Chapter 3 : The Growth of a Wildflower

620 120 21
                                    

Hi guys!

thank you utk semua antusias kalian!!

demi banyaknya komentar dan vote yg kalian berikan,

disini saya persembahkan 1 chapter lagi untuk kalian ^^

semoga kalian menikmati?!!



Chapter 3

The Growth of a Wildflower


15 tahun kemudian ~

"nyonya, ada undangan pemilihan Sejabin untuk putra mahkota Lee Geum. Nona pertama dan nona kedua diundang menjadi kandidatnya" ujar pelayan itu.

Joohyun menerima undangan itu dan menatap pemberitahuan disana. Joohyun tersenyum senang, kemudian Joohyun menoleh pada pelayan setianya.

"panggilkan Sooji kemari, aku ingin memberitahunya berita ini" jelas Joohyun.

"nae" jawab pelayan itu.

Lady Yoon tersenyum melihat betapa adilnya sifat putri sulungnya itu. pelayannya tak lama kembali dan memberi hormat pada Joohyun.

"maaf nona, tapi aku tidak menemukan nona Sooji dimanapun. Sepertinya ia pergi ke Gunung lagi" ujar pelayan itu.

"bagaimana bisa? Bukankah ia sedang menjalani hukuman dari nenek?" tanya Joohyun terkejut.

"nenek akan maarah jika mengetahui hal ini. Kau harus memastikan memberitahuku jika nenek hendak kemari" ujar Joohyun pada pelayannya.

"nae" jawab pelayan itu dengan sopan.

"ibu, bagaimana ini?" tanya Joohyun.

"tidak apa. Sooji akan kembali. Kita hanya perlu menutupi kepergiannya hingga nenek kembali dari kuil. Itu bukan masalah besar" ujar Lady Yoon.

"aku juga ingin seperti itu. tapi Sooji adalah adikku, bagaimana jika ia terluka? Ia selalu kesana kemari tanpa perduli pada kakak yang selalu mengkhawatirkannya" ketus Joohyun dengan wajah cemas.

Lady Yoon tersenyum melihat betapa khawatirnya putrinya pada Sooji. Joohyun meneguk tehnya kemudian menghela napas berat.


0.0


Sooji menggunakan cadar diwajahnya. Ia membawa sebuah tas untuk memungut dedaunan. Ia juga membawa sebilah pedang ditangannya.

Sooji berhenti di kaki gunung dan memetik beberapa bunga dan dedaunan segar yang bisa ia gunakan untuk mengobati beberapa luka. Sooji terus memetic dengan tenang sampai terdengar suara gaduh dari jauh.

Sooji lantas bersembunyi dan menyaksikan adegan perkelahian sengit itu sembunyi-sembunyi. Ia dapat melihat kereta kuda itu terjatuh ke jurang di kaki gunung dan pria dari dalam kereta itu melompat keluar dari kereta.

Sooji membuka mulutnya tak percaya, ia hanya diam-diam mempelajari pedang dan sedikit ilmu bela diri tapi ia tak pernah menjadi sehebat seorang pendekar. Ia hanya tahu bagaimana cara menyelamatkan dirinya dari beberapa preman nakal.

Sooji takjub melihat peristiwa perkelahian sengit itu. Sooji menatap pria yang kini disayat sebuah pedang tepat di ulu hatinya. Sooji menutup mulutnya spontan.

"pedang itu . . " Sooji dapat mencium hawa racun dari pedang itu.

"ini tidak benar" baru saja Sooji hendak bangkit.

Frost Flower in the PalaceWhere stories live. Discover now