F.16

8.5K 1.5K 147
                                    



Sorry for typo(s)








Tepat pukul lima sore, Jaemin baru sampai di rumah diikuti oleh Haechan sebagai bentuk tanggung jawabnya. Walaupun mendapat omelan Seohyun di sana, tetapi pada akhirnya berada di meja makan bersama.




Ucapan terima kasih juga didapat oleh Haechan di sana karena sudah membantu Jaemin saat terluka. Namun, hal yang tak disukai oleh si sulung Na ketika mendapat tatapan tak suka dari Jeno.




Dengan segala tuduhan, menuruti membolos oleh Jaemin itu salah.



"Donghyuck itu baik, Jeno. Sudah, lihat wajahmu merah. Kau butuh istirahat!" sergah Jaemin di sana.




Pusing mendengar ocehan kakak angkatnya tersebut, apalagi Haechan yang sudah geram sembari mengepalkan tangan. Ingin segera pulang, tetapi tidak pula bersedia meninggalkan sang adik lebih cepat. Rasanya, satu hari tadi masih belum terasa.




Sebuah derap langkah mengalihkan atensi mereka, Haechan bisa melihat dua sosok laki-laki di sana yang memasuki rumah. Salah satunya, ia sudah tahu yaitu Jaehyun — si sulung Jung.




"Ayo, Jeno. Istirahat supaya cepat sembuh dan kau bisa menjaga Jaemin lagi besok."




"Nah, betul kata Ibu. Sana!" sambung si bungsu seraya mencubit pelan pipi Jeno yang masih hangat.




Setelah kepergian Seohyun dan Jeno, atensi si sulung Na beralih pada dua laki-laki itu kembali kemudian memberikan salam membungkuk.




"Ayah!"




Manik Haechan membulat kala lengannya ditarik oleh Jaemin dan menggulung seragam untuk menunjukkan gelang kembar di sana. Pandangan si sulung kembali pada beliau yang menyunggingkan senyum lebarnya.




"Haechan, ya?"




"Y-ya?" sahutnya terkejut.




Begitupula Jaehyun yang tertawa kecil menatap secara bergantian kepada si kembar Na.





"Kalian kembar tidak identik. Tapi aku masih bisa menangkap kemiripan di antara kalian," ujar Jaehyun.




Senyum Jaemin mengembang sembari mengaitkan kedua lengannya dengan sang kakak membuat si sulung Jung tertawa melihatnya.




Manik Haechan menangkap pergerakan pria yang diketahui adalah Ayah yang selama ini merawat adiknya. Beliau memberikan senyum yang ramah kemudian berjalan mendekat untuk memeluk dirinya.




Si sulung Na membalas pelukan tersebut seraya memejamkan mata, sebagai balasan karena beliau telah menjaga Jaemin dengan baik.




"Te-terima kasih, sudah menjaga dan merawat adikku, Tuan."




Dipeluknya semakin erat Haechan di sana, setelahnya mereka beralih ke ruang tamu. Duduk saling menghadap dengan senyum ramah di antara mereka.




"Jaemin tidak pernah berhenti menceritakan betapa bahagianya kalian sudah bertemu, bahkan sudah memiliki daftar untuk kegiatan bermain."





Si kembar saling melempar pandang dan menyunggingkan senyum bersama, hal tersebut membuat Donghae di sana juga merasa bahagia. Tubuhnya sedikit condong ke depan menatap dua anak itu secara bergantian.




"Jaemin."




Pandangan anak itu beralih pada sang Ayah seraya menaikkan kedua alisnya, "Ya?"




Fratelli✓Where stories live. Discover now