❇26❇ TERHENTI (Revisi)

248 13 0
                                    

~Anathan~
.
.
.

Percaya dengan bintang jatuh mengabulkan permohonan?
Jangan.
Karena yang jatuh belum tentu bisa bangkit,
jika kita terus memberi harap
tanpa mau menyangganya
tuk kembali tegap.

***

Hujan malam ini tak mematahkan tekad dari seorang Denathan Bagas Nugraha Aditama. Dirinya tetap melangkahkan kaki, melewati koridor rumah sakit yang mulai sepi. Menuju ruangngan dimana harapannya bertumpu sekarang.

Terlihat sepi seperti malam malam biasanya. Bagas datang dengan gitar, jaket tebal, juga rambut yang sedikit basah akibat berjalan dari parkiran menuju koridor rumah sakit. Apapun itu, untuk menemui sang pujaan hati, pasti akan Bagas lakukan sekarang.

CEKLEK !

Bagas memasuki ruangan berbau obat menyengat itu. Dilihatnya sang pujaan hati, dan sahabatnya masih terpejam. Tanpa tahu sebenarnya mata itu sempat terbuka. Ia melangkahkan kaki mendekat pada bangkar milik Fika.

Seperti biasa, pandangan Bagas jatuh pada wajah pucat Fika. Bulir bulir air mata mulai berkumpul disana, selalu saja. Ia tak bisa membendungnya agar tak terjatuh, dimana harga dirinya sebagai lelaki.

Tapi itu bukan yang dipikirkan Bagas saat ini. Diletakkannya gitar yang ia bawa, lalu mulai mendudukan dirinya pada kursi di samping Fika. Perlahan tangan besar Bagas mulai mendekat pada tangan Fika yang bersih dari infus, menggenggamnya.

Dirinya ingin terlihat tegar namun tak bisa. Semuanya terasa berat, dan ini hanya karena rasa bernama cinta. Cintanya pada Fika yang mulai membesar menjadi pohon kokoh yang tak akan goyah oleh siapapun.

"Na, lo gak mau bangun? Salah. Kamu gak mau bangun? Aku kangen, lebay amat sih. Na, bangun gue kangen gak juga. Gue cinta, gimana sih? Bingung segala tinggal bilang. Na bangun Nathan cinta sama Ana"

Disaat seperti ini pun ia tak bisa tidak terlihat bahagia. Karena ia yakin bahagianya ia, juga bahagianya Fika. Masih belum menyadari ada garis lengkung tipis di wajah Fika, saking tak bisanya ia merangkai kata.

"Na? Enggak capek. Gue aja capek, buset gimana sih ngomongnya. Saking gak terbiasa ngomong kali ya? Astaga"

"Ananya Nathan gak capek kok, ini udah bangun. Ana juga cinta sama Nathan, gitu Than?" lirih Fika masih memejamkan mata. sambil tersenyum tipis menahan tawa.

Bagas melirik sekitar, tadi suara siapa? dilihatnya Fika masih tidur disana.

"Astagfirullah disini ada hantu penunggunya juga? Na seram amat, bilangin sama penunggunya gue nyerah" Ucap Bagas sembari memejamkan matanya, bulu kuduknya merinding.

"Enak aja, disini gak ada penunggunya Than. Cuma ada Ana, tega kamu nyamain sama penunggu hah?"

"A.. Ana?" Bagas akhirnya sadar saat genggamannya terlepas bisa dilihat Fika mencoba bangun di sana. Doanya terkabul, lebih malah. Ia berdoa Fika membuka mata, namun kini Fika sudah mendudukkan diri.

ANATHAN  || ENDWhere stories live. Discover now