23. Proper Goodbye

934 130 23
                                    

Written by komurila

But it's killing me to see you go after all this time

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

But it's killing me to see you go after all this time.
— Taylor Swift, Breathe.
______

Lelaki itu meringis kecil. Dengan bantuan lelaki disampingnya—Park Jimin—ia berjalan pelan, sedikit pincang karena luka di kakinya. Sebenarnya bukan hanya kaki, wajahnya juga tidak bisa dibilang baik-baik saja dengan bibir yang sobek dan mata yang lebam.

Kim Taehyung benar-benar kacau.

Perlu banyak waktu bagi Jimin untuk membawa Taehyung kemari, salah satu ruang rawat rumah sakit terbaik di kota ini. Jika bukan karena iba, sudah dipastikan sahabatnya yang sok jagoan ini—tidak mau mundur walau nyatanya sudah dikepung—berakhir dengan segala makiannya. Bukannya ia ingin Taehyung menjadi pecundang sepertinya yang dengan gesit melarikan diri ketika melihat keadaan yang kian panas, Jimin hanya menyayangkan tindakan gegabah lelaki itu. Karena jika tadi ia terlambat sedikit saja, Taehyung sudah dipastikan berakhir tewas tak bernyawa.

"Jimin,"

"Apalagi?"

Taehyung mendengus kesal mendengar nada yang digunakan lelaki itu, walau sebenarnya ia tahu itu adalah bentuk peduli Jimin padanya. "Pulang aja, gue bisa sendiri."

"Sinting lo?" Jimin berseru kesal. "Jalan aja pincang gini, lo mau pulang gimana, tolol?"

"Itu mah urusan gampang," Taehyung mengibaskan tangannya acuh. "Gih, pergi. Gue tadi udah chat Seulgi lo udah di jalan jemput dia di sekolah."

"Anjing! Lo niat banget ya nyusahin gue?!" Jimin berseru kesal. Pasalnya Seulgi adalah orang yang disiplin tentang waktu. Telat sedikit saja pasti akan jadi perkara, dan Taehyung bilang Jimin sudah di jalan? Demi kerang ajaib, butuh satu jam dari sini untuk sampai ke sekolah!

Kim Taehyung benar-benar sialan.

"Hati-hati di jalan."

"Gausah banyak ngomong, bajingan."

Taehyung terkekeh pelan ketika Jimin kemudian menjauh, meninggalkan Taehyung sendirian di ruangan berbau alkohol itu. Sedikit tersentuh ketika mengingat kejadian dimana Jimin menyelamatkannya tadi. Atau tepatnya, Jimin selalu menjadi penyelamatnya selama ini.

Angannya mungkin akan melayang semakin jauh jika saja seseorang tidak mengetuk pelan ruangannya dan membuatnya kembali, terpaku pada kehadiran orang itu. Dokter cantik yang usianya enam tahun lebih tua darinya. Dokter yang sama yang tiga kali berturut-tutut mengobati luka-luka yang ia buat selama tawuran.

"Bertemu lagi, Tiger?"

Sang dokter mengulas sebuah senyum tipis di wajahnya. Senyum itu—atau mungkin semua tentang gadis itu. Semua tentangnya yang membuat Taehyung rela terluka berkali-kali hanya agar bisa terlibat dengannya.

𝐃𝐫𝐞𝐚𝐦𝐜𝐚𝐭𝐜𝐡𝐞𝐫 Where stories live. Discover now