11.First Sight

1.3K 183 64
                                    

By kheizaajaa_

Rose menatap tajam ke arah kamera saat flash-flash itu datang ke arahnya tanpa berhenti barang sedetik pun

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Rose menatap tajam ke arah kamera saat flash-flash itu datang ke arahnya tanpa berhenti barang sedetik pun. la menunjukan sisi dinginnya di sini, matanya terkadang bersikap tak peduli pada suara kamera yang memburunya. Bibirnya membuat garis lurus tidak ingin menunjukan keramahannya. Sesekali bibir itu terbuka seolah ia ingin menggoda. Angin bertiup kearahnya dari sebuah baling kipas besar membawa rambut emasnya yang ia gerai berterbangan. Sang photografer tak bisa menyembunyikan seringai-nya kala ia mendapat gambar-gambar yang ia inginkan. Tubuhnya bergerak seolah ikut bergaya bersama model yang ia tangkap oleh jepretan tangannya pada kamera.

“Perfect!! Aku tahu kau mungkin akan bosan mendengarnya, kau begitu mempesona. Aku mungkin tak akan pernah bosan untuk mengambil gambarmu Rose. Kau begitu menakjubkan," ucapnya saat ia melihat karya-nya pada layar komputer, memonitor gambar- gambar yang ia dapatkan.

“Untuk hari ini kita selesai, sampai nanti di hari Rabu sayang," tommy- sang photografer memeluknya dan memberi Rose sebuah kecupan hangat pada pipinya.

Rose hanya tersenyum simpul saat membalas pelukan itu. Rose sangat menghargai Tommy, pria ini begitu ceria dan hangat. la sangat baik, dengan senyumnya yang dapat menular.

"Sampai nanti, Tommy," Rose melambaikan tangannya meninggalkan studio.

“Hari ini kita akan pergi ke Busan untuk acara Busan Festival Run Away," Min memberitahu jadwal selanjutnya ketika mereka keluar dari studio, wajahnya tiba-tiba berubah meminta maaf seraya membetulkan kacamata bulatnya pada tulang hidungnya.

“maafkan aku, kita hanya akan makan siang di dalam mobil saat menuju Busan, setelah acara itu selesai kau akan kembali ke Seol untuk menghadiri acara makan malam bersama pemilik Kim's Crop," ucapnya.

Rose berhenti untuk sesaat.
“Kenapa harus aku yang menghadiri acara makan malam itu? Biarkan Joy saja yang pergi ke sana," protes Rose.

la masih mengingat kejadian beberapa minggu lalu saat dirinya secara terpaksa harus menghadiri acara makan malam bersama salah satu petinggi perusahaan menejemen-nya. Sangat membosankan dengan topik bisnis yang tidak ia mengerti dan politik mereka yang menjijikan. Ia juga sangat tidak menyukai cara mereka menatap dirinya dengan tatapan menggoda yang menjijikan seolah- olah tubuhnya adalah sebuah makanan yang akan mereka cicipi bergantian. Ewh itu menjijikan!? Tidak dan tidak akan

“Jangan libatkan aku lagi pada acara makan malam seperti itu, kau tahu aku sangat benci terhadap acara seperti itu," lanjutnya lagi saat ia berjalan melenggokan tubuhnya menuju van hitam yang sudah menunggu mereka.

Choi hanya menghela nafas dalam, ia mengerti ketidak sukaan Rose pada acara seperti ini.

“Pikirkanlah lagi Rose, kumohon. Acara makan malam kali ini sangat penting, Dir.Jung sendiri yang menyuruhmu untuk datang," ucap Choi lagi berharap rayuannya kali ini akan berhasil.

𝐃𝐫𝐞𝐚𝐦𝐜𝐚𝐭𝐜𝐡𝐞𝐫 Where stories live. Discover now