How Are U?

6.7K 983 203
                                    

Hi everyone~~

Jisung menghampiri Chenle yang sedang rebahan sambil melahap choco roll dengan gaya seperti orang merokok

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jisung menghampiri Chenle yang sedang rebahan sambil melahap choco roll dengan gaya seperti orang merokok. Pemuda itu hanya melirik kedatangannya sebentar sebelum kembali berfokus dengan makanan favoritnya.

Tapi lama-lama risih juga, Chenle yang merasa terus diperhatikan lantas menoleh ke kiri, pandangannya pun beradu dengan Jisung. Entah kenapa jika dilihat-lihat tatapan Jisung berbeda dari biasanya. Beda bagaimana? Entah, pokoknya beda.

"Apa?" tanya Chenle setelah mereka berkontak mata selama kurang lebih sepuluh detik.

"Boleh kita bicara sebentar?"

"Tentu saja, boleh." Setelah mendapat izin dari Chenle, bukannya bicara Jisung malah memutuskan untuk diam sebentar sampai suara Chenle memecah keheningan. "Ngomong-ngomong, mau merokok?" katanya sambil menyedot choco roll lalu menghembuskan nafasnya lepas menuju udara.

Yang ditawari menggeleng, dia meraih nafas dalam-dalam sebelum memulai dialognya. "Menurutmu, apa seseorang berhak untuk hidup walaupun dia melakukan suatu kesalahan yang besar?"

Chenle sontak berhenti mengunyah setelah mendengar pertanyaan random yang keluar dari mulut Jisung, pria itu berdehem sebelum menjawab pertanyaan tersebut. "Tentu saja, berhak. Sebenarnya, aku tidak yakin dengan jawabanku-tapi aku memilih berhak karena;

Pertama, yang menentukan berhak atau tidaknya hidup seseorang itu adalah Tuhan dan yang seperti kau tahu Tuhan itu maha pengampun, penyayang, dan pengasih, Tuhan memukul rata semua umatnya tanpa memandang aibnya.

Kedua, jika tidak berhak dan orang itu masih dibiarkan hidup berarti dia masih diberi kesempatan oleh Tuhan untuk membereskan kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat.

Dan, terakhir, semuanya tercipta karena alasan, Jisung-ah, termasuk kesalahan yang terlanjur diperbuat belum tentu benar-benar suatu kesalahan, pasti ada alasan dibalik semua itu." Chenle meraih segelas air putih dinakas setelah merasa tenggorokannya sangat-sangat kering akibat bicara sepanjang dan selebar itu.

Yang tadi bertanya hanya diam tanpa menanggapi. Chenle yang barusan tersedak gara-gara meminum air karena terburu-buru lantas balik bertanya, "kenapa kau menanyakan hal itu?"

"Pertanyaan asal saja," jawabnya tidak sesuai dengan apa isi hatinya.

Chenle mengangguk samar sembari menutup toples yang isinya tinggal remahan. "Kalau begitu, boleh giliranku yang bertanya?"

7 Days | ChenJiWhere stories live. Discover now