0.4 Goodbye

541 60 3
                                    

Even if we always know that a goodbye will be coming,we are never prepared ourselves for how it feels"
-Anonym-

*****

"Udahlah capek, katanya cuma mau naik beberapa wahana aja. Tapi kita hampir naik semuanya Zev," protes Viona yang kelelahan karena Zevan sedari tadi mengajaknya menaiki semua wahana yang mereka lihat.

"Baru segitu udah capek. Ya udah tunggu disini biar aku beliin minum," pamit Zevan sebelum pergi berlalu untuk membeli minuman.

Sepeninggalan Zevan,Viona memilih mengamati langit sore yang mulai berubah warna menjadi jingga, tidak pernah terpikir oleh Viona jika akhirnya dia bisa mengunjungi tempat seperti ini dengan orang lain selain Gema.

Lagi dan lagi Gema masih saja mengisi pikiran Viona, apakah semua orang juga harus merasakan seperti ini saat mereka harus melupakan orang yang pernah mereka sayangi.

Viona mengedarkan pandangannya, menatap sekelilingnya yang penuh dengan beratus-ratus pasang mata. Netra Viona terhenti pada dua sosok yang tak asing menurutnya. Bagaimana bisa asing jika sosok yang kini diamatinya adalah orang yang baru saja dia pikirkan.

Viona ingin bersembunyi sekarang, dia tidak ingin dua sejoli itu menangkap kehadirannya disini. Namun, sepertinya keberuntungan memang sedang tidak berpihak kepada Viona hari ini, karena sekarang Anya sudah menangkap basah sosoknya. Bahkan sekarang Gema dan Anya sedang berjalan menuju kearahnya.

"Kak Viona disini juga ?" Tanya Anya.

"Iya," jawab Viona singkat.

"Wah pas banget bisa barengan," ucap Anya.

"Iya," lagi-lagi cuma itu yang bisa Viona katakan.

"Sama siapa Vi?" Kini giliran Gema yang bersuara.

"Sama Zevan," jawab Viona.

"Terus kemana Zevannya?" tanya Gema sekali lagi.

"Lagi beli minum," jawab Viona.

"Loh kalian, disini juga," ucap Zevan yang baru saja tiba.

"Iya kak. Pas banget bisa barengan," ucap Anya.

"Kita duluan ya Vi," ucap Gema berpamitan.

Entah kenapa Gema kurang nyaman dengan fakta jika Viona sedang berada di Taman Hiburan bersama Zevan.

Viona tidak menyahuti ucapan Gema dia hanya membalasnya dengan senyuman singkat.

"Minum dulu Vi pasti haus," ucap Zevan sambil menyodorkan satu botol air mineral yang sudah dibukannya untuk Viona.

"Makasih," ucap Viona sambil tersenyum tipis.

"Satu wahana lagi ya Vi?" tawar Zevan.

"Satu lagi ? Kamu ga capek? Kamu aja yang naik aku ga mau," tolak Viona.

"Kalau kesini gak naik Bianglala namanya belum kesini, lagian cuma duduk ya. Aku pengen ambil foto dari atas pasti bagus," ucap Zevan memohon.

"Janji ya abis itu ga naik wahana lagi," ucap Viona malas.

"Iya janji," ucap Zevan sambil menampilkan senyum peosodentnya.

Viona tidak habis pikir dengan Zevan, apa karena dia seorang pria jadi tenanganya sangat kuat sampai tidak merasa lelah setelah menaiki banyak wahana.

Viona sangat menikmati pemandangan langit senja dari atas puncak Bianglala, tanpa sadar sebuah senyuman tercetak di bibir tipis Viona

Cekrekk

CongratulationsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang