Enam

773 100 19
                                    

Sudah tiga hari sejak satu sekolah heboh dengan gosip tentang Jeon bersaudara, Hansol masih melancarkan aksi dinginnya, Wonwoo awalnya mengira kalau hidupnya akan lebih tenang tanpa keberadaan Hansol di sekitarnya, sebaliknya, ia malah merasa aneh karena Hansol yang berbalik memusuhinya. Ibu Hansol dua hari yang lalu ikut dengan ayah mereka keluar kota, meninggalkan kakak beradik itu bersama seorang pembantu rumah tangga dan seorang supir paruh baya. Dulu Wonwoo merasa dunianya baik-baik saja meskipun hanya bertiga di rumah dengan dua pelayan di rumahnya, Wonwoo sudah terbiasa dengan rasa kesepian sejak kepergian ibu dan juga adiknya, tapi kali ini Wonwoo merasa ada yang berbeda, beberapa kali Wonwoo memergoki Hansol bersenda gurau dengan bibi Kim, ia bahkan memergoki bocah itu ikut mencuci mobil bersama paman Lee, tapi mereka tidak pernah bertegur sapa, Hansol pergi ke sekolah bersama dengan Dino, sudah dua hari ini mereka selalu pergi bersama naik bis, Hansol akan membawa kotak bekal buatan bibi Kim, Wonwoo tidak pernah melihatnya di kantin, anak itu entah makan di mana dan malam harinya ia akan membawa makan malam ke kamarnya, meskipun bibi mengatakan kalau ayahnya akan mengomel tapi dengan alasan ada banyak tugas anak itu berhasil masuk ke kamarnya sebelum Wonwoo turun ke ruang makan.

Selama tiga hari ini, Wonwoo dan Hansol seperti dua magnet dengan bentuk sama yang saling bertolakan, keduanya sama keras, sama dingin dan bahkan sama-sama tinggi gengsinya. Setidaknya itulah yang ada dipikiran bibi Kim.

"Terima kasih Bi." Wonwoo baru akan kembali ke kamarnya saat tanpa sengaja berpapasan dengan Hansol yang berlarian turun dari tangga, anak itu meletakan alat-alat makannya dan pamit dengan bibi Kim. Wonwoo mematung melihatnya, anak itu bahkan bersikap seolah-olah Wonwoo hanyalah tiang penyangga rumah yang berdiri dengan tegap tanpa perlu diajak bicara.

"Tuan muda, apa kalian bertengkar?" Tanya bibi Kim membuyarkan lamunan Wonwoo, Wonwoo menoleh tanpa bisa berkata apapun, bingung mau membalas apa karena pada dasarnya keduanya memang tidaklah akrab, "Bibi tidak punya hak mencampuri urusan keluarga Tuan, tapi bibi yakin, Tuan anak yang baik, Hansol juga, dia anak yang baik."

Wonwoo menghela napas pelan, ia hanya tersenyum kecil ke arah bibi Kim dan kembali lagi ke kamarnya, nyaris jam 9 dan Wonwoo tidak tahu kemana anak itu pergi, "Bukan urusanku."

.

.

.

Lima tahun lalu Hansol dipaksa ikut summer camp di California, meskipun ia terus menolak tapi ibunya tetap memaksa, akhirnya Hansol ikut dengan syarat dia hanya akan berada di sana selama tiga hari saja. Di sana Hansol bertemu dengan Joshua Hong, orang asli Korea yang lahir dan dibesarkan di LA, Joshua banyak mengajarinya tentang Korea, Joshua sudah sering liburan ke sana dan katanya akan segera pindah ke negara asal orang tuanya, Hansol waktu itu merasa sangat iri kepadanya, ia berpikir pasti akan menyenangkan kalau ia bisa ke Korea dan bertemu dengan ayahnya.

"You should be happy now, you live with your dad ... dreams come true!"

"Nah! I won't sugar coating my life, it's full of sh*t actually."

"Hey, what's wrong with you? It's not you, you never act like this before."

"I wanna go back ... at least to New York, since I cannot rewind the time, I mean, maybe my mom's life would be better if I never born."

"That's really not you, Sol."

"I always been like this."

"You're not."

"I did, but you've change me Josh," Hansol menatap kedua manik mata Joshua dengan lekat-lekat, "You put the crown on my head, say that I'm a good kid and I deserve all of the happiness, you hug me when I had nightmares, you sang me a lullaby, a whole different song that makes me forgot the way he did, but you also whispered promises about him ... when mom, dad and I have beautiful ever after, hahaha ..."

JeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang