Part 6

3.4K 284 53
                                    

"Ekhm...," Alder berdehem pelan untuk mencairkan suasana hening yang sedari tadi mengelilingi mereka.

Mengingat bagaimana tadi saat Alder menarik Ana untuk duduk bersamanya yang membuat Debora memberenggut kesal dan pergi meninggalkan kantin dengan perasaan malu.

Kepala Ana masih dipenuhi dengan kebingungan. Ia beralih menatap cowik yang bahkan tidak ia ketahui namanya itu. "Kenapa tad-".

Belum selesai bertanya, ucapannya sudah lebih dulu dipotong.

"Lo gak usah kegeeran. Gue tadi ngelakuin itu biar Debora gak gangguin gue terus," ucap Alder menjelaskan dengan gamblang membuat Ana menatapnya tak terima. "Siapa juga yang kegeeran?"

Alder mengendikkan bahunya cuek kemudian berdiri dan pergi meninggalkan Ana yang mengumpat di tempatnya.

"Ngeselin banget sih." Desis Ana dengan raut wajah kesalnya. "Dia temennya Abang?" Tanya Ana pada Naufal yang sudah duduk di sebelah kirinya.

Naufal mengangguk mengiyakan.

"Ana cantik jangan cemberut gitu mukanya. Ntar cantiknya hilang."

"Anjeng!" Satrio mengumpat ketika keningnya dipukul dengan keras membuat badannya nyaris tejungkang ke belakang.

Sedangkan Philipus si pelaku pemukulan meniup tangan yang tadi ia gunakan untuk memukul kening Satrio dengan santai. "Ada nyamuk."

"Wah ngajak berantem," Satrio yang tidak terima langsung berdiri menantang.

"Apa? Sini lo kalo berani!" Philipus pun tak mau kalah.

"Songong banget lo!"

"JANGAN TAHAN GUE MOR! JANGAN TAHAN GUE!"

Barka dan Morgan yang melihat tingkah keduanya itu pun menggelengkan kepala. "Setres!"

Tak lama kemudian, Alder kembali dengan membawa semangkuk bakso dan meletakkannya di depan Ana. "Makan!"

Ana mendongak untuk menatap Alder. "Gak usah Kak, makasih. Aku udah punya makanan sendiri,"  lalu Ana berdiri untuk kembali ke mejanya bersama teman-temannya yang lain namun ditahan oleh Alder.

Ana semakin heran ketika cowok itu berjalan menuju meja yang ditempati ketiga teman ceweknya dan mengambil jatah soto ayam miliknya lalu duduk di kursi tepat di samping Ana.

"Lo makan baksonya!" ucap Alder malah seperti sebuah perintah. "Biar soto nya gue yang makan."

Ana menggekeng cepat. "Tapi itu udah dingin, Kak. Gak usah dimakan, pesen aja yang baru,"

Alder menggeleng. Ia menyuapkan satu sendok soto ke dalam mulutnya.

"Ini kita gak dipesenin bakso juga, bos?" sahut Satrio. "Masa Ana doang," lanjutnya yang dibalas sebuah tatapan tajam menusuk oleh Alder.

"Oke santuy. Punya tangan, punya kaki, gue bisa pesen sendiri. Tenang," ucap Satrio langsung berdiri dari duduknya.

"Yaudah sono lu pesenin kita makanan!" Suruh Naufal.

"Yeuh, pesennya mah gampang. Duitnya mana, duit?" balas Satrio.

"Noh duit lo petikin dari atas pohon," ucap Naufal ngasal.

"Goblok dipelihara!" balas Satrio geram.

"Yang penting bukan pelihara jin."

"Tenang aja hari ini kita ditraktir," timpal Barka. "Iya gak, Al?" senggolnya.

"Hm...," gumam Alder yang langsung mendapati sorakan riang dari para temannya. Satrio pun dengan segera memesan makanan untuknya dan temannya yang lain sebelum Alder berubah pikiran.

AlderaksaTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon