Part 22 [ Ngidam Pt. 1]

87 40 7
                                    

"Katakan saja apa yang kau mau, pasti aku akan memenuhinya, apapun itu dan bagaimanapun caranya?"

-Min Seok Hyun-

***

"Itu yang sebenarnya Cang-in," kata Hyun setelah selesai menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

"Dia bohong, Eomma... Hiks...." sambar Luna yang masih saja aneh.

Mrs. Hwang melepaskan pelukan Luna dan berkata, "Selesaikan masalah kalian sendiri." Mrs. Hwang tersenyum lalu pergi. Sepertinya Mrs. Hwang tau kalau itu cuma salah paham.

"Kenapa memandangiku begitu?" Luna yang memelototkan kedua matanya.

"Kembalikan ponselku," ucap Hyun.

"Tidak mau!" respon Luna.

Keadaan yang sama masih terjadi hingga sore hari dan itu membuat Hyun tidak pergi ke kantor hari ini. Puluhan juta won los karena Luna, kira-kira begitulah pikir Hyun.

"Hyun-ah, bagaimana bajuku? Bagus kan!" kata Luna saat selesai mengganti pakaian setelah mandi. Saat itu Luna mengenakan dress warna krem polos sepaha.

"Tentu saja bagus," jawab Hyun yang berusaha tersenyum walaupun sangat lelah karena seharian menuruti apa mau Luna.

Hyun membuka outer jasnya dan berniat untuk mandi.

Baru saja Hyun ingin membuka pintu kamar mandi, "Hyun-ah, aku ingin pergi ke taman," rengek Luna seperti anak kecil yang kehilangan mainannya.

"Baiklah, setelah aku selesai mandi, ya," balas Hyun dengan ekspresi yang sama seperti tadi.

"Aku mau sekarang, tidak mau nanti, sekarang, pokoknya sekarang." Luna persis seperti bayi saat mengatakannya.

"Ck...." Hyun berdecak pasrah.

"Baiklah sayangku." Berjalan kearah Luna dan menggandeng tangannya.

Akhirnya mereka berdua pergi dengan kondisi Hyun yang belum mandi dan hanya mengenakan kemeja yang tampak sedikit lusuh karena sudah dikenakan sejak pagi tadi.

Hanya butuh waktu 7 menit untuk sampai di taman.

Setelah berkeliling taman selama 5 menit, Luna berkata, "Hyun-ah, aku ingin ke taman yang ada danaunya." Seketika Hyun menoleh, "Apa?" kata Hyun kaget karena baru saja mereka sampai. Ya kalau mau ke taman yang ada danaunya, kenapa tidak bilang dari tadi, pikir Hyun.

Skip---

17.11 KST

Burung-burung sudah terbang rendah saat itu, artinya sudah sore. Angin laut pun turut menyapa kulit milik makhluk hidup siapapun itu, termasuk Luna dan Hyun.

Danau berair biru itu tenang dan tampak indah ditambah lagi ada sepasang angsa putih yang terlihat sedang kasmaran.

"Hyun-ah, mataharinya indah sekali," kata Luna yang menarik-narik kemeja Hyun saking senangnya.

Hyun tersenyum lega saat itu, karena senyum yang terlukis di wajah Luna adalah sejuta kebahagiaan baginya.

"Lihat itu, angsa itu seperti kita," ucap Hyun sambil menunjuk angsa yang sedang berenang di tengah danau.

"Seperti kita?" Luna tidak paham.

"Ya, angsa adalah makhluk yang setia dan aku harap kita berdua sama halnya dengan mereka, setia." Mata Hyun beralih menatap Luna.

Luna hanya diam. Beberapa menit kemudian, "A... Aku." Entah apa yang ingin dikatakan Luna, sayang sekali ia tak menyelesaikannya dan malah berakhir dengan memeluk Hyun erat.

"Aku menyayangimu," kata Hyun sambil mengusap lembut kepala Luna.

Pelukan hangat sore itu mengakhiri ekspedisi taman yang dilakukan Hyun dan Luna.

Skip---

21.00

"Luna-ya, tidurlah sekarang," kata Hyun yang sedang memeriksa beberapa dokumen penting perusahaan.

"Aku mau tidur bersamamu," ucap Luna manja.

"Denganku?" Hyun tersenyum menyelidik kearah Luna.

"Ah... Maksudku, kau juga harus tidur sekarang karena sekarang sudah malam," elak Luna. Ia menundukkan kepalanya malu.

Hyun berjalan kearah Luna yang ada di ranjang dan berkata, "Jangan malu-malu, katakan saja apa yang kau mau, aku akan menurutinya." Hyun mendekatkan kepalanya ke Luna dan tersenyum menggoda.

"Ishh... Pergi sana!" Luna yang tidak nyaman saat Hyun didekatnya.

"Ya sudah, kalau kau tidak mau mengatakannya, biar aku saja," kata Hyun masih dengan keadaan yang sama.

"Aku ingin satu ciuman," bisik Hyun.

Udara dingin malam hari mendukung suasana saat itu. Hyun kembali mengarahkan wajahnya ke wajah istrinya itu. Dan yang terjadi,

PLAK

Bukannya mendapat apa yang di mau, pukulan yang cukup keras malah mendarat di bahu lebar Hyun.

"Nn. Kim, ternyata kau lebih galak dari yang kukira, ya, " ucap Hyun tersenyum miring.

"Hentikan ini, aku tidak suka, hentikan!" Luna yang akhirnya kesal sendiri.

Skip---

00.17 KST

Mereka sudah tidur lelap, tapi ada yang beda akhir-akhir ini. Yap, Luna sudah mengizinkan Hyun untuk tidur di ranjang bersamanya setiap hari.

Ruangan kamar itu gelap, hanya ada setitik cahaya yang masuk lewat celah jendela yang tersambung dengan koridor rumah. Sunyi senyap suasana itu hanya menyisahkan suara dari pendingin ruangan. Sesekali angin dari luar rumah ikut masuk kamar dan menyapa penghuninya.

Luna menggulingkan badannya ke sana kemari entah kenapa. Mata indahnya tiba-tiba memaksa untuk segera bangun.

"Hyun-ah, bangunlah," ucap Luna sembari menggoyang-goyangkan tubuh Hyun.

"Luna-ya, kau belum tidur?" Hyun segera menyamakan posisi Luna yang sedang duduk.

"Aku sudah tidur tadi dan sekarang terbangun," kata Luna dengan gaya manja yang menetap di dirinya sejak hamil.

"Ya sudah, kalau begitu tidurlah lagi," balas Hyun seraya mengelus rambut istrinya itu.

"Ani."

"Kenapa? Kau ingin apa? Katakanlah."

"Aku mau makan ramen pedas," ujar Luna yang tiba-tiba semangat di tengah malam.

"Ramen? Baiklah aku akan memasaknya untukmu." Hyun beranjak berniat ingin memasak ramen untuk Luna.

"Ani, aku tidak mau ramen instan buatan mu," kata Luna, "Aku mau ramen yang ada di restoran depan kantormu!" lanjutnya.

"Apa?"

Dia kira restoran itu masih buka tengah malam begini, pikir Hyun.

⬇️

Gimana guys?

Ayo dong Hyun, katanya mau nurutin semua maunya Luna, nah berarti juga harus dong bangunin koki-koki restoran depan kantor biar Luna bisa makan ramennya, wkwk.

Jangan lupa voment 😊

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Jangan lupa voment 😊

Dimming Moon || Kim Seokjin x Kim Sojung ✓Donde viven las historias. Descúbrelo ahora