13

6.6K 1K 71
                                    

Jaemin kini sedang menikmati waktu libur nasional dengan lima teman sekelasnya, berbicang ria ditemani corndog hangat yang cripsy dan chewy. Sesekali dirinya tertawa melihat polah liar tapi lucu teman Amerikanya, sangat berbeda dengan bagaimana remaja Korea melakukan pergaulan pada umumnya.

"Oh my god Jeremy, you looks so cute or whatevah.", pekik Chaeryeong saat melihat sebuah anting kristal terpasang cantik di telinga kiri Jaemin. Selama ini laki-laki Korea itu adalah yang paling innocent dari mereka semua.

Jaemin itu belum pernah minum alkohol, walaupun itu bir dengan kemungkinan mabuk yang sangat kecil. Dirinya juga belum pernah pergi ke pesta yang diadakan dari petang sampai subuh menjelang. Juga yang paling penting di usianya yang sudah menginjak delapan belas tahun ini, pemuda manis kekasih Jeno itu still a virgin. Cukup langka mengingat bagaimana budaya pertemanan remaja Amerika.

"It's fake, orang tuaku mana memperbolehkan aku menindik telinga. Hanya saja anting ini cantik sekali, jadi walaupun palsu dan kurang berguna aku akhirnya membelinya."

Lia tiba-tiba mengingat sesuatu yang daritadi ingin dirinya bicarakan bersama teman-teman lainnya, tentang Somi dan Sunwoo yang dua minggu terakhir ini sangat sulit diajak pergi bersama. Sepasang kekasih itu juga sudah tidak duduk sebangku lagi, dulu Jisung duduk berdua dengan Lia dan Sunwoo dengan Somi. Namun dua minggu yang lalu Somi terang-terangan meminta Jisung untuk pindah ke tempat duduknya disebelah Sunwoo.

Perempuan cantik bersurai hitam panjang itu menumpu dagunya kedua tangannya yang mengepal, "Aku tidak tahu ini hanya perasaanku saja atau Owen dan Somi seperti ada masalah besar?"

Kegiatan kelima orang mengunyah makanan yang merupakan sosis tusuk yang diselimuti tepung jagung tersebut segera berhenti, tissue diambil dari sebelah kiri Jaemin yang duduk di dekat jendela untuk membersihkan tangan mereka dari saus dan minyak yang menempel.

"Aku setuju! Owen juga jadi sering mengajakku bermain Call of Duty daripada mengajak berkencan pacarnya. Padahal kalian tahu kan bagaimana mereka berdua?"

Jisung berkata sambil menunjuk-nunjuk wajah temannya. Mulutnya masih menggembung karena berisi makanan yang sebelumnya dia gigit.

Sebagai salah satu orang yang sudah berpengalaman dalam hal percintaan, Haechan merasa kalau dua temannya itu pasti sedang break karena suatu masalah yang cukup serius. Problemnya mungkin begitu rumit sampai seorang Somi yang hobi curhat sana-sini begitu bungkam mulutnya. "Biar nanti salah satu dari mereka yang bercerita lebih dulu, Cady yang paling dekat dengan Somi saja tidak tahu sebabnya kan?"

"Aku bersumpah aku tidak tahu apa-apa.", Chaeryeong memberikan peace sign pada seluruh temannya. Sahabatnya dari sekolah dasar itu sangat bungkam walaupun sudah ia paksa bicara sejak berminggu yang lalu. Sudah pula dia bertanya pada ibu Somi, tetap tidak ada jawaban, malah pertanyaan karena Somi bertingkah biasa saja selama ini.

"Anyway, sepertinya hanya Jeremy yang tidak mengambil drama musikal di festival nanti. Rencanamu apa memangnya?" Ryujin tersenyum, terlihat whiskers dimplenya yang menghiasi wajah cantiknya. Matanya menatap fokus pada temannya yang berambut biru.

Jaemin mengehela napasnya, "Aku mengambil fotografi, sebenarnya aku agak tidak yakin dengan tema yang kuambil tetapi hanya ini yang bisa aku lakukan agar bermanfaat bagiku dan Jeno."

Satu fakta yang menggelikan, Jaemin tidak pernah tahu jika teman satu kelasnya itu ada yang menyukai kekasihnya sampai detik ini. Lia mengulum bibirnya karena perasaan sakit hati itu kembali ada, padahal dia sudah berjanji untuk melupakan cintanya karena memang sudah tidak ada kesempatan. Jeno suka laki-laki dan yang disukai adalah yang selevel Jaemin.

A Box of Happiness | Nomin☆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang