Chapter 1

13.8K 687 20
                                    

Iris Taylor menatap dirinya di depan cermin besar yang ada di kamar mandinya. Tanpa pakaian dia berdiri di sana dan menemukan betapa menyedihkan dirinya terlihat saat ini. Dengan seluruh tubuhnya yang hampir dipenuhi dengan bekas kemerahan. Dia seperti singa betina yang baru saja ditandai oleh sang pejantan. Dia bahkan ingin mengelupas kulitnya sendiri saat dia sadar apa yang sudah dia lakukan. Kesalahan seperti apa yang telah dirinya perbuat.

Malam tadi adalah pesta perusahaan suaminya. Dia harusnya berada dengan suaminya tapi apa yang terjadi hingga dia malah berakhir bersama dengan adik suaminya. Tidak banyak yang bisa dia ingat. Dia tidak suka keramaian dan memutuskan untuk memasuki satu kamar yang dipilihnya secara acak.

Hotel yang mereka pakai sebagai tempat pesta adalah hotel utama. Besar dan mewah. Iris tidak pernah berpikir kalau kebetulan semacam itu bisa menimpanya. Dia tidak pernah berpikir sejauh itu. Dia hanya lelah dan memutuskan beristirahat. Jadi mana dia tahu kalau di kamar itu dia malah akan semakin dibuat kelelahan.

Aldric. Dia tahu pria itu. Adik dari suaminya yang tidak pernah akur dengan seluruh keluarga. Aldric seolah memiliki kehidupannya sendiri. Dia cukup sukses dan merasa dia bisa membuat keluarganya melihat betapa bisanya dia hanya dengan berdiri seorang diri. Iris bahkan tidak pernah berinteraksi secara langsung dengan pria itu. Saling menyapa satu sama lain saja tidak.

Dengan kakaknya Al bahkan tidak pernah menyapa. Apalagi hanya orang seperti Iris. Mustahil sekali. Namun kini dia harus menerima kenyataannya. Pria itu menjajah tubuhnya tadi malam. Menjamahnya tanpa meninggalkan satu senti pun. Membuat Iris tidak berdaya dengan perlawanannya.

Iris telah meyakini dirinya kalau dia melawannya. Dia telah mencoba mengatakan pada dirinya kalau pria itu yang bersalah dan bukan dirinya. Tapi mau bagaimanapun dia tidak bisa mengabaikan segalanya. Dia menikmatinya. Dia menyentuh sama butuhnya dengan pria itu. Dia merasakan sama laparnya dengan pria itu. Juga kini dia bersalah semoga sama besarnya dengan pria itu.

Gadis itu berusaha menyugar rambut coklatnya. Dia berusaha mengatakan kalau segalanya tidak akan buruk. Semuanya akan baik-baik saja. Itu hanya sebuah kesalahan fatal juga tidak akan membuat Al mengubah segala hal di dalam dirinya.

Mereka akan tetap menjadi dua asing yang tidak saling menyapa. Lalu mereka akan berakhir dengan mengabaikan dan melupakan apa yang sudah terjadi.

Lebih hebatnya juga adalah Iris pergi dari kamar itu sebelum pria itu bangun. Dia tidak meninggalkan jejak apapun di sana. Hanya sebuah darah yang menandakan keperawanan. Hanya itu dan Al juga tidak mungkin mengambil DNA pada darah itu hanya untuk mencari tahu siapa perawan yang dia tiduri. Pastinya juga bukan kali pertama ini Al tidur dengan perawan jadi Iris hanya harus menguasai dirinya dan menyembunyikan segalanya sebisanya.

Ya. Segalanya akan baik-baik saja. Gadis itu terus menegaskan.

Suara ketukan di pintu membuat Iris terperanjat. Segera meraih handuk mandinya untuk menyembunyikan tubuhnya terutama di bagian atas payudaranya yang memiliki luka lebam paling buruk. Al menggigitnya beberapa kali di sana dengan penuh gairah. Menghisap bagian itu hingga membuat Iris berteriak dengan penuh nikmat. Mengingatnya saja membuat kewanitaan gadis itu berkedut dengan aneh. Dia mencoba mengabaikan semua itu.

Setelah merasa telah siap bertemu dengan siapapun pengetuk itu, Iris membuka pintunya. Dan melihat Kelvin di sana. Suaminya yang tampaknya juga baru sadar dari mabuknya. Tadi malam memang menjadi acara yang cukup memabukkan bagi semua orang. Kecuali Iris tentu saja.

Iris tidak bisa minum alkohol. Dia memiliki alergi jadi Kelvin selalu tidak membawanya ke acara pesta di mana dia menjadi tamu undangannya. Namun tadi malam Iris jelas tidak bisa menghindar untuk tidak datang. Semua keluarga datang untuk perayaan perusahaan. Hari ulang tahun yang ketiga puluhnya. Jadi Kelvin membawa istrinya dan menjaganya untuk tidak menyentuh minuman yang salah.

Saat melihat Iris begitu kelelahan, dia meminta Iris naik ke salah satu kamar. Untuk istrirahat.

"Aku mencarimu di semua kamar. Jadi kau di sini?" tanya Kelvin dengan desah leganya. Tampaknya Kelvin mencarinya dengan penuh kelelahan.

Iris tersenyum dengan anggukan. "Aku tidak terlalu nyaman di hotel jadi aku pulang."

"Siapa yang mengantar? Robert?"

Iris mencoba tidak terlihat gugup. Dia tidak bisa ketahuan berbohong sekarang. "Taksi."

"Tengah malam buta?" Kelvin terlihat tidak yakin.

"Sebenarnya aku sempat tidur di salah satu kamar. Aku terbangun pagi sekali dan mencari taksi untuk pulang. Maaf, aku membuatmu khawatir." Iris menunduk dengan rasa bersalahnya. Lebih merasa bersalah karena berbohong kepada Kelvin.

Kelvin menyentuh kepala itu dengan lembut. Memberikan senyum memaklumkan. "Tidak perlu meminta maaf, Iris. Kau tidak bersalah. Aku yang terlalu menekan tadi. Aku hanya terlalu khawatir. Kupikir kau bertemu dengan orang jahat dan terjadi hal yang buruk padamu. Itu ketakutan bodohku jadi akulah yang meminta maaf."

Iris memegang tangan suaminya. "Aku tahu kau khawatir. Aku memakluminya. Jadi kita lupakan saja. Apa semua orang sudah bangun?" tanya gadis itu. Berusaha menghindari sebuah percakapan yang akan menjurus ke malam tadi. Dia benar-benar ingin melupakan semua hal itu.

"Hampir semuanya. Aku ingin kau segera bersiap-siap. Ayah mengadakan acara sarapan di hotel. Kita berangkat satu jam lagi."

"Sarapan?" beo Iris dengan tidak sadar.

Kelvin mengerut. "Ya. Kenapa? Kau sudah sarapan?"

Mata gadis itu mengerjap. Segera menggeleng dan memberikan senyumannya dengan sempurna. Menambah kecantikannya yang cukup melegenda di kalangan teman dan orang sekitarnynya.

"Tidak. Aku hanya terkejut karena keluargamu akan mengadakan sarapan di luar rumah. Kau tahu sendiri segalanya sering berakhir buruk. Aku takut akan ada hal semacam itu nantinya."

Kelvin mengulum senyumannya. Tampak benar ada kekhawatiran di wajah cantik itu. "Kami semua akan menahan diri."

"Jangan membuat aku khawatir, Kelv."

Kelvin mengangguk dan segera memberikan ciuman di kepala gadis itu. Hal semacam itu kerap dia lakukan karena Iris lebih seperti adiknya dari pada istrinya.

"Bersiaplah." Kelvin kemudian meninggalkan Iris.

Gadis itu menghela nafasnya dengan perasaannya yang memburuk. Seperti akan ada hal buruk yang terjadi nanti. Dia ketakutan dan jika saja dia bisa menghindar dari sarapan bersama itu maka itu yang akan dia lakukan. Tapi jika dia tidak datang maka Kelvin yang akan dipertanyakan. Jadi pilihannya hanya harus datang.

Gadis itu segera mempersiapkan dirinya. Memberikan penampilan terbaiknya. Bukan untuk dilihat banyak orang melainkan untuk menutup dirinya sendiri dari pandangan banyak orang. Akan ada banyak mata yang melihatnya jadi dia tidak bisa keluar dengan tubuh penuh lebam. Dia harus menyembunyikan semua itu

Dia sangat beruntung karena Aldric memberikanya ciuman di bagian-bagian dalam pada tubuhnya. Di bagian yang bisa dia tutupi. Jadi segalanya telah menjadi sempurna sekarang. Dia bisa menutup yang lainnya dengan mudah. Terutama perasaannya.

***

Black Passion | Watson #1 ✓ TAMATحيث تعيش القصص. اكتشف الآن