F.17

8.7K 1.4K 180
                                    

Sorry for typo(s)







”Anak itu tinggal di keluarga Jung, Ayahnya bernama Donghae dan Ibunya Seohyun. Mereka memiliki dua anak lainnya, Jung Jaehyun dan Jung Jeno. Mereka juga dari keluarga publik figur seperti Anda, Tuan."





Penjelasan tersebut mampu mengubah hari Siwon, ia tidak tahu bagaimana menerima informasi sebanyak ini. Semua tampak masuk akal dengan kedatangan Donghae sampai ke sini, sahabatnya itu menghabiskan banyak biaya untuk mencari keberadaannya selama ini.




"Setelah kecelakaan itu, korban Na Jaemin kabur bersama kakaknya dengan keadaan terluka dan tidak berani menghubungi polisi. Saya hanya mampu memberikan informasi ini, Tuan."





"Ha-Haechan... Di mana Haechan?"





"Tidak ada nama itu dalam keluarga Jung, Tuan."






Maniknya terpejam bersamaan dengan air mata yang turun, Siwon menghela napas dengan tubuh yang bergemetar dan menutup panggilan mereka. Tangannya mengusap kasar wajah yang penuh dengan rambut halus dan memutih itu.





Kedua tangan itu mengepal, merutuki dirinya sendiri karena tidak memikirkan beberapa kemungkinan yang ada. Seharusnya kesedihan hampir sepuluh tahun lamanya tidak terjadi jika dirinya tak berlarut dalam kesedihan.





Siwon berbalik dan kembali memasuki kamar, ia melihat istrinya masih terduduk di atas ranjang. Kedua lengannya masih betah memeluk baju putra mereka, pria tersebut berjalan mendekat membuat sang pelayan berdiri memberikan ruang bagi pasangan tersebut.





Jemarinya mengusap pipi yang semakin tirus dan pucat dari Yoona, menyunggingkan senyum kecil sembari menggenggam tangan wanitanya dan menangis di sana.





Merasa bersalah atas sikapnya selama ini, mengabaikan orang-orang adalah langkah yang salah besar sampai tak menyadari kebenaran yang dibawa oleh sahabatnya.





Isakannya terhenti kala tangan yang digenggam tadi bergerak kemudian beralih menyentuh pipi Siwon, ia mendongak kecil dan mendapati Yoona tengah menunduk dengan tatapan heran. Senyum pria itu terukir, tangannya terangkat menyentuh jemari istrinya di sana, "Aku pergi dulu, ya?"





Manik Yoona mengerjap polos dengan wajah cemberut, ia menoleh ke jendela tanpa menjawab pertanyaan sang suami.






"Aku akan pulang cepat dan mengembalikan senyummu yang hilang."








***







Langkah sepatu yang saling bersahutan itu berbaur dengan hiruk pikuknya jalanan di pagi hari. Namun, mood dua anak itu berbeda satu sama lain. Dengan senyum lebarnya, Jaemin melangkah gembira sedangkan Jeno sesekali hanya menghela napas panjang dan menundukkan kepala.





Melihat ekspresi wajah kakak angkatnya, Jaemin mencoba untuk menghiburnya dengan bernyanyi pelan menggunakan suara aegyonya membuat Jeno meringis tetapi menyunggingkan senyum kecil.





"Sulit sekali membuatmu tersenyum," lirih Jaemin yang mulai berjalan lambat mengikuti kakak angkatnya.







Pemuda Jung itu menoleh dengan mata sipitnya, "Kau akan kembali pada orang tuamu?"





Keduanya serentak berhenti, Jaemin menoleh dengan mata mendelik. Namun, bibirnya menyunggingkan senyum kecil kemudian. Ia berjalan mendekat ke arah Jeno dan merangkul bahunya.





Fratelli✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang