❇21❇ HARUSKAH (Revisi)

99 12 0
                                    

~Anathan~
.
.
.

Orang senyum itu bukan berarti
dia bahagia. Bisa aja
dia nyembunyiin hatinya yang
terluka, atau tuhan
sengaja mempertemukan
dengan orang yang salah
lalu sama orang yang benar. Biar dia tahu rasanya bersyukur.

***

Setelah beberapa hari saat peristiwa pecahnya piring, kini terlihat Fika tengah duduk termenung bersama dua orang di taman kota.

Yap, dia Bagas dan Hany. Ketiganya menjadi dekat sekarang, entahlah mungkin Gika yang makin akrab dengan keluarga mertua.

"Than, emang Hany suka banget sunset ya?" tanya Fika penasaran. Ini bukan pertanyaan yang pertamakali sih, karena hubungan mereka mulai dekat dan sering pergi bersama. Terkadang Hany pun ikut dan destinasi yang dituju pasti taman atau pantai pada sore hari.

"Hmm" sungguh hanya itu, Fuka tahu Bagas sedang sibuk dengan ponselnya. Hari ini Bagas ikut karena desakan bundanya dan Hany, jangan lupa dia es kutub berjalan.

"Oh gitu toh? Aku juga suka, tapi ada yang lebih aku suka dari sunset" Fika kembali berucap sembari menundukkan kepala, dan berusaha menoleh pada Bagas yang duduk di sebelahnya.

"Apa?" dan sepertinya Bagas mulai tertarik, terbukti dirinya yang mematikan ponsel dan pandangan mereka bertemu.

"Kamu"

"Sudah tahu"

"Iya kamu, aku suka kamu. Tapi kamu belum tahu alasannya. Aku juga gak tahu, yang penting singgahnya kamu gak sesingkat sunset, ya walaupun nanti bakal pergi juga tapi aku bahagia" tutur Fika kembali menegakkan pandangannya.

Itu membuat Bagas ingat, tinggal beberapa hari lagi dan kontrak itu akan selesai. Tapi Bagas seperti tak ingin kontrak itu selesai dan tak ingin Fuma pergi, entahlah hatinya belum memilih.

"Beberapa hari lagi ya?" tanya Bagas berusaha tak memperlihatkan kesedihan itu dengan muka datar plus dinginnya.

"Iya, beberapa hari lagi" Fika tersenyum kecut. Ia tak ingin perjuangannya hanya sampai disini, namun takdir telah mengalir menuju arah yang tuhan kehendaki. Dirinya tak bisa berbuat apapun.

"Kmu..."

"Kak Ana, bang sini Hany mau eskrim!" seru Hany yang sendiri tadi asik bermain sendiri dengan kelinci piaraannya.

Keduanya pun segera beranjak untuk menghampiri Hany, dengan segera Fika mengambil alih kelinci di tangan Hany.

"Makasih kak, yok bang beli eskrim empat con nya" ucap Hany sembari mengeluarkan puppy eyes nya.

"Kok banyak banget dek?" tanya Bgas sembari menyenyajarkan tingginya dengan Hany.

"Dua buat Hany, dua lagi buat kak Ana sama abang. Salah ya?" tanya Hany dengan raut sedihnya.

"Gak kok, yuk!"

"Yuk!!" dengan antusias ketiganya menuju kedai eskrim tak jauh dari sana, dengan Hany yang menautkan tangannya pada Bagas dan Fika.

"Tunggu sini, abang beli dulu"

"Ay ay captain!" sebelum pergi, Bagas mengusap gemas surai adiknya.

ANATHAN  || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang