1.6 Only You

456 50 0
                                    

"Lucunya langkah kakiku masih menujumu, saat kau sudah tak lagi mau jadi tujuangku"

*****

Sejak pagi SMA terlihat sangat sibuk dengan banyak orang yang tengah mempersiapkan diri untuk menikmati Pekan Seni tahunan SMA Garuda.

Viona sekarang sedang mempersiapkan dirinya di backstage untuk menunggu gilirannya tampil. Viona merasa sedikit gugup, ini kali pertamanya kembali tampil di atas panggung.

"Rileks dong Vi. Jangan tegang nanti lupa lirik lagi pas di atas panggung," ucap Gema mencoba untuk membuat Viona lebih tenang

"Aku gugup banget Gem. Udah lama gak naik panggung tau," jawab Viona sembari mencebikan bibirnya.

"Kamu gak sendirian Vi. Inget aku selalu ada di samping kamu,"

"Makasih ya Gem. Makasih karena selalu ada di samping aku apapun kondisinya," ucap Viona tulus.

"Karena itu emang gunanya teman Vi,"

*****

Viona sudah duduk manis di atas panggung dengan gitar di pangkuannya, tak lupa Gema yang menemaninya bermain piano di belakang. Viona mengedarkan padangannya kesuluruh penjuru seolah sedang mencari seorang. Manik hitamnya baru berhenti bergerak saat melihat sosok yang sejak tadi di carinya. Viona tersenyum tulus sebelum memulai petikan gitarnya.

"Kau datang tatkala sinar senjaku telah redup,

Dan pamit ketika purnamaku belum seutuhnya,"

Suara lembut Viona mengalihkan semua atensi orang yang ada disana tak terkecuali Zevan yang tertegun saat mendengar lagu yang dinyanyikan oleh Viona.

"Kau yang singgah tapi tak sungguh, kau yang singgah tapi tak sungguh,"

Zevan terhanyut dalam setiap bait lirik yang Viona nyanyikan. Seolah lagu yang dibawakan gadis itu menggambarkan semua perasaan yang ingin Viona utarakan.

"Ku kira kau rumah, nyatanya kau cuma aku sewa.

Dari tubuh seorang perempuan yang memintamu untuk pulang,"

Viona merasa bagian hatinya terasa nyeri setiap kali bibirnya menyanyikan bait demi bait lagu yang dia nyanyikan. Viona sengaja memilih lagu ini untuk benar-benar mengakhiri harapan yang tidak seharusnya ada kepada Zevan.

"Kau bukan rumah,

Kau bukan rumah,

Kau bukan rumah,

Kau bukan rumah,

Tepat saat bait terakhir Viona nyanyikan, pandangannya bertemu dengan netra coklat hazel milik Zevan. Saat itu juga Viona mengembangkan senyumnya, seolah ingin mengatakan pada Zevan jika dia sudah benar-benar ikhlas melepas Zevan dan semua kenangan tentangnya.

Viona sudah benar-benar berhenti dengan segala hal yang tentang Zevan. Viona merelakan semuanya. Viona sudah berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia akan melangkah maju dengan atau tanpa Zevan lagi disisinya.

*****

Waktu sudah menunjujkan pukul 19:30 dan hanya tinggal satu penampilan terakhir yang dikatakan sebagai penampilan spesial dari seseorang yang ingin mengungkapkan perasaanya pada orang spesialnya. Semua orang tentu sangat menanti acara pamungkas ini, mereka penasaran siapa orang yang memilki keberanian sebesar itu untuk mengakui perasaannya di depan orang banyak.

Viona sedang duduk di kursi paling depan, disampingnya ada Yola dan Gema yang memang selalu menemaninya setelah berakhirnya hubungan Viona dan Zevan.

Deting suara piano mengalihkan atensi semua orang. Tirai di panggung masih tertutup tapi suara alunan musik mulai terdengar.

Same bed but it feels just a little bit biger now

Our song on the radio but it don't sound the same

When our friends talk about you, all it does just tear me down

'Cause my heart breaks a little when I hear your name,

Tirai terbuka bersama dengan bait demi bait lirik di nyanyikan. Viona tertegun saat melihat sosok Zevan menyanyikan lagu When I Was Your Man milik Bruno Mars, lagu yang menceritakan tentang penyesalan seorang pria.

It all just sound like ooh, ooh, ooh, ooh

Mm, to young to dumb to relize

That I should have bought you flower

And held your hand

Should have gave you all my hours

When I have the chance

Take you to every party 'cause all you wanted to do was dance

Pandangan Zevan tidak sedikitpun beralih dari Viona, seolah Zevan ingin semua orang tau jika lagu ini dia persembahkan untuk Viona. Zevan ingin Viona tau seberapa besar penyesalan yang dia tanggung setelah berakhirnya hubungan mereka.

Now baby dancing

But she dancing with another man

My pride, my ego, my needs, and my selfish ways

'cause the girl strong woman like you to walk out my life

Now I never, never get to cleane up the mess I made, oh

And it haunts me every time I close my eyes.

Tanpa disadari mata Viona mulai mengembun mendengar seberapa dalam makna yang lagu yang Zevan sampaikan. Viona tau Zevan menyesal, tapi sebesar apapun penyesalan Zevan sekarang tidak akan bisa merubah apapun. Zevan sudah terlambat, kisah Viona dan Zevan sudah sampai di bab terakhirnya. Dan apapun yang Zevan lakukan sekarang tidak akan merubah apapun yang sudah Viona tetapkan.

Mungkin rasa cinta Viona pada Zevan belum sepenuhnya hilang, tapi lagi-lagi Viona yang sekarang lebih mementingkan kebahagiannya. Dan bersama Zevan bukanlah sesuatu yang bisa menjadi penyumbang bahagia untuk dirinya.

*****

To Be Continue...

With Love,

-Cana Lily-

CongratulationsWhere stories live. Discover now