Chapter 9 : Uninvited Guess

525 107 40
                                    

Chapter 9

Uninvited Guess


Sooji berhenti melangkah ia yakin ia telah pergi sesuai arahan pelayan yang ia tanyakan tadi. Sooji menghela napas memperhatikan sekitarnya, ia kemudian mendekati seorang kasim pria yang tampak berjalan ke arahnya.

"tuan!!" panggil Sooji dengan sopan. Kasim itu memperhatikan Sooji dari ujung kaki hingga kepala, ditambah gadis itu membawa sebuah bungkusan kain.

"ah . . kau sudah datang? Ikut aku!" ucap Kasim Hong dengan tegas. Sooji tampak bingung, ia menunjuk wajahnya ragu dan kasim itu mengangguk cepat.

"tapi aku . . ."

"aku tahu kau terlambat! Tapi jika kau menunda lagi, kami akan mendapat masalah besar!" ungkap Kasim Hong kemudian memberi kode pada dua dayang yang membuntutinya sedari tadi.

Sooji terkejut saat dua orang dayang itu menangkap Sooji dan membawa Sooji mengikuti Kasim Hong. Sooji terkejut, ia tak bisa mengatakan bahwa ia adalah peserta Putri Mahkota bukan? jika ia melakukannya, mungkin saja ia bisa mendapatkan masalah besar untuk keluarganya.

"kau sangat muda, jika kau masih menginginkan nyawamu . . masuklah dan selesaikan pekerjaanmu!" titah Kasim Hong berbisik pada Sooji.

"tapi . . " Sooji berusaha menyela untuk menjelaskan keadaannya.

"Jeonha!! Pelayan dari kediaman Ibu Suri telah tiba!" ungkap pelayan itu. Sooji terbelalak, ia menatap kasim Hong dan menggeleng cepat.

Sooji hendak buka suara tetapi pintu ruangan itu terbuka dan Sooji dilempar ke dalam oleh dua dayang-dayang tadi. Seketika Sooji jatuh bersujud didalam ruangan Raja dengan kepala terarah ke bawah.

Tubuhnya kaku dengan wajahnya tertunduk, ia tak berani bangkit atau mengangkat wajahnya. Jika didalam sini ada Raja maka Sooji rasa ia akan dalam masalah besar jika sampai Raja melihat wajahnya.

"apa kau yang mengantar baju bulu merak dari kediaman Ibu Suri? Cepat kemari dan bantu aku mencoba pakaian itu! Aku tidak punya banyak waktu" ungkap Raja sembari bangkit dari duduknya dengan malas.

Sooji terpaku saat melihat pemilik jubah kebesaran berwarna merah itu bangkit dari duduknya dan melebarkan kedua lengannya. Raja tampak menunggu agar pelayan itu menggantikan bajunya.

Sooji tak berani mengangkat wajahnya, ia hanya meneguk salivanya dan bangkit berdiri dengan wajah tertunduk takut. Alis Raja mulai berkerut saat menyadari tidak ada respon dari pelayan itu.

"kau akan memakaikan pakaianku atau kau sedang menungguku memakaikan baju itu ditubuhmu?!" tegur Raja.

Raja mulai memberikan tatapan kesalnya karena pelayan yang tak kunjung mengerjakan tugasnya. Sementara itu, Sooji tampak meneguk salivanya dengan wajah semakin tertunduk karena takut, apa yang harus ia lakukan?

"kenapa kau bergetar? Masih tidak bantu aku memakai pakaian yang Ibu Suri berikan?" tanya Raja dengan tatapan tajamnya pada Sooji yang masih betah tertunduk.

Sooji berpikir keras, jika ia mengangkat wajahnya dan Raja tahu siapa dia maka ia akan berada dalam masalah karena berpura-pura sebagai dayang istana. Dari ucapan Raja, Sooji mulai dapat membaca situasi yang terjadi padanya.

"maafkan hamba Yang Mulia! hamba! . . hamba belum menyelesaikan jahitan terakhirnya!" ungkap Sooji menunduk takut, sepertinya ia harus mengalihkan perhatian Raja.

"apa?! lalu untuk apa kau datang kemari?" tanya Raja ketus sembari menyibakkan jubahnya kesal.

"hamba . . hamba mendengar bahwa Pangeran kedua sedang sakit dan . . dan . . hamba berniat untuk mengirimkan resep untuk Pangeran" ungkap Sooji setengah ketakutan.

Frost Flower in the PalaceWhere stories live. Discover now