15. The Truth Untold

1K 163 83
                                    

If you don't let the past die,
It won't let you live

Pedarnya kekuningan memberikan kesan hangat yang begitu menyesakkan bagi gadis bersurai pirang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Pedarnya kekuningan memberikan kesan hangat yang begitu menyesakkan bagi gadis bersurai pirang. Ia tak tahun harus berapa lama lagi menunggu orang yang seharusnya duduk manis di depannya dan memulai makan malam yang sudah ia idam-idamkan sejak ia pulang dari kantornya yang tak kalah menyebalkan.

Jarum terus berputar mengelilingi setiap angka yang membentuk pola lingkaran pada dinding. 47 menit 13 detik, bukan waktu yang sebentar untuk manusia seperti Chaeyoung yang tak suka menunggu ditambah dengan rasa lapar yang membuat jarum kemarahannya naik secara perlahan setiap detiknya. Dalam hati sang pemilik mata madu yang kini menatap tajam pintu masuk restoran itu berjanji ia akan membuat teman kencan butanya yang kesekian ini merasakan hal yang sama, kekesalan yang tak akan pernah bisa ia bayangkan sebelumnya.

"Pelayan," panggilnya pada seorang pelayan yang sedari tadi melihat ke arahnya, tak jelas apakah itu tatapan kagum atau tatapan segan yang ingin mengusirnya yang hanya diam dan tak memesan apapun selama 47 menit yang sekarang 58 detik.

Dengan tanggap pelayan itu mendatangi Chaeyoung, mencatat setiap menu yang entah kapan akan selesai Chaeyoung ucapkan, ada sekitar 10 menu yang dipesan dan tentu saja itu terlalu banyak untuk seorang diri.

1 jam 6 menit 46 detik. Waktu yang dibutuhkan oleh seorang lelaki berjas biru dongker dengan dasi senada dan rambut yang sepertinya tak akan terurai walau ada badai catrina. Tampan, terlihat dewasa, tapi lelaki itu bukan selera Chaeyoung ia tak suka lelaki yang tak ingat waktu. Dia benci orang yang terlambat.

"Maaf aku terlambat." Chaeyoung hanya menarik sedikit sudut bibirnya dan terbuka saat memasukkan makanan ke dalam mulutnya.

"Aku Kwon Hyun Bin, maaf aku ada meeting penting jadi sedikit terlambat." Satu jam disebut sedikit? Jika saja mereka tak berada di tempat umum, jika saja ia tak takut pada ancaman dari keturunan nenek Jang, Chaeyoung pasti sudah menyiramkan soup panas ke rambut anti badai milik Hyun Bin.

"Ah, tak apa aku sedikit bersyukur karena kau terlambat aku bahkan bisa menonton 2 episode drama kesukaanku. Bayangkan jika kau tak terlambat aku pasti tak bisa menyelesaikan 2 episode yang panjangnya satu jam. Wow." Chaeyoung memang sopan, tetapi kadang mulutnya itu tak bisa dikontrol saat mengeluarkan sarkasme. Begitu lancar seperti air yang mengalir dari air terjun niagara.

"Bagaimana jika kita mulai perkenalan." Chaeyoung memutar matanya, dia sudah mengenalkan namanya apalagi? Ini tidak seperti keduanya saling tertarik.

"Aku kwon Hyunbin."

Aku sudah tahu

"Aku bekerja sebagai manager perencanaan fi perusahaan S."

Aku juga sudah tahu.

"Hobiku berolah raga, naik gunung dan membaca."

Hobi yang membosankan.

"Aku tahu kau seorang editor di sebuah penerbit, tapi aku belum tahu hobimu. Apa kau juga suka membaca?"

𝐃𝐫𝐞𝐚𝐦𝐜𝐚𝐭𝐜𝐡𝐞𝐫 Where stories live. Discover now