18

6.9K 974 305
                                    

Jeno berjalan santai menuju parkiran lapangan untuk pulang ke rumahnya, tadi sekitar tiga puluh menit yang lalu kekasih bersurai birunya itu mengiriminya pesan bahwa dirinya memilih pulang duluan karena sakit kepala. Tentu saja sebagai seorang pemuda yang kekasihnya sedang sakit, Jeno maklum dan bergegas pulang, padahal dirinya ingin mengajak Jaemin kencan karena sudah menang pertandingan final.

Pemuda pirang itu sudah akan masuk ke dalam mobil besarnya sebelum matanya melihat kepada Hyunjin yang juga akan pulang. Sahabat karibnya itu sedang memasukkan barang-barangnya ke dalam bagasi mobil, sepertinya tidak menyadari Jeno yang berjalan ke arahnya.

"Hi, bro."

Hyunjin sedikit terkesiap saat suara Jeno menyapa pendengarannya. Pemuda Witcherson itu sedang membuka topi hitam putihnya membuat surai pirangnya jatuh tidak beraturan.

"Halo, belum jadi pulang? Tadi katamu Jeremy sedang sakit.", Hyunjin berkata sambil memasukkan satu tas terakhir ke dalam bagasi sebelum menutupnya dengan rapat. Kini sepasang sahabat karib itu berdiri berhadapan dengan Hyunjin yang menyenderkan tubuh bagian kirinya pada bagian belakang mobil.

"Iya, dia sedang sakit kepala dan nanti akan aku ajak ke dokter agar diberi obat."

Jeno membuka tas selempang olahraganya untuk mengambil sesuatu, sebuah gelang hasil buatannya sendiri beberapa minggu lalu setelah mendengar Hyunjin harus pergi ke Eropa. "Aku tahu ini tidak akan cukup untuk melambangkan pertemanan kita selama ini, tapi terimalah sedikit kenang-kenangan dariku."

Pemuda pirang dengan manik biru itu menyodorkan satu gelang berwarna hijau tosca dengan liontin berbentuk pohon buatannya sendiri kepada Hyunjin.






Pemuda pirang dengan manik biru itu menyodorkan satu gelang berwarna hijau tosca dengan liontin berbentuk pohon buatannya sendiri kepada Hyunjin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"I choose tree as the pendant because i hope our friendship will grow and stay forever.", ujar Jeno. Dirinya tersenyum lembut dengan eyesmile pada kedua matanya.

Hyunjin terharu, sungguh, Jeno bukan orang yang kelihatan peduli akan hal-hal kecil seperti ini. Sahabatnya itu orang yang praktis dan cenderung anti-romantis, tetapi melihat kerja kerasnya membuatkan Hyunjin sebuah gelang handmade tersebut membuat si pemuda Hwang senang tapi juga kembali hancur.

Jeno dipeluk dengan erat oleh Hyunjin, "Jeno, berjanjilah padaku bahwa kamu tidak akan merasa kesepian lagi, tidak akan merasa tidak memiliki rumah untuk pulang lagi, dan yang penting berjanjilah untuk terus bahagia."

Kekasih Jaemin itu berdehem pelan, tangan kirinya mengelusi rambut hitam Hyunjin dan tangan kanannya menepuk-nepuk lembut punggung sahabatnya. Sedikit afeksi yang diberikan Jeno, yang sebenarnya berdampak sangat besar kepada Hyunjin yang sejujurnya mendamba terhadap dirinya.

Pelukan itu lantas terlepas, Hyunjin memilih untuk mengenakan gelang cantik hadiah dari sahabatnya itu. Warna hijau tosca adalah favoritnya sepanjang masa, hadiah ini adalah yang paling dia cintai dari orang yang dicintainya juga.

A Box of Happiness | Nomin☆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang