❇8❇ OSIS (Revisi)

109 22 3
                                    


~Anathan~
.
.
.

Kenangan itu memiliki dua siklus.
Dibuat lalu diabadikan, dengan masa lalu sebagai musuh.
Lalu dibuat untuk dibuang, karena tujuan ada di depan.
Jadi kenangan selalu ada antara, di abadi kan atau dilupakan. Dengan titik pusat yang berporos pada sebuah waktu, yang akan menghasilkan kenangan itu.

***

Ramai, satu kata yang menggambarkan dimana Bagas berada. Tapi dingin lebih mendominasi, karena ya cuaca tidak sedang secerah biasanya. Mungkin cuaca mewakili perasaan sang angkasa yang sedang tak ingin bersinar dan menunjukan sisi kelamnya pada dunia.

Terlihat Bagas yang sekarang sedang duduk manis, sambil menunggu guru masuk bersama dengan kedua temannya. Begitulah hari-hari yang selalu dialami ketiganya namun hening diantara mereka tak akan bertahan lama. Karena seorang Vian sedang sibuk membongkar isi tasnya, sedang mencari sesuatu pastinya tapi entah apa itu.

"Al, lo ada buku bahasa inggris gak? Kok gue gak ada?" tanya Vian setelah selesai membongkar isi tasnya dan terduduk karena lelah.

"Tak tahu dan tak nak tahu, yang Al tahu ayam goreng sedap dimakan yam yam yam yam yam"

"Eh Al, jangan bercanda. Bentar lagi miss Fara datang, kalau lo nipu gue. Gue pastiin ipin bakal pisah sama upin" ancamnya pada Al. Terbukti berhasil, kalian tahu apa yang Bagas lakukan. Diam, mungkin raga ada disini tapi jiwa melanyang entah kemana.

"Iya iya gue cari, dasar ribet lo mah. Lagian mana bisa dipisahin sih? Memang lo sutradaranya" sinisnya. Lalu mulai membongkar tasnya namun nihil tak ditemukan. Ia baru ingat buku itu dikumpulkan terakhir kali.

"Ada gak malah bengong" tanya Vian saat melihat Al berhenti dari aktivitasnya.

"Bentar deh, itu buku bukannya dikumpulin sama miss Fara ya?"

Seketika keduanya menoleh pada Bagas karena, mereka nyakin Bagas sudah tahu tapi diam sejak awal.

"Ya ampun Bagas!" pekik mereka bersamaan, sontak semua mata tertuju padanya.

"Apaan sih lo berdua? Maaf ini teman gue agak gesrek" lanjut nya, yang mana Bagas lontarkan untuk kedua temannya saat setiap pasang mata tertuju pada mereka.

"Lo tuh yang gesrek" sinis Vian.

"Kenapa sih?"

"Lo kok gak bilang buku inggris dikumpulin miss Fara, kan kita nyari onta?" cerca Al sekarang, sambil membereskan beberapa buku yang tadi ia keluarkan.

"Gak ada yang nanya, ya udah"

"Dasar gak peka" pekik mereka.

Kemudian miss Fara pun datang, bersamaan dengan berakhirnya perdebatan mereka pagi ini.

"Morning all" sapa miss Fara.

"Morning miss"

"Rigth, hari ini kita akan beralih pada bab dua. Sebelumnya, Bagas tolong ambil buku yang kemarin dikumpulkan di meja saya, bisa?" tanya miss Fara pada bagas. Namun bagas masih diam, ia mencerna. Kalau ia setuju, pasti ia akan ketemu gadis menyebalkan itu. Kalau gak, ini guru bisa ceramah panjang banget.

ANATHAN  || ENDWhere stories live. Discover now