Part 4

3.9K 340 85
                                    

"Senangnya dalam hati..."

"Kalau berpacar dua..."

Philipus asik bernyanyi diiringi oleh suara pukulan meja yang diduduki olehnya.

"Boro-boro punya dua, satu aja ditolak terus," celetuk Satrio.

"Eh, jangan salah," balas Philipus. "Kalau gue ditolak itu artinya usaha gue aja yang kurang keras," lanjutnya sok bijak dengan menepuk dada.

"Bukan kurang usaha tapi kurang ganteng." timpal Alder dengan santainya.

"Kalau ngomong suka bener," sahut Morgan mengajak Alder bertos ria.

"Pukul jangan?"

"Berani?" Alder mengangkat satu alisnya menantang.

"Ampun bos," balas Philipus mengangkat kedua tangannya di udara yang langsung ditertawakan oleh Satrio.

"Tapi tenang aja, Pus. Walaupun lo kurang ganteng tapi lo punya kelebihan," sahut Naufal yang bersandar pada dinding kelas.

"Kelebihan apaan?" tanya Philipus sembari mengangkat satu kakinya ke atas meja dan menatap penasaran ke arah Naufal.

"Kelebihan dosa," jawab Naufal tertawa puas.

"Golok mana golok!" teriak Philipus tak sabaran yang membuat tawa Naufal semakin nyaring.

"Daripada ngomongin kelebihan Philipus yang unfaedah ya, kan, mending kita ke kantin ngisi perut," saran Satrio. "Laper coy."

"Yoi, sekalian liat dedek gemes," timpal Naufal mesem-mesem.

"Gas gak nih?"

"Gaskeun...,"

"Bentar dulu," tahan Barka.

"Apaan?"

"Tunggu bel bunyi sekalian, tanggung," jawab Barka.

"Kirain tunggu kepastian dari Khansa," timpal Morgan tertawa lalu segera menghindar ketika sebuah sepatu melayang ke arahnya.

"Sialan!" umpat Barka.

Kringg...

"Alhamdulilah." ucap Satrio ketika mendengar bunyi bel yang sangat dinantikan itu.

"Skuy kantin!"

"Kalian duluan," ucap Alder kemudian berdiri dari bangkunya. "Gue ke markas dulu."

"Ngapain ke markas?" tanya Philipus melompat ringan turun dari meja.

"Ambil barang," jawab Alder seadanya. Cowok itu mengambil jaket dan ponselnya.

"Barang apaan?" Philipus kembali bertanya.

"Banyak tanya lo kek dora," sembur Satrio.

"Ya namanya kepo," balas Philipus. "Siapa tau kan si Bos nyimpan barang terlarang di markas," sambungnya ngawur.

Alder menatap Philipus dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Kemarin gue punya temen kepoan...," jeda beberapa detik sebelum Alder kembali melanjutkan kalimatnya. "Besoknya meninggal."

"Innalillahi."

***

"Lo mau kita ajak keliling sekolah dulu gak?" tanya Khansa sembari berdiri dari tempat duduknya dan menatap Ana. "Atau mau ke kantin dulu habis itu baru keliling?" sambungnya

"Ke kantin aja dulu, isi tenaga. Nah habis itu baru kita keliling," saran Falen.

"Ya udah ayo gass!"

AlderaksaWhere stories live. Discover now