Chapter 6

9.6K 617 17
                                    

Mereka masih berpegangan tangan saat keluar dari kamar bahkan saat berjalan di lorong tapi begitu masuk ke lift, Iris tidak kuat lagi. Dia yang tadi menggenggam tangan Kelvin dengan begitu erat segera melepaskannya. Membuat tubuhnya luruh ke lantai. Dia harusnya memang tidak menyerah. Belum saatnya. Masih banya drama yang akan mereka perankan. Hanya saja tenaganya hampir dikatakan terkuras habis sekarang.

Kelvin yang melihat gadis itu segera menghentikan lift tepat saat mereka akan sampai ke lantai lima. Dia tahu Iris membutuhkan lebih banyak waktu untuk menenangkan dirinya. Dan hadir dengan wajah keruh istrinya di depan awak media. Sungguh bukan hal yang baik.

"Kau tidak apa-apa?" Kelvin menyentuh rambut gadis itu yang dikuncir.

Iris mengangkat kepalanya. Dia tampak berkaca-kaca. Segera dia beranjak dan begitu saja memeluk Kelvin. Melingkarkan lengannya di leher pria itu dan mendekap dengan sangat kuat. Dia terlalu lelah berusaha menegarkan dirinya dan ini adalah salah satu batasannya. Terserah. Dia tidak peduli lagi Dia butuh tempat bersandar dan Kelvin menjadi yang tepat saat ini. Hanya pria ini yang bisa dia jadikan tempat pulang. Dia sudah tidak memiliki siapapun.

Kelvin sendiri hanya mengelus punggung rapuh itu dengan helaan nafasnya yang berat. Dia merasa begitu pandai melindungi gadis ini selama ini. Tapi bagaimana dengan mudah Aldric menariknya masuk ke perangkap yang akan membuat Iris menjadi korbannya.

"Tenang saja. Kita hadapi semuanya bersama. Kau dan aku akan keluar dari masalah ini."

Iris tidak tahan. Dia tidak ingin menyembunyikan semuanya dari Kelvin. Dia ingin Kelvin mendengar apa yang sebenarnya terjadi. Sayangnya dia tidak memiliki keberanian untuk memulai semuanya. Jika Kelvin akan menanyakannya maka dia akan mengatakannya. Dia akan membeberkan semuanya. Dia hanya butuh satu suara dari Kelvin. Hanya satu tanda tanya saja.

"Aku tidak peduli apa yang membuat kau berakhir di sana, Iris. Tidak perlu menjelaskan karena pada akhirnya aku tahu, Al sudah pasti mengincarmu. Dia tahu kelemahanku dan dia kini mendapatkannya. Jadi aku percaya padamu dan kita akan hadapi semuanya bersama. Ya?"

Dan hancurlah Iris mendengarnya. Dia tidak mendapatkan apa yang dia harapkan. Dia tidak bisa mengatakannya pada Kelvin jika memang Kelvin telah memutuskannya seperti itu. Tidak ada cara untuk membuat luka lain ada. Kelvin telah membuat keputusan final. Jadi Iris hanya akan menghadapi apa yang ada di depan matanya.

"Kau hanya harus berdiri di belakangku, Iris. Akan aku selesaikan semuanya demi dirimu."

Iris melepaskan pelukannya. Dia memandang pada Kelvin. "Bagaimana kalau kau kehilangan semuanya demi aku, Kelv?"

Kelvin mengusap basah pada pipi itu. "Kau sepertinya harus mengulangi dandananmu."

Iris melepaskan tangan itu dari wajahnya. "Ini bukan saatnya memikirkan hal itu, Kelv. Masa depanmu sedang terancam dan aku tidak ingin itu terjadi. Kita harus menghentikan Aldric. Bagaimana pun caranya."

"Tidak ada yang bisa menghentikannya, Iris. Kau tahu dia seperti apa. Jadi aku hanya harus menghadapinya. Katakan seperti yang aku katakan tadi jangan mengubahnya maka ayah pastinya tidak akan termakan apa yang dikatakannya. Mungkin media akan mulai berbicara hal buruk tentangmu. Tapi hanya beberapa saat. Kau hanya harus menahannya dan kita akan keluar dari semua ini."

"Aku akan memohon padanya. Bisakah kulakukan itu?"

"Tidak!" seru Kelvin dengan nada lebih tinggi. Tegas dan tidak terbantahkan.

Iris berusaha berkata kalau itu yang terbaik untuk dilakukan. Itu adalah jalan mereka untuk saling melindungi. Aldric adalah kuncinya jadi Iris harus bertindak karena dia yang menyebabkan semua ini terjadi jadi dia yang harus menyelesaikannya.

Black Passion | Watson #1 ✓ TAMATWhere stories live. Discover now