Bab 1. Merasa Indah

201 45 30
                                    

"Mencintaimu membuatku candu, dan memilikimu rasanya tak mungkin."
-Nadya Aira Khairi-

Pagi-pagi sekali, Nadya sibuk memasak dengan wajah yang sangat ceria, entah untuk siapa dan untuk apa. Sejak subuh Nadya sudah menyiapkan segala keperluannya untuk sekolah. Nadya menyiapkan kotak bekal doraemon berwarna biru. Nadya menumpahkan nasi goreng kedalam kotak bekal yang sudah disiapkan tadi.

"Hay Bun, selamat pagi, Nadya lagi buat sarapan." sapa Nadya pada Sinta, Ibu kandungnya.

"Sarapan untuk siapa?" Sinta bertanya, karena merasa heran dengan tingkah Nadya.

"Untuk seseorang hehe,"balas Nadya menyengir.

Sinta menggeleng-gelengkan kepalanya, sembari tersenyum hangat.

"Pacar kamu?" tebak Sinta heran.

"Bukan." Nadya menyengir kembali.

"Terus?" tanya Sinta sekali lagi, dengan mata curiga.

"Hehe gebetan." jawab Nadya sambil cengengesan.

Sinta menepuk jidatnya, tumben sekali anaknya menyukai seseorang, biasanya ia tak pernah bercerita apapun perihal orang yang ia suka.

"Ya Allah, nih anak kirain apaan. Ternyata  ...," Sinta terkekeh dengan tingkah laku Nadya.

"Udah ya keburu telat Bun, Nadya berangkat, assalamulaikum." Nadya mengecup pipi Sinta, sembari berpamitan pergi ke sekolah.

"Wa'alaikummussalam, hati-hati." Sinta berteriak pada Nadya.

Nadya Aira Khairi adalah seorang gadis berusia 17 tahun yang saat ini menaiki bangku kelas 3 SMA. Dia berasal dari keluarga konglomerat. Nadya juga memiliki tiga sahabat yang begitu tulus.

Saat ini Nadya tengah berada di ruangan kelas SMA International Jakarta. Setelah menyimpan tasnya, Nadya sengaja berkeliling untuk menghilangkan rasa bosannya. Nadya celingak-celinguk tidak jelas, seolah-olah mencari seseorang. Atau memikirkan seseorang? Entahlah akhir-akhir ini Nadya sibuk berperang dengan isi kepalanya sendiri.

"Nadya, lo kemana aja? Kita berkeliling nyariin lo, tau-tau ada di rooftop," kata silvia sahabat Nadya.

"Iya nih, gue sampe pusing," ujar Sandra terlihat lelah.

"Lain, kali kabarin kita Nad," sahut Dinda.

"Oo, ya! Gue ada berita bagus lho." Mira tersenyum penuh arti.

"Kalian kagak usah khawatir, gue baik-baik aja. Oo, ya! Apa berita bagusnya?" mata Nadya berbinar cerah, mungkin kabar ini yang Nadya tunggu-tunggu.

"Ayo ikut gue." Sandra mengajak Nadya, pergi dari rooftop entah untuk apa.

Sementara itu, seorang laki-laki most wanted yang menggegerkan seluruh sekolah. Yang tak lain Kevin Arya Diva. Sedang asik-asiknya bermain gitar bersama teman-temannya, ia harus bertemu Nadya, perempuan yang tak habis-habisnya mengejar Kevin.

"Bro, gimana buat tugas kelompok nanti? Lo udah siapin, drum box, gitar nya kan?" tanya Kevin pada teman-temannya.

"Yoi mamen, beres semua cuy," kata Rizky, yang terlihat bersemangat.

"Bro, itu bukannya Nadya? Kayaknya mau nyamperin lo deh." Revan melihat Nadya berjalan kearah Kevin.

"Santai bro, jangan emosi." Teddy menepuk pundak Kevin.

Kevin memicingkan matanya kesal, mau apalagi gadis itu? Ia  tak bosan apa mengejar-ngejar dirinya?

"Noh, si Kevin, samperin gih sana." Sandra menunjuk Kevin dan teman-temannya.

Rumah Singgah Kean Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz