35. Keruh

123 20 10
                                    

Tangisan Jira kian kencang setiap harinya. Mata yang merah dengan kulit bengkaknya menjadi tanda dirinya sudah menangis selama berhari-hari. Tidak nafsu makan, tidak berani melakukan apa-apa. Jira hanya duduk terdiam di atas kasur. Memeluk kakinya dan terus menangis. 

Setiap bunyi yang terdengar, mengingatkan Jira akan notifikasi pesan yang masuk ke dalam ponselnya. Membuatnya berteriak ketakutan sambil menutup telinganya. Semua benda elektronik dijauhkan darinya. Hwang Li tidak membiarkan benda-benda yang menghubungkan mereka dengan dunia luar, terlihat oleh Jira.

Agensi memutuskan untuk mengisolasi Jira di dalam rumah. Mengingat kejiwaan Jira yang mulai terganggu dengan rasa takutnya. Beberapa kali Hwang Li harus memberikan obat tidur pada Jira agar temannya tidak terjaga semalaman. Tubuhnya semakin lemah dan kurus saat Jira menolak makan beberapa kali. Hwang Li khawatir Jira bisa masuk rumah sakit karena tidak bisa makan dan tidur.

Lebih parahnya, Hwang Li takut Jira dimasukan rumah sakit jiwa. Setelah melihat semua notifikasi yang muncul di konferensi pers saat itu, Jira jadi tidak bisa mengabaikan komentar netizen yang terus menuduhnya macam-macam. Tidak peduli apa saja yang dibuat agensi untuk meredam berita tersebut, komentar negatif orang-orang lebih mendominasi sehingga berita buruk Jira makin memuncak saat ini.

Selama satu pekan penuh, berita tentang Jira selalu menjadi topik utama. Para wartawan sudah banyak yang menunggu di luar rumah maupun agensi. Bahkan katanya di apartemen yang dulu mereka tinggali, sudah banyak wartawan menerobos. Beruntung Jihoon sudah memindahkan mereka lebih cepat.

Saat ini, Hwang Li hanya bisa menatap Jira dengan tatapan sedih. Yang dia lakukan hanya menemani gadis itu. Hwang Li tidak mau ada yang terjadi pada temannya. Agensi sudah meminta Hwang Li untuk 24 jam bersamanya. Tapi tidak diminta pun, Hwang Li tidak berani meninggalkan gadis itu.

Untuk makan, Hwang Li selalu minta bibi pembantu membawakan makanan ke kamar Jira. Keamanan rumah ini sudah dia berikan pada tuan Dong dan juga satpam. Sedangkan yang lainnya, diserahkan pada agensi. Hwang Li cukup fokus pada Jira. 

Saat ini ponselnya terus bergetar dari seorang pria yang paling menunggu kabar dari kondisi Jira. Tapi Hwang Li tidak berani mengangkatnya dan mengatakan keadaan Jira yang semakin memburuk. Hwang Li menggigit kuku-kuku jarinya. Air mata yang dia tahan, tetap berusaha dia tahan meski rasanya sesak. 

Hwang Li coba menguatkan diri untuk melihat berita saat ini. Dia berharap ada kabar baik yang terjadi dan sudah diusahakan agensi. Pikiran negatif sebenarnya menguasai dirinya saat mengingat agensi. Jika ada kabar buruk begini, apa agensi kecil ini akan lepas tanggung jawab? Hwang Li tidak sanggup untuk membayangkan itu lebih jauh.

Selama jarinya men-scoll kabar-kabar tersebut, wajahnya mendatar melihat beberapa fans Jira yang awalnya mendukung, mulai menyerang balik. Tapi tunggu??

Mata Hwang Li terbuka lebar melihat salah satu komentar yang terlihat di sana. Fans Seventeen?

Awalnya, Hwang Li hanya terfokus pada berita-berita terkait Jira saja. Namun dia langsung beralih melihat berita publik setelah menemukan beberapa fans Seventeen dan juga Jihoon ikut berkomentar jahat. Dan benar saja.

Hwang Li segera meletakkan ponselnya dan segera memeluk Jira. Memeluknya sangat erat untuk membagi kekuatan pada gadis yang sudah rapuh sejak dulu. "Semua akan baik-baik saja. Tidak perlu ada yang dikhawatirkan." Ucap Hwang Li dengan suara bergetar dan tangan yang basah.

Jira menyadari itu. Dia langsung menggeleng dan meneteskan air mata di lengan Hwang Li. Menyentuh lengan yang memeluknya dengan tangan lemahnya. "Mereka sudah menyalahkanku. Tidak ada lagi yang percaya padaku. Orang yang mereka bicarakan, tidak bisa memberikan bukti jika aku tidak sepenuhnya melakukan itu. Appa dan eomma tidak lagi bisa membantuku menjelaskan kejadian sebenarnya. Hanya aku sendiri. Mereka bilang aku penyebab kedua orang tuaku meninggal. Itu bukan aku. Kenapa mereka mengatakan hal bohong itu? Aku tidak mungkin membunuh orang tuaku sendiri."

MelodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang