berwujud jadi singa kan." Jelas Syifa polos yang membuat mereka gemas.

"IFA."teriak Zahra.

"Tuh kan udah Ifa bilang."

"Ehm permisi" Ucap seseorang yang tak lain adalah Rey, sahabat Dreynan. Kedatangan Dreynan dkk, meja Elina menjadi pusat perhatian. Dreynan dkk si most wanted boy menghampiri meja si nerd kampungan. Bisik bisikkan terdengar, namun di abaikan oleh mereka.

"Kenapa?" Tanya Zahra.

"Kita boleh duduk di sini gak?" Tanya Rey.

"Emang gak ada tempat lain?" Tanya Letta.

"Ya kalau ada gak mungkin kita mau kesini." Ucap Rey sinis.

"Heh, santuy dong kalau masih mau marah yaudah duduk aja sono di lantai." Ucap Letta kesal.

"Ihhh, Letta jangan gitu dong kan kasihan kakak kakak pada duduk di lantai, sini aja kak masih luas kok." Ucap Syifa polos yang hampir membuat Letta menggeplak kepala Syifa, kalau saja tangannya tidak di tahan oleh Elina.

"Udah, diam, berisik" Ucap Elina ketus plus tatapan dinginnya.

Seketika Letta diam tak menyahut, ia membiarkan Dreynan dkk duduk bersama mereka.

"Kenalan hayyuk."

"Kenalin nama gue Reynando Anderson. Rey si ganteng, baik. Saking baiknya gue, gue bantuin sapi melahirkan." Lanjut Rey bercanda, sayangnya garing.

"Aldo Alfaro smith."

"Aldi Alfari Smith."

"Dihh padahal sodara'an. Dasar kita." Batin si kembar.

"Leon Genandra Alexander."

"Daniel Wailliam Alexander."

"Dreynan Pramana Lighter."

"Nahh waktunya betina betina." Celetuk Rey.

"Gue Syifa Safira."

"Ayla Zahra."

"Arletta Ayu."

"Adara Evangeline."

Tatapan mereka tertuju pada seseorang yang makan dengan diam, tanpa memerdulikan mereka. Syifa dengan takut menyenggol bahu Elina pelan. Elina mendecak sinis, dengan kesal Elina bertanya,

"Apa?" Tanya Elina Ketus.

"Kenalan." Jawab Letta santai.

"Oh."

Mata mereka melotot, mulut yang menganga mendengar respon singkat dari Elina. Letta yang melihat raut kaget mereka pun menjawab mewakili perkenalan.

"Nama dia Elina. Elina toh." Jelas Letta.

Merasa di sebut, Elina hanya melirik jelas. Lalu melanjutkan makanan yang tertunda. Dreynan dkk mengangguk jelas. Rey pun berdiri lalu memesan makanan apa yang di sebutkan oleh teman temannya tadi. Beberapa kemudian, Rey datang dengan nampan berisi makanan. Mereka pun makan dengan keheningan, namun bisik bisikkan masih saja terdengar di telinga mereka.

"Emm permisi, a-aku gabung boleh?" Tanya seseorang.

Sontak mata mereka mengalihkan ke arah suara tersebut. Elina yang tau suara siapa, membanting sendoknya denga kuat. Tangannya meraih tissu, mengelap sisa sisa makanan di ujung bibirnya dengan anggun. Matanya terpejam, lalu membukanya. Melirik seseorang yang mengeluarkan suara, yang menghancurkan suasana hatinya yang baik jadi buruk. Elina berdiri, berlalu pergi. Tapi sebelum itu, Elina mengatakan sesuatu. Membuat kantin jadi hening karna perkataannya.

"Parasit."







Kok baru up? Aku bnyk tgs dan lgi buat cerita baru yang sad. Jdi y gtulah.

VOTE+COMMENT+SPAM NEXT!

JIKA SPAM NEXT LEBIH DARI 50, AKU UP DENGAN CEPAT!

JIKA SPAM NEXT LEBIH DARI 150 ,AKU AKAN DOUBLE UP!

JIKA SPAM NEXTNYA LEBIH DARI 300, AKU AKAN MENYELESAIKAN SAMPAI AND. JANJI!

ELINA [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang