Lima

783 98 10
                                    

Untuk pertama kalinya Wonwoo dan Hansol berada di satu mobil tanpa ayah mereka, biasanya ayah selalu duduk di samping supir agar Wonwoo dan Hansol bisa duduk bersebelahan, hari ini Hansol yang duduk di samping supir, anak itu langsung memasang headphone dan sibuk mendengarkan musik tanpa mempedulikan sekitarnya.

Rasanya aneh, Wonwoo merasa adik tirinya itu menjauh darinya namun bukannya senang, Wonwoo malah jadi tertekan karena merasa disudutkan. Supir juga tidak banyak bicara, hanya sesekali mengajak ngobrol Wonwoo karena merasa suasana begitu canggung, Wonwoo memilih untuk fokus membaca bukunya, sebuah novel baru yang dipinjamkan Yebin kepadanya, rupanya gadis itu juga suka membaca.

Hansol berpamitan kepada supir sebelum melesat masuk ke dalam sekolahnya, "Aku akan pergi bersama Jun ke kelas tambahan, Bapak tidak perlu menungguku." Kata Wonwoo sebelum keluar dari mobilnya. Sejak awal mereka memang tidak pernah masuk sekolah secara bersamaan, Wonwoo selalu melesat pergi lebih dulu, tapi hari ini malah Hansol yang lebih dulu menghilang.

Wonwoo harusnya tidak masalah dengan itu, lebih baik malah, Wonwoo malas kalau harus berdampingan dengan bocah berkulit putih itu tapi rasanya risih juga karena didahului seperti itu. Rupanya pikiran mengganggu itu masih melekat saat masuk kelas dan mempelajari dua mata pelajaran, ia juga harus menahan emosi saat melihat Hansol duduk di samping Yebin bersama dengan teman-temannya yang lain, mereka sekelas, Wonwoo mendengus dan segera berbalik namun Jun menariknya untuk bergabung bersama yang lain.

"Terima kasih sudah menyisakan tempat untuk kami." Kata Jun sambil tersenyum dan mengusak rambut Pinky, adik perempuannya.

Wonwoo duduk mematung di samping Jun, mejanya cukup ramai, di hadapannya ada Mingyu yang semakin lengket saja dengan Pinky, di samping Pinky ada Umji, Yebin, lalu Hansol, di depan Hansol ada Dino kemudian Woozi, Soonyoung, kemudian Jun, oh dan jangan lupa ada Seungkwan juga yang duduk di antara Mingyu dan Wonwoo, benar-benar ramai.

"Oh Umji! Kemarin Wonwoo ngobrol sama kamu ya? Ngobrolin apa?" Tanya Soonyoung yang tentu saja langsung jadi pusat perhatian semua orang.

Inilah mengapa Wonwoo lebih suka menghabiskan waktu di perpustakaan saat istirahat, apalagi sekarang juga dia sedang tidak lapar, kalau berada di dekat teman-temannya pasti ada saja hal menjengkelkan yang mereka bicarakan. Yebin menatap ke arah Wonwoo dan Umji secara bergantian tapi Wonwoo menghindari tatapannya, Wonwoo merutuki mulut Soonyoung yang cerewet itu.

"Ah itu ... sebenarnya aku hanya memastikan kalau bukunya sudah diterima oleh Wonwoo sunbaenim." Kata Umji sambil mengaduk-ngaduk milk shakenya dengan sedotan.

"Buku? Buku apa?" Tanya Seungkwan yang ikut-ikut penasaran.

"Kurasa itu buku diary karena Wonwoo tidak mau Umji membacanya." Kata Soonyoung sembarangan, Yebin bahkan sampai nyaris tersedak mendengarnya.

"Benarkah? Aku tidak tahu, aku menitipkannya pada Hansol, habisnya aku tidak menemukan Wonwoo sunbaenim di manapun, jadi kutitipkan saja ... aku lebih malas mengembalikannya lagi ke Pak Siwon, bisa-bisa dia menceramahiku." Umji menyuruput milk shake miliknya sampai habis, Wonwoo bahkan bisa mendengar suara sisa air di sedotannya, suaranya benar-benar menyebalkan, Wonwoo tidak mengerti kenapa orang-orang senang sekali melakukan hal seperti itu.

Yebin menoleh ke arah Hansol, "Benarkah?"

"Aigoo~ lihat ini, siapa yang sedang cemburu padaku?" Umji mencubit pipi Yebin dengan gemas, "Hansol, beri tahu mereka semua kalau aku benar-benar menitipkannya kepadamu!"

Hansol tidak menjawab, ia sibuk memainkan ponselnya sambil menggigiti bibir bawahnya, kebiasaannya, Wonwoo sudah beberapa kali memergoki anak itu menggigiti bibirnya sendiri, entah kenapa juga Wonwoo memperhatikannya sampai mengingatnya.

JeonWhere stories live. Discover now