Chapter 2 : Flower without Leaves

590 113 21
                                    

Chapter 2

Flower without leaves


Pelayan itu adalah pelayan setia Lady Kim. Lady Kim tersenyum melihat kedatangan suaminya, ia lantas meraih tangan suaminya dan tersenyum lembut dengan segala kekuatannya.

"maafkan aku suamiku, aku harus membuatmu membesarkan putri kita sendirian" ujar Lady Kim dengan air mata yang sudah tertumpuk di pelupuk matanya.

"jangan berkata seperti itu. kita telah membuat janji untuk bersama sampai maut memisahkan. Jangan tinggalkan aku seperti ini Heesun-ah, jebal" ungkap Mentri Pertahanan Bae dengan air mata yang mulai menetes dari wajahnya.

"tuan. Jangan menangis" ujar Lady Kim menahan tangisnya.

Tangan Lady Kim membelai wajah suaminya dengan lembut dan ikut meneteskan air matanya. Ia tersenyum pada suaminya dengan segenap kekuatannya.

"mengenalmu adalah hal yang paling berharga dalam hidupku tuan. Kau bahkan tak perduli bahwa aku adalah wanita gunung suci dan membawaku kemari" ungkap Heesun dengan air mata yang berderai.

"jangan berkata demikian, kita masih punya waktu banyak untuk membicarakan tentang masa depan. Karena itu, kau harus kuat. Sebentar lagi, aka nada tabib istana yang membantu penyembuhanmu. Aku akan memohon pada Raja meski itu harus dengan menyerahkan kepalaku" ungkap Mentri Pertahanan Bae dengan air mata yang kembali menetes.

"suamiku, jangan lakukan itu. bagiku, bisa menatapmu disaat terakhirku adalah berkah yang tak terhingga dalam hidupku" ungkap Lady Kim dengan air mata yang terus menetes.

"nyonya!!" pelayannya mulai menangis kuat mendengar ucapan Lady Kim.

"kenapa kalian menangis seperti itu? Lady Kim tak akan meninggalkan kita! tidak akan pernah!" teriak Mentri Pertahanan Bae marah.

"waktuku sudah tidak banyak tuan. . . " ucap Lady Kim tertatih.

"bolehkah aku memberikan hadiah untuk putri kecil kita?" tanya Lady Kim.

"tentu saja. . " jawab Mentri Pertahanan Bae.

"Seorang gadis dengan kemurinian, kecantikan dan kebijaksanaan yang abadi . . karena itu aku akan memberikan nama 'Bae Sooji' sebagai hadiah dariku . . " ujar Lady Kim dengan senyum haru diwajah lelahnya.

"Kelak Sooji akan memiliki kecantikan dan kemurnian hati sepertimu. Seorang gadis dengan kemurinian, kecantikan dan kebijaksanaan yang abadi . . terima kasih Kim Hee Sun." ungkap Mentri Pertahanan Bae berusaha menahan isak tangisnya.

Lady Kim tersenyum dan menatap putrinya dengan tatapan sayu. Bayi itu mulai menangis ketika ibunya mencium puncak kepalanya.

"Terima kasih, tuanku" ucap Heesun berlinang air mata.

"Sooji-ya. . " panggil Lady Kim pelan menatap putri kecilnya yang tampak tersenyum menatap ibunya.

"maafkan ibu karena tak bisa melihatmu tumbuh dewasa, terima kasih sudah hadir didalam rumah orang yang paling aku cintai!. Kau harus menemani dan membuat ayahmu bahagia demi ibu nak. Ibu sangat mencintaimu" ungkap Lady Kim dengan air mata yang terus menetes.

"jangan bicara seperti itu. Heesun-ah, ku mohon" ujar Mentri Pertahanan Bae tak kuasa menyembunyikan rasa sedih di hatinya.

"tuan. Apa kau ingat pertemuan pertama kita?" tanya Lady Kim.

"bagaimana aku bisa melupakannya?" keluh Mentri Pertahanan Bae.

"bisakah kau menceritakannya selagi aku istirahat sejenak?" tanya Lady Kim.

Frost Flower in the PalaceWhere stories live. Discover now