39

8K 892 160
                                    

Part ini udah ke publish apa belum sih? Wattpad ku tiba tiba rada erorr, pas tadi aku liat jumlah readers nya ada, tapi masih dalam draf, gimana sih?


















Ceritanya gak berubah ya, siapa tau kalian udah baca, trus aku ke aplof ulang, maaf ya, yang belum baca met reading









"Masih lama gak aunty?"

Fani sedari tadi bertanya terus dengan rachel, dirinya sebenarnya pengen teriak bahwa perjalanan ini masih lama, tapi tidak mungkin, yang ada di getok ama jaemin dan di semprot sama lami dia nya

"Maap ya fani sayang, ini aunty udah ngebut loh, sabar ya, doain cepat sampainya"

Fani mengangguk gemas, dirinya se bahagia itu bertemu dengan ibu nya, sedangkan dibelakang, fano masih fokus menatap jalanan, memikirkan hal hal yang terjadi namun masih perkiraannya

"Aunty"

"Iya, kenapa fano sayang?"

"Kalau misalnya, mom diculik dari aunty minju bagaimana? Selama aku tinggal disini, aku sering melihat aunty minju yang terlihat marah kepada mom, namun sepertinya mom tidak menyadari itu, aku tidak tau alasan aunty minju seperti itu"

Rachel hampir saja oleng kalau dia tidak ingat bukan dia sendiri dalam mobil ini

"Fano jangan ngomong gitu, mom kamu baik baik aja kok"

Rachel hampir saja menangis, lami itu teman nya sejak sma, dan tentu saja lami banyak berjasa untuk dirinya

Apalagi saat dia tau lami melarikan diri dari jaemin, itu membuatnya merasa jaemin benar benar biadab

"Aku yakin mom baik baik saja, karena mom kuat sejak aku dan fani lahir, bahkan sampai sekarang"

Rachel tertampar kenyataan

Dia meringis saat mengingat bagaimana perjuangan dirinya hamil, namun masih ada orang orang baik yang mengelilinginya dan membantunya

Tidak seperti lami, perempuan itu cukup tangguh untuk ukuran perempuan biasa seperti dirinya

"Aunty jangan nangis! Nanti fani ikutan nangis"

Rachel menggeleng lalu menghapus air matanya, ia yakin lami bahkan tidak sempat menangis karena memikirkan anaknya

"Sabar ya sayang, aunty janji bakalan kalian ketemu sama mom"

///

"Jeno! Kamu beneran tau lami disini?"

"Kalau kata rachel sama mark sih bener kesini"

Yeri mengangguk gusar, dia tau ini arah ke villa, namun dia tidak sampai kepikiran kenapa minju kesini

"Itu mobil siapa?"

Jeno menyipitkan matanya, dari jauh mobil itu berhenti di tepi jalan

"Jaemin?!"

Jeno menghentikan mobilnya, menepikan tepat dibelakang mobil jaemin

Jeno mengeratkan pandangannya saat di mobil tidak ada siapa pun

"Kok gak ada orang no?"

Jeno menggeleng tidak tau, jaringan ponselnya masih ada sedikit, setidaknya mencoba menelpon mark dia sedikit tau rencana ini

"Kamu yakin mau nelpon? Ini daerah hutan no, gak ada sinyal!"

Jeno menghela nafas, dia mencari di sekitar area mobil, siapa tau jaemin menyeret minju kedalam hutan, namun tidak ada siapa siapa

"Gak mungkin kan jaemin masuk lebih dalam ke hutan?"

"Bisa jadi"

Yeri tertawa kecil

"Soalnya jaemin kan bawa minju, siapa tau minju pengen dia bunuh"

Jeno tertawa miris, kembali ke mobilnya, dan melanjutkan perjalanan ke villa, mungkin saja rachel dan si kembar sudah sampai duluan

"Tinggalin aja disini, jaemin bakalan baik baik aja"

Yeri hanya mengangguk, membiarkan adiknya diterkam habis habisan oleh jaemin

Dia tidak peduli lagi adiknya

///

"Kak mark!"

Lirihan lami benar benar membuat mark sakit hati, beraninya minju melakukan hal ini kepada lami

"Fano sama fani gimana? Mereka gak papa kan? Aku mau ketemu sama mereka"

Mark merasa tidak berdaya, lami benar benar tidak terurus, badannya ringkih, wajahnya terlihat pucat, bahkan beberapa bagian tubuh banyak terlihat luka

"Kamu gak papa lami?"

Lami menggeleng pelan, lalu menyeka butiran air mata yang keluar, dia terlalu bahagia bisa menemukan seseorang yang dapat menolongnya

"Dia siapa lami?"

"Dia yang membantu ku keluar dari sini"

"Ikut saya sama lami, saya pikir kamu butuh pertolongan pertama juga"

Perempuan itu tersenyum lalu menggeleng pelan

"Aku bantuin kakak buat keluar, karena kakak udah ketemu penolong kakak yang lebih tepat, aku rasa lebih baik aku pulang"

"Maaf sebelumnya, rumah kamu dimana? Biar saya antar"

"Eh? Nggak kak, gak papa, mobil kakak gak bakalan muat masuk ke jalan rumah aku"

Perempuan itu bersiap dengan skuter nya

"Saya memaksa kamu ikut, tolong diterima"





































Aku udah apdet, selamat baca hehehe

Psycopath | Na Jaemin [END]Where stories live. Discover now