1.8 Destiny

970 56 8
                                    

"Kau menangis lagi ketika kubilang jangan,

Tolong dengarkan aku, air mata yang merebak.

Jantung yang lemah, hati yang terluka.

Aku benar-benar tidak ingin menangis"

-Davichi/cry again-

*****

Verona, 14 Februari 2025

Hembusan angin musim semi menerbangkan surai hitam milik Viona, gadis itu menarik dalam nafasnya. Sebuah semyuman terbit dibibir tipisnya, pikirannya melambung jauh kepada ingatan beberapa tahun lalu. Tahun dimana Viona merasakan hatinya hancur karena mencintai seseorang, tahun dimana Viona bertingkah seperti gadis bodoh karena pernah begitu memuja seseorang yang bahkan hatinya tak pernah sekalipun Viona miliki.

Genap sudah lima tahun Viona meninggalkan Indonesia dan memilih tinggal di negara lahirnya kisah romantis Romeo dan Juliet. Viona memilih pergi meninggalkan semua tentang Zevan dan kenangannya. Katakanlah Viona pengecut tapi itu memang yang terbaik untuk semua. Lima tahun mungkin waktu yang lama, tapi terasa sebentar jika di gunakan untuk melupakan. Sekeras apapun Viona melupakannya nyatanya ingatan tentang Zevan selalu hadir lagi dan lagi, seolah seperti Boomerang semakin kencang Viona melempar ingatan itu semakin cepat kenangan itu kembali padanya.

Viona yang sekarang tentu berbeda dengan dirinya lima tahun yang lalu. Dia sudah tumbuh menjadi wanita dewasa yang lebih siap untuk mengahdapi setiap masalah yang menerpanya. Dia bukan lagi gadis SMA yang akan meraung tangis saat putus cinta.

"Rindu rumah?" tanya seorang pria yang sekarang duduk di sebelah Viona.

"Saat semua hal sudah kubawa kemari, tempat itu tak layak lagi di sebut rumah," ucap Viona masih setia menatap hamparan bunga Anyelir di depannya.

"Kamu yakin sudah membawa semuanya. Bukankah kau meninggalkan sesuatu yang berharga disana," ucap sang pria menimpali.

"Tidak ada," jawab Viona sambil tersenyum hambar.

"Kamu meninggalkan hatimu disana Viona," ucap sang pria dengan santainya.

"Aku tidak meninggalkan hatiku Gem. Aku hanya meninggalkan kenanganku disana," ucap Viona sambil menunduk pasrah.

"Kamu yakin tidak ingin menemuinya untuk terakhir kali Vi?" tanya Gema memandang iba wanita yang pernah singgah di hatinya itu.

"Aku tidak bisa menemuinya Gem, jika aku menemuinya maka aku akan menghancurkan semuanya. Ini sudah yang terbaik untuk kami bertiga, lagi pula jika aku menemuinya lagi aku harus menemuinya sebagai apa? Hubungan kami tidak baik setelah aku memilih meninggalkannya," ucap Viona yang lagi-lagi merasa nyeri pada hatinya jika harus mengingat tentang Zevan.

"Menemuinya sebagai teman lama Vi. Dia akan menikah satu bulan lagi," Ucap Gema sambil menyerahkan sebuah undangan pada Viona, setelahnya laki-laki itu pergi berlalu meninggalkan Viona karena dia tau setelah ini Viona akan perlu waktu untuk menenangkan dirinya.

Viona menatap sendu undangan berwarna biru pastel yang ada digenggamanya, matanya mengeja pelan tulisan dua nama yang ada disana.

Nabil Bintang Zevandra & Giseline Aurora.

Viona tersenyum miris kepada dirinya sendiri, dia tidak mengerti kenapa dia bisa menjadi sebodoh ini setelah menjatuhkan hatinya kepada Zevan. Sampai sekarangpun Viona harus berusaha sangat keras untuk melupakan Zevan, tapi laki-lakinya itu justru sudah akan memulai hidup barunya.

CongratulationsWhere stories live. Discover now