03: Searching

1.8K 311 8
                                    

Kejadian malam kemarin masih tidak bisa dilupakan begitu saja oleh Jeffri. Setelah HiVi tampil, tahu-tahu ia ditelpon oleh ibunya-disuruh pulang. Mood Jeffri berantakan setelah itu. Di dalam mobil sepulang JGTC ia merungut terus-terusan, tapi mengingat kembali Rosie membuat rungutannya hilang menjadi senyuman.

"Benar-benar cewek penghipnotis," batinnya.

Paginya, setelah bangun dari tidur Jeffri langsung buru-buru membuka Instagram dan mencari akun Instagram cewek penghipnotis itu. Sudah berapa lama ia mencari, namun tak kunjung ketemu. Ia pun mulai frustasi.

"Kenapa gue nggak tanya dia anak mana ya? Kenapa cuma namanya doang?!"

Jeffri mengacak-acak rambut tebalnya dengan gusar, dan mulai membuka ruang chat Jeka. Tapi ia teringat kembali dengan omongannya tadi malam, kalau ia tak butuh bantuan Jeka.

"Arggghhh!!!" racau Jeffri. Benar-benar baru kali ini Jeffri merasakan ketidaksabaran yang memuncak—hanya karena Rosie. "Tadi malem kenapa gue sok-sokan bilang kaya gitu sih??"

"Namanya Roseanne kan..." gumam Jeffri sambil mengetik Roseanne di kolom pencarian Instagram. Namun tetap saja hasilnya nihil. Dari tadi ia hanya meracau kesal karena tidak kunjung menemukan akun Instagram yang tengah dicarinya. Tau-tau ia teringat sesuatu.

"Oh iya, Rosie..." ia mulai mengetikkan Rosie di kolom pencarian, dan muncullah satu akun dengan username @roschie.

Jeffri senang bukan main, ia langsung buru-buru memencet tombol follow tanpa berpikir panjang terlebih dahulu. Menyadari hal cerobohnya tersebut, ia langsung meng-unfollow kembali dan menepuk kepalanya dengan keras.

"Bego lo, Jef. Bego! Jangan keliatan straightforward gitu apa..." gumamnya.

"Apanya yang bego, kak?"

Tiba-tiba adik perempuan Jeffri muncul dari belakang pintu kamarnya, terlihat membawa gelas berisikan kopi. Jeffri terperangah menyadari adiknya tiba-tiba datang ke kamarnya, "Nggak kok nggak."

Adiknya tampak memasang tampang curiga sembari menaruh kopi tersebut di nakas, menatap Jeffri dalam-dalam, dan memicingkan mata.

"Kakak nggak mabok-mabokan, kan?"

Jeffri kaget dengan pertanyaan adiknya itu, ia langsung menepuk pelan pipi adiknya, "Ngawur kamu. Yakali kakak mabok-mabokan."

Adiknya tertawa, "Kan kakak kemarin pulangnya malem banget."

"Itu kan kakak abis nonton acara musik di kampus, dek," Jeffri membela dirinya. Adiknya pun tertawa kembali, "Ah, aku jadi pengin nonton juga."

"Jangan cepet-cepet gede, Ca. Kakak masih pengen liat kamu pake seragam SD," ujar Jeffri. Adiknya—Alyssa—atau biasa dipanggil Ica-tersenyum, "Tahun depan aku udah kelas 6 loh! Jangan anggep aku kaya anak kecil lagi!"

Jeffri tertawa sambil mengacak pelan rambut adiknya, "Iya iya... udah sana mandi. Bau iler kamu tuh."

Ica memicingkan matanya kembali dan hidungnya mengendus-endus, ingin meledek kembali Jeffri, "Yang bau tuh kak Jef ya! Ih bau banget!" Ica pun meninggalkan kamar Jeffri dengan mendengus. Jeffri masih tersenyum melihat punggung adiknya yang sudah semakin besar.

Jeffri dan Ica berbeda 11 tahun-mesti perbedaan umur yang besar tidak membuat mereka berdua jauh. Jeffri sangat sayang dengan adiknya tersebut, hingga postingan Instagram-mulai dari feeds sampai snapgram rata-rata adalah foto atau video adiknya.

Jeffri melirik handphone-nya dan mulai tersadar kembali tujuan awalnya saat membuka handphone yang langsung menyajikan akun Instagram milik Rosie. Ia melihat kalender di handphonenya, 3 Desember 2018. Bulan depan sudah tahun 2019, dimana ia sudah memasuki semester mengurus skripsi. Kalau sampai bulan depan Jeffri belum ada pergerakan apapun, bisa-bisa ia wisuda tanpa status baru. Jeffri pun tidak tahu Rosie dari universitas apa, fakultas apa, dan bahkan dia angkatan berapa!

Chasing Roses (Reborn)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang