14: Good Luck

853 171 42
                                    

Early July, 2019

Awal Juli Rosie mendapat kabar bahwa Jeffri telah menyelesaikan skripsinya dan sedang dalam proses persetujuan tanggal sidang. Mendengar berita tersebut tentu membuat Rosie senang, walaupun itu artinya Jeffri selangkah lebih maju dibanding dirinya. Padahal yang ambis dari dulu Rosie, tapi yang selesai duluan Jeffri.

Yah, nggak apa-apa sih. Mungkin perkataan Jeffri di café waktu itu didengar Tuhan.

Kalau Rosie dia sudah berada pada bab akhir. Rosie masih pusing dengan segala statistik yang ia pakai untuk skripsinya. Berkali-kali ia bolak balik ke kampus hanya untuk bimbingan dengan dosen pembimbingnya.

Intensitas pertemuan Rosie dan Jeffri juga semakin sedikit semenjak ngedate di LP Shop dan outlet sport. Bahkan untuk sekedar chattingan juga hanya menanyakan kabar dan sudah sampai mana skripsi masing-masing. Rosie mematikan seluruh sosial medianya, begitupun Jeffri.

Dan sekarang, mereka tengah berada di IKEA karena Jeffri minta ditemani mencari rak penyimpanan untuk kamarnya. Rosie sebenarnya masih harus menyelesaikan skripsinya, tapi karena momennya tepat dimana Jeffri sudah menyelesaikan skripsi mengharuskan dia mengiyakan ajakan Jeffri.

"Yang bagus yang mana ya?" Jeffri memegang berbagai rak buku yang ada di depannya.

Rosie yang matanya tidak bisa lepas dari handphone pun menoleh, "Bagus semua."

Jeffri memperhatikan gadisnya yang terlihat kurang mood. "Lo kenapa Ci? Ada masalah?"

"Nggak kok, ayo jalan." Rosie menaruh handphone di tas selempangnya dan melingkarkan tangannya pada pergelangan tangan Jeffri dan berjalan seolah-olah tidak ada yang terjadi.

"Jef coba liat ada kasur bayi lucu banget!" Rosie menghambur ke bagian perabotan untuk anak-anak.

Jeffri mengambil boneka ular di dekatnya dan melingkarkan boneka tersebut di leher Rosie. Sontak, Rosie langsung menggeliat dan membuang boneka ular tersebut jauh-jauh.

"Jef ah! Gue kaget!" cibir Rosie cemberut. Jeffri hanya tertawa melihat Rosie yang cemberut marah, "Maaaaaff sayaaaanggg."

Cemberut di mulut Rosie berubah menjadi senyuman. "Hah apa tadi coba ulangin?"

"Nggak ada pengulangan." Jeffri menjulurkan lidahnya. Rosie menggerutu dan meninggalkan Jeffri dan berlari menuju tempat tidur yang ditata rapi beserta perabotan kamar yang lain.

"Haaaaaaaahhhhh!!!" Rosie mendesah sekalian mendaratkan badannya ke tempat tidur. Jeffri yang baru saja sampai langsung ikut-ikutan tiduran di sebelah Rosie.

Mereka berdua saling tatap dan tertawa.

"I want to spend my whole life with you," celetuk Rosie tanpa aba-aba.

Jeffri memandang Rosie dengan tatapan yang dalam, "So, what are we?"

Rosie bangun dari tidurnya dan duduk termenung. Jeffri masih dalam posisi tidurnya, memandangi punggung Rosie.

"Rosie," panggil Jeffri. Ia akhirnya bangun dari tidurnya dan meraih tangan Rosie. "Gue mau nanya sesuatu."

"Apa?" tanya Rosie masih tanpa ekspresi.

"Lo tau film 500 Days of Summer?" tanya Jeffri balik.

Rosie mengangguk. "Tau dong, gue nonton udah lama. Kayaknya itu juga film lama nggak sih? Gue nontonnya bareng kakak gue."

Mata mereka berdua saling bertemu.

"Emang kenapa?"

"Gue nggak tau filmnya kayak gimana," Jeffri mendekatkan jarak duduknya ke Rosie. "Temen gue waktu itu bilang kalo karakter film itu kayak kita berdua."

Chasing Roses (Reborn)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang