ELINAII25✔

168 13 2
                                    

NOTE:
Aku hanya author amatir, yang sangat-sangat membutuhkan saran atau pun kritikan dari orang lain. Jika author punya kesalahan silahkan komentar.

Tapi jangan berkomentar untuk menjatuhkan semangat.

Dan kalau kalian g suka karyaku, silahkan keluar dari cerita/lapak ini, memaksamu menyukai karya ini bukan hak aku. Aku bukan orang sukses, hanya orang biasa yang memerjuangkan cerita yang sederhana ini.

HAPPY READING>3


***


"Shit!" Umpat Elina saat matanya melihat keadaan markas yang sudah banyak darah di mana-mana.

Matanya menajam. Elina masuk di markas dan mata elangnya melihat wakil ketua Red Revils sedang bertarung dengan ketua yang menyerang markasnya.

"Oh jadi lo? Adrian si ketua mafia Demon Blue yang hanya tau menyerang tanpa tau kebenarannya." Ucap Elina membuat keadaan hening.

Melihat mata Elina yang tajam saja membuat anggota Red Devils ketakutan, berkeringat dingin.

Tapi itu beda dengan Adrian, si ketua mafia yang selalu ingin menjatuhkan mafia Elina. Mafia Demon Blue yang selalu ingin mengalahkan Red Devils dan mengambil peringkat pertama di seluruh dunia yang di takuti. Ber-ambisius? Iya Adrian memang begitu.

Adrian yang tak gentar atau pun merasa takut oleh tatapan tajam yang Elina layangkan untuknya. Malahan Adrian maju di hadapan Elina sambil meneliti dari ujung kaki sampai di wajah Elina.

"Cantik. Mau jadi teman ranjang gue gak? Di bayar juga gapapa sih, asalkan mainnya en--"

Bugh!

Bogeman mentah mengenai tepat di pipi Adrian yang tidak melanjutkan perkataannya akibat pukulan mendadak Elina. Elina di landa kemarahan, mencekik kuat leher Adrian lalu menghempaskan kasar di tembok yang berada di belakang Adrian.

"Elina Amelia mempunyai dua prinsip di dunia. Jelaskan Satria."

"Dua prinsip yang berarti. Prinsip satu: pilih mati atau bunuh diri sendiri. Silahkan memilih tuan Adrian terhormat." Ucap Satria menjelaskan, tapi Satria mengejek di akhir kalimat.

"5 detik untuk pilihan lo." Bisik Elina yang suaranya mengalun merdu di telinga Adrian. Mengalun seperti akan membawa kematian sebentar lagi.

Anggota Red Devils dan anggota Demon Blue yang ikut juga mendengar perkataan Elina merinding ketakutan. Bahkan di salah satu mereka terjatuh pingsan karna tidak kuat melawan aura yang Elina kobarkan.

"Gu--"

"1."

"Gima--"

"2."

"Cura--"

"3."

"4."

Tempat di hitungan kelima, darah memuncrat di wajah dan pakaian Elina. Pisau yang tumpul Elina keluarkan dari dalam tanktopnya, lalu tanpa aba-aba Elina langsung menusuk tepat di perut Adrian.

"Gak ada yang bisa bantah ucapan gue."

"Harus curang agar bisa mengelabui musuh yang seperti lo."

"Dan tunggu prinsip kedua bagi seorang Elina Amelia." Lanjut Elina tersenyum miring lalu menggoyak-goyak daging Adrian yang mengerang kssakitan karna kulitnya di belah langsung.

Elina memasukkan tangannya, lalu mengeluarkan usus-usus Adrian dengan cara kasar. Sehabis itu Elina memotong jari-jari tangan Adrian yang kini sudah tidak bernyawa lagi. Tidak mau membuang waktu, Elina langsung menggores kepala Adrian sampi terlepas.

Memotonnya dengan gerakan santai. Menjadikan lantai untuk memotong layaknya ikan. Elina mengambil lap tangan yang selalu mengelap agar bersih. Karna Elina membenci kotoran.

Pisau tumpul yang selalu Elina pakai dan bawa di mana-mana ini akan Elina memasukan terus di tanktop. Karna itu, pisau kesayangannya. Membunuh secara perlahan-lahan membuat Elina bisa menikmatinya. Dan pisau itu juga yang mencabut nyawa seseorang dengan cara sadis.

Penyerangan pun Elina tidak mempunyai trik yang harus mendekat dahulu kepada musuh. Tapi lawan yang harus mendekat kepadanya. Jika tak mendekat sendiri, maka Elina akan membubarkan semua nyawa dengan cara yang tidak bisa melawan.

Dan akan lebih sadis lagi jika Elina memegang pedang yang jarang sekali Elina memakainya sewaktu penyerangan. Elina akan membawa saja di lunggungnya saat para Tetua dan ketua-ketua mafia yang lain jika sedang ada kepentingan. Tapi sekali gunakan, nyawa akan tercabut sebagaimana kejamnya Elina.

Elina mengedarkan mata di sekitarnya. Lalu menendang kepala Adrian kepada anggota Demon Blue. "Bawa Wakil ketua kalian, sampaikan kepada Ketua kalian. Hadapin saya kalau berani. Saya tau Adrian bukan ketua, tapi Adrian hanya utusan."

Anggota Demon Blue dengan gerakan cepat membontong tubuh Adrian yang kepalanya sudah terpisah. Lalu keluar dari markas sebelum ketua Mafia Red Devils yang di segani di seluruh dunia mengubah pikiran.

"Satria, bawa penghianat di ruang penyiksaan. Dan cari tau apa yang terjadi."

"Reza, perketat keamanan. Dan lancarkan pengiriman senjata secepatnya. Saya tunggu besok!" Titah mutlak Elina dengan tatapan menyorot tajam lurus.

Satria dan Reza membungkuk hormat lalu berkata dengan tegas juga, "Siap. Laksanakan Nona Angle!"

"Y. MENGULANGI KESALAHAN LAGI, KALIAN TAU APA AKIBATNYA. SAYA ANGGAP INI KESALAHAN KALIAN. BUBAR!!"

Setelah urusan semuanya selesai, Elina langsung keluar dari markas yang Elina bangun sejak kecil. Mafia yang Elina nonton awal mula di tv-tv, dan sejak itu pula Elina ingin membangun sebuah organisasi. Elina hanya mencoba dan ingin merasakan tentang mafia yang selalu ia lihat di acara tv. Dan usaha tak pernah menghianati hasil.

Organisasi yang elina bangun berhasil menempati di peringkat satu di penjuru dunia. Di segani, kekejamannya, kebingasannya, dan otak licik yang selalu mengatur rencana tanpa ada yang tergeser sedikit pun. Organisasi yang Elina dirikan tidak membuat Elina kepikiran melepaskan atau menbubarkan organisasi dan jabatannya yang sebagai ketua dari mafia Red Devils.

Karna Elina memiliki prinsip di kehidupannya.

"Tidak ada kata penyesalan."



TEKA-TEKI KIAN MENDEKAT!

HARAP BACA SETERUSNYA SAMPAI AKHIR!

VOTE+KOMEN+SPAM NEXT?!

ELINA [TAHAP REVISI]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon