the story of sunset

5.6K 729 197
                                    

Jika kalian bekerja dan memiliki uang sebanyak $400.000, lalu dialokasikan sebanyak $100.000 untuk keperluan sehari-hari, serta $19.000 untuk budget hiburan seperti film dan rekaman musik maka kalian akan berpikir pekerjaan itu sangat menyenangkan. Indeed, that's a lot of money but that also a great headache when it comes to federal task.

Jeno menjadi presiden di usia yang masih sangat muda, mengalahkan Theodore Roosevelt yang menjabat orang nomor satu di Negeri Paman Sam saat usianya masih 42 tahun. Pria tampan bersurai pirang tersebut diusung oleh Partai Demokrat dan mengalahkan calon dari Partai Republik yaitu Senat Harrold Mckinley sebanyak kurang lebih 9,2% dari seluruh voting, bahkan unggul pada electoral vote, membuat Jeno melenggang tenang menuju gedung putih untuk memimpin negara adikuasa tersebut.






Jeno bahagia, tetapi tugas besar juga menantinya.






Seperti yang orang ketahui, tugas presiden tidaklah ringan, bayangkan saja menjadi seorang gubernur sudah sangat sulit, kini Jeno harus memimpin setidaknya lebih dari 50 gubernur dari seluruh negara bagian di Amerika Serikat, ditambah lagi dengan tugasnya untuk mengatur keuangan federal, menggelar pertemuan dengan para pemimpin negara di dunia, dan masih banyak lainnya. Untung saja warna dasar rambutnya sudah terang, jika tidak Jeno yakin seluruh rambut kepalanya sudah beruban di usia muda.

"Jeno, please. Eat your breakfast properly" Suara tegas Jaemin menghentikan fokus Jeno pada laporan asistennya tentang dolar AS yang melemah, ponsel pintarnya yang sebelumnya ia genggam dirinya letakkan di atas meja makan marmer hitam asli dari Italia.

Jaemin menghela napas dan mengulurkan tangannya untuk menggenggam jemari suaminya yang sudah ia nikahi selama 10 tahun tersebut, manik biru bersinar itu ikut tersungging saat sebuah senyuman manis diulas oleh si cantik. "Kamu sedang dalam masa cuti, tiga jam lagi sahabatmu saat SMA akan menikah dan alangkah baiknya jika kamu juga menghargai hari istimewanya. Aku tahu suamiku sibuk, tapi aku juga ingin melihatnya menikmati indahnya hari libur".

"Maafkan aku, Jeremy"

"It's okay Jeno, kamu perlu sedikit rehat dari semua tugas negara yang kamu jalani"

Kekehan ringan keluar dari mulut Jeno, sudah agak lama sejak terakhir kali mereka bisa duduk tenang, tanpa sebuah panggilan darurat, menikmati indahnya waktu berdua dari pagi hingga menjelang pagi lagi. Jaemin dan dirinya sama-sama orang sibuk, dia yang sibuk mengurusi negara dan Jaemin yang mengemban tiga peran, menjadi produser film, mengurus Junghwan, dan menjadi pasangan dari presiden. Hampir tidak ada celah bagi mereka untuk sekedar bergandengan tangan saat menonton siaran romansa atau menikmati corn soup yang hangat di dekat Seven Eleven.

"Dimana Jason?" tanya Jeno. Bisa-bisanya dia baru sadar anak tunggalnya itu belum terlihat batang hidungnya sejak tadi.

Jaemin memotong tuna sandwich miliknya, "Mandi, anak itu lumayan lama di pagi hari. Makanlah terlebih dulu, kita akan menghemat waktu untuk berangkat ke tempat pernikahan nantinya".

Presiden Amerika yang ada disana mengangguk dan mulai menyantap hidangan yang dibuat oleh suaminya, cukup sederhana tapi soal rasa tiada duanya. Jeno adalah seorang vegan, jadi Jaemin membuatkannya avocado sandwich dengan perasa lada, tidak ada unsur protein hewani bagi suami tampannya itu, Jaemin takut Jeno kambuh alerginya.

"Good morning Father and Papa"

Junghwan muncul dengan tatanan rambutnya yang rapi serta setelan formal untuk menghadiri pernikahan. Remaja lima belas tahun itu mengecup pipi papanya dan duduk rapi di samping ayahnya.

A Box of Happiness | Nomin☆Where stories live. Discover now