❇17❇ MENEMUKAN (Revisi)

107 15 0
                                    

~Anathan~
.
.
.

Bisakah aku mengubah itu menjadi sesuatu yang harusnya ada dalam hidup. Walau itu bukan bagian yang seharusnya melengkapi cahaya yang redup. Tapi rasanya bagian itu melengkapi separuhku.

***

Kesunyian yang sendari tadi terus menggerogoti hening yang semakin mencekam, ketegangan masih terasa walau pertengkaran itu sudah berjarak. Tapi dekatnya terasa menadi kini, bahkan itu semua entah menguap kemana. Yang jelas semua seperti baik baik saja saat yang lebih tua memilih pergi ke apartemennya, walaupun disini rumahnya. Tapi kesunyian serta hening menjadi alasan kuat untuk ia tak menginjakkan kakinya disini.

Semua itu menyisakan seorang yang kini duduk termenung dengan bekas air mata yang mengering dan raut wajah yang tak bisa diartikan. Rasanya terlalu kacau untuk dijelaskan secara rinci, beberapa ingatan yang terjadi belum lama ini terus terngiang di otaknya.

"Setidaknya lo jadi orang baik Tu, yang benar benar baik, bukan yang menjadi baik hanya dihadapan ayah sama bunda. Lo gak akan pernah tahu rasanya, karena lo belum pernah merasa apa itu kehilangan seseorang yang berharga"

"Coba kalau lo di posisi dia? Masih bisa bertahan dan berjuang? Gak kan. Ingat Tu, geu gak akan pernah nyerah supaya bujuk lo agar bicara yang sebenarnya"

"Karena gue yakin, masih ada nurani lo yang berontak supaya didengar. Jujur, gue juga baru tahu tapi ini lebih menyakitkan. Karena apa? Karena lo yang udah tahu dari awal gak bertindak apa apa"

"Gue gak akan nyerah"

Persis seperti kaset rusak yang sengaja dibiarkan menyala, untuk sekedar. Menemani sepi yang meraja lera hingga.

Ting tong ting tong

Deg

Dengan langkah seribu dirinya bangkit, bergegas membenahi diri menjadi lebih baik. Karena ia tahu siapa yang datang dan akan mengundang banyak pertanyaan jika mereka melihat nya dalam keadaan kacau seperti ini.

ANATHAN  || ENDUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum