1| lima sahabat

590 74 2
                                    

"Okay. Truth or dare?" Tanya cewek berambut pendek, Nara.

"Of course truth." Jawab Prilla, cewek berlesung pipi dengan rambut panjang sepinggang.

"Ah cemen, masa truth terus daritadi." Protes Jihan. Dia mengucapkannya tanpa menoleh sedikitpun karena hanya berfokus pada handphone yang ia pegang.

"Ih yaudah, dare!" Prilla yang tidak terima dibilang cemen pun mendengus.

"Teresa yang kasih dare." Ucap Nara sambil melirik ke arah Teresa. Teresa melotot kaget mendengarnya.

"Kok aku?" Tanya Teresa heran.

"Lo ikutan main kan?" Tanya Nara menaikkan sebelah alisnya.

Teresa mengangguk.

Tiba-tiba terdengar sahutan, "Bosen nih gak seru mainnya." Sahut cewek imut yang sedang mengunyah permen karet, Carly.

"Iyanih," Nara melipat kedua tangannya di dada.

Mereka berlima sedang berada di dalam sebuah kafe. Duduk mengelilingi meja yang berada di pojok kafe. Meja tersebut penuh dengan gelas minuman dan beberapa permainan. Ada kartu uno dan uno stacko yang baloknya berantakan diatas meja.

"Han lo sibuk liat hape terus ngapain sih?!" Tegur Carly karena melihat Jihan sedari tadi tidak melepaskan pandangan matanya dari layar handphone miliknya.

"Ini lagi scroll tiktok, seru banget." Jawab Jihan sambil tetap fokus kepada layar handphonenya.

Nara memutar bola matanya malas melihat kelakuan temannya satu itu.

"Gimana kalo kita nyalon aja? Atau nonton movie gitu di bioskop." Ucap Prilla menyarankan.

"Bo-boleh." Teresa mengangguk menyetujui saran
Prilla.

"Gak seru." Sahut Nara ketus. Tak heran sih, diantara keempat temannya yang lain, Nara paling menyukai tantangan. Ia tidak akan melakukan sesuatu yang menurutnya akan berakhir membosankan.

"AH GUE PUNYA IDE!" Tiba-tiba Jihan berteriak. Membuat beberapa orang langsung melihat ke arah mereka. Jihan yang sadar dirinya menjadi pusat perhatian langsung tersenyum kikuk.

"Gimana kalo kita ke sekolah?" Ucap Jihan bersemangat.

Namun keempat temannya malah mengerutkan dahinya heran mendengar ucapan Jihan.

"Ngapain kesitu?" Tanya Nara.

"Kalian inget gak sih, dulu pernah ada yang ke lantai tiga sekolah terus direkam?" Ucap Jihan. Dia terlihat sangat bersemangat mengucapkannya.

"Yang dipost di youtube?" Tanya Carly.

Jihan mengangguk setuju.

"Terus apa hubungannya?" Prilla ikutan bertanya.

"Ayok buat konten gitu, post di tiktok! Gue yakin deh pasti masuk fyp!" Seru Jihan.

"Konten apa?" Tanya Nara.

"Konten horror!! Jadi kita masuk ke situ terus ngerekam kaya kakel itu, nanti post di tiktok! Gue yakin bakal rame banget." Kata Jihan menjelaskan.

"Lo pada nyari yang seru-seru kan? Itu seruu!!" Lanjutnya.

"Gak! Gak mauuu." Prilla dengan cepat menolaknya. Prilla memang sangat anti dengan hal yang berbau horror.

"Wait, ke sekolah doang kan?" Tanya Nara dan Jihan mengangguk.

"Ka-kayaknya bukan ide yang bagus deh." Ucap Teresa. Ia merasa ragu dengan ajakan Jihan.

"Ayok deh! Itung-itung buat kenang-kenangan nanti pas udah lulus!" Carly bangkit dari duduknya dengan bersemangat.

Akhirnya dengan terpaksa, Prilla dan Teresa menyetujuinya.

***

mungkin beberapa ada yg mikir kl cerita ini bakal sama kaya series School Horror, tapi engga. Cerita ini bakal beda. jadi jgn lupa vote sm comment^^

SEMBUNYIWhere stories live. Discover now