35

7K 892 90
                                    

Selamat membaca, maaf telat :')


"Mom! Baju ini bukan kah pas di badan ku?"

Lami menggeleng kecil

"Dress code nya biru sayang, bukan merah muda"

Fani merajuk, dirinya terlihat lebih imut jika memakai dress berwarna merah muda

"Apa tidak apa apa jika fani memakai dress warna pink?"

Mami nya tersenyum kecil lalu mengangguk

Siang ini, lami ditemani mami nya mencari dress untuk ke pernikahan jaemin dan minju

Tentu saja anaknya excited untuk mencari dress dan jas kecil, sedangkan lami setengah hati untuk pergi, masih tidak ikhlas rasanya

"Kamu udah cari?"

"Udah, tinggal cariin punya si kembar nih"

"Bentar mih, aku ke toilet, jagain si kembar"

Mami nya mengangguk, masih sibuk memandang cucu nya yang kembar berdebat memilih baju yang mana

Sedangkan lami berlari ke toilet untuk buang air kecil

Selesai dari urusannya, dia bercermin sebentar, memastikan dandannya tetap bagus

"Lami!"

Lami kaget, dia sedang mencuci tangan terkejut dengan kedatangan minju ke butik yang ia datangi bersama si kembar dan mami nya

"Loh? Kenapa kesini ju? Bukannya udah selesai fitting baju ya?"

"Gak kenapa napa sih, oh ya boleh minta tolong gak?"

Lami bingung, tolong apa?

Minju mengeluarkan sesuatu dari tas nya

"Testerin parfum baru aku dong, tadi aku baru nyoba bikin, siapa tau cocok di kamu"

Lami tersenyum, lalu menyemprotkan minyak wangi itu ke tangannya

"Wanginya enak, kalem bener, cocok kok sama kamu"

Baru beberapa saat setelah mencium parfum tersebut, seketika pandangan nya buram, kepalanya terasa berat dan pernafasan nya sangat sesak

"Minju, to-long"

Lami pingsan seketika

"Cepat bawa ke tempat yang aku janjian"

Minju memberikan botol minyak wangi itu ke salah satu body guard nya, dan pergi dari area butik itu

"Berjalan dengan lancar"

///

"Sshhh, jangan nangis ya, mom kalian pasti pulang kok, kalian tidur ya, besok mom pasti pulang"

Fani masih menangis deras, sedangkan fano menangis pelan sambil menatap luar jendela

Sejak pergi ke toilet, lami tidak kembali, menimbulkan banyak kecurigaan di mami nya

"Mom, hiks, mana mom, fani pengen mom"

Minju ikut menenangkan fani, dia sengaja berpura pura sedih, memeluk fani sambil mengatakan bahwa semua akan baik baik saja

"Minju, kamu gak liat lami kemana?"

"Nggak mih, kan tadi aku pergi ke kantor"

"Coba kamu bilang ke jaemin, tolong bantuin cari lami"

"Tadi aku udah nelpon ke jaemin, tapi gak di angkat mih"

"Kamu temenin si kembar dulu, hape lami ada yang telpon"

Minju melirik kesal, kenapa dia tidak tau jika lami meninggalkan hape nya?

"Iya?"

"..."

"Benar, lami hilang tiba tiba"

"..."

"Tolong bantu, saya benar benar takut"

"..."

"Terima kasih banyak sudah mau membantu"

"..."

Telpon dimatikan, minju masih bisa mendengarkan percakapan itu, tentu saja Mark yang menelpon, siapa lagi yang menyayangi lami lebih dari apa pun?

"Mark bilang, dia akan mencari lami"

"Ah syukurlah, aku berharap lami cepat ditemukan"

Sialan, ternyata mark tau rencana ini

///

"Jaemin, saya mohon, kamu pasti bisa mencari nya"

"Aku hanya pegawai kantor, bukan seorang mata mata apalagi mafia yang tau seluk beluk itu mark, bukankah minta tolong dengan bawahan ayah lebih baik ketimbang minta tolong dengan ku?"

Mark berdecak kesal

"Ikut saya!"

"Hah?"

"Saya tidak yakin apa kamu masih ingat atau tidak, tapi ini semua hal yang kamu lakukan sebelum ingatan kamu merengut semuanya"

"Maksudmu?"

"Bahkan dulu kau lebih licik dari seorang mata mata"

"Licik? Aku licik katamu?"

"Tentu saja, bahkan cctv asrama sekolah bisa kau jebol hanya untuk melihat kekasih mu itu, ckckck"

"Kau tidak ingat huh?"

"Aku tidak ingat, tapi seperti rasanya Dejavu"




















Vote nya teman(╥_╥)

Psycopath | Na Jaemin [END]Where stories live. Discover now