13. Little Gift

1.1K 150 45
                                    

Langit tampak cerah tanpa awan. Gadis bersurai [hair color] duduk termenung di sisi engawa rumahnya sambil bersandar pada dinding. Ini bukan hal yang biasa. Biasanya, ia lebih suka termenung sambil berbaring di kamarnya yang gelap.

Tapi entah karena apa, hari ini ia ingin menikmati cuaca yang sedang cerah―meski dengan sekedar duduk di luar rumahnya. Menikmati dersik berhembus, membuat furin yang ia pasang di beberapa tempat mengeluarkan denting manis yang menenangkan.

Angin 'ya..?

Ya, angin yang lembut itu membuatnya teringat pada pemuda bersurai salju yang ia campakkan―jika itu adalah kata yang tepat―beberapa waktu lalu. Bukannya ia tidak terikat rindu pada pemuda itu, ia hanya tidak bisa berada di sisi seseorang yang bukan miliknya.

Jauh di lubuk hatinya, perasaan rindu itu selalu menenggelamkannya. Lagipula ia adalah satu-satunya alasannya bergabung dengan kisatsutai. Ia pikir, dengan mendapatkan pangkat yang sama dengan pemuda itu, ia akan bisa melihatnya lagi. Ya, memang bisa―dan pada awalnya, ia pikir itu lebih dari cukup.

Tapi ternyata tidak.

Napas dihela pelan guna meringankan beban di hati. Bongkah [eye color]nya menyorot sendu pada hamparan bunga [fav flower], juga pada mawar-mawar putih yang ikut meramaikan halaman rumahnya.

Putih... warna yang begitu bersih tanpa noda. Juga lambang dari kemurnian. Pada bunga, mawar putih diartikan sebagai simbol cinta sejati. Bagi [name], putih itu mengingatkannya pada pilar angin.

Kelopak mata itu turun tiga perempat bagian menutupi sepasang [eye color]. Sudah ia duga, menghabiskan waktu di kamar sambil berbaring adalah pilihan terbaik. Dunia luar selalu memiliki cara membuat dirinya teringat pada pemuda itu.

Sebuah panggilan dengan nada ceria menghentikan lamunan Si Gadis. Kepala berhelai [hair color] itu menoleh kearah sumber suara. Seorang gadis dengan helai sewarna bunga sakura bergradasi hijau tengah berlari kearahnya sambil melambaikan tangannya.

Juga, memanggil-manggil namanya. Tempo lari-nya membuat tiga kepang besar gadis itu berayun kesana-kemari―dan, jangan lupakan seragamnya yang terbuka di bagian dada, mengekspos benda itu yang ikut bergerak karena lari-nya.

Ringisan tergurat sebagai tanda seberapa ngilu-nya gadis itu.-memangnya dada-nya tidak sakit 'ya saat berlari..?

"[Name]-chaaannn!! Sedang apa?" Pilar cinta mendudukkan diri di samping [name].

"...tidak ada. Hanya menikmati cuaca cerah,..Kanroji-san..?" Nada yang menunjukkan segurat bingung terlontar saat marga itu disebut. Sebab, nama itu hanya terucap sekilas saat rapat Hashira.

"Ah iya, aku belum memperkenalkan diri. Kanroji Mitsuri, salam kenal!!" Keceriaan terpatri jelas di wajah gadis itu, ia mengulurkan tangannya pada [name]. Maniknya bergumul dengan binar kepolosan tanpa noda.

"[Full name], salam kenal..." gadis itu menjabat tangan Mitsuri lalu bangkit dari tempatnya.

"Cuacanya hari ini sedang bagus!" Lontaran nada Mitsuri terdengar ceria. Selalu. Kepala diangguk singkat oleh Si Lawan Bicara.

"Karena Kanroji-san sudah jauh-jauh kesini, aku akan siapkan camilan. Tunggu sebentar 'ya..!"

"E-eh, tunggu dulu!" Perkataan Mitsuri membuatnya menghentikan langkah. Bongkah [eye color] itu menatap lamat pada Mitsuri menanti jawaban.

"Aku kesini karena ingin mengajakmu ke rumahku. Aku baru memasak honeycomb toffee dan aku ingin kau mencicipinya!!"

Alis itu menekuk halus. "..honeycomb toffee?"

Nostalgia (Sanemi x Reader)Where stories live. Discover now