#29 [Tak Perlu Khawatir]

272 43 39
                                    

"Benar nih? Kau tak keberatan kalau aku menyentuhmu?."

"Maksud Tuan?."

Jimin langsung tertawa geli.
"Aduhh... kau ini benar-benar polos ya."

"???"

Jimin mendekat ke arah Haewon hingga jarak sekitar 15 cm. Spontan hal itu membuat Haewon membulatkan matanya tegang.

"Bagaimana kalau ada orang jahat yang mengambil kesempatan dan memanfaatkan kepolosanmu ini, hm?."

Haewon masih terdiam dengan penuh tanya.

"Jangan memasang ekspresi seperti itu. Kau membuatku semakin ingin melahapmu."-Jimin mulai tersenyum menggoda.

"Kenapa Tuan ingin melahapku? Aku kan bukan makanan."

Jimin melebarkan senyumnya dan menatap Haewon semakin lekat.
"Karena kau terlihat seperti rusa yang begitu lezat."

"Hah? Aku seperti rusa?."

"Ya, rusa yang cantik. Ibaratnya sekarang dia tengah meminum air di danau. Tapi sayangnya ia lugu dan kurang waspada, sampai tidak sadar kalau ada seekor buaya yang tengah mengincarnya dari dalam danau tersebut."

Haewon kembali mengernyit penuh kebingungan.
"Mmm maksud Tuan bagaimana?."

Jimin langsung menjauhi wajah Haewon sembari terus tersenyum ke arah gadis itu.
"Kau bahkan tak paham perumpamaan."

"?????"
.
.
"Jim, berhentilah menggodanya!."-Seru Jungkook yang datang tiba-tiba.

"Ah, Tuan Jungkook."-Haewon langsung membungkuk penuh hormat.

"Siapa yang sedang menggodanya?."-Tanya Jimin dengan tampang tidak berdosa.

"Kau pikir aku tak lihat saat kau mendekatkan wajahmu padanya sembari senyum-senyum tadi?! Jangan berbuat begitu!."

"Kenapa? Tidak terima? Yang kudekatinya saja tidak apa-apa tuh."

"Ah, mohon maaf sebelumnya. Tapi Tuan Jimin memang tidak menggodaku kok. Justru dia baik dan ingin membantuku, Tuan."-Timpal Haewon.

Jungkook akhirnya menoleh ke arah Haewon. Ia terkejut kala melihat wajah gadis itu. Tidak, bukan karena Haewon sangat cantik tapi...
'Dia... bagaimana mungkin?!?'

"Nah, kau dengar sendiri kan? Dan kebetulan karena kau sudah di sini, jadi aku akan langsung bicara."

Jungkook kembali menatap ke arah Jimin.
"Bicara soal apa?."

"Aku ingin mengambil Haewon untuk jadi pelayan pribadiku."

!!!

"Apa-apaan kau?! Dia saja baru bekerja di sini."

"Tapi Haewon ini masih 18 tahun lho. Kau ingin memperkerjakan gadis di bawah umur sebagai pelayan begini? Kalau dia jadi pelayan pribadiku, aku takkan membiarkannya bekerja terlalu keras. Paling cuma melayani kebutuhanku, itu juga tidak banyak. Sebagai gantinya, aku akan membiayai makan dan sekolahnya hitung-hitung sebagai gaji."-Jelas Jimin.

"Jadi kau anak SMA?."-Tanya Jungkook sembari menatap Haewon datar.

"Iya, Tuan. Kalau bekerja dengan Tuan Jimin, mungkin aku bisa memiliki waktu luang lebih banyak dan lebih santai untuk sekolah. Mau libur ataupun tidak, aku tak perlu lagi cari kerja sambilan untuk cari uang tambahan. Kurasa pekerjaan tetap sebagai pelayan Tuan Jimin saja sudah cukup. Karena dengan ini, aku juga tak perlu memusingkan biaya karena ada Tuan Jimin."

"Nah, kau dengar itu kan, Jungkook? Tidak ada alasan untuk menolak permintaanku kan? Mulai hari ini aku akan menjadikannya sebagai pelayan pribadiku dan otomatis membawanya pulang bersamaku."

SIRENA 2✔Where stories live. Discover now