Part 30 [ Epiphany ]

69 45 11
                                    

Kuy, minimal vote biar author tau kalo masih ada yang baca 😊

"Kehilangan sesuatu yang sudah menjadi milikmu itu sakit, sakit sekali!"

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

"Kehilangan sesuatu yang sudah menjadi milikmu itu sakit, sakit sekali!"

-Min Seok Hyun

***

Hyun menyipitkan matanya. "Hino?!"

Luna melirik sebentar dan selanjutnya tidak memperdulikan, ia malah berjalan keluar kamar untuk pergi dari suasana yang dianggapnya ambigu. Tidak ada satupun hal yang benar-benar sesuai ingatannya, mungkin begitulah yang dirasakan Luna sekarang. Itu adalah beban baginya, mendapatkan kebenaran yang tidak diinginkan. Bagaimanapun, Luna manusia, ingin menuntut kebenaran yang sesuai dengan dirinya sekarang. Lupa alur kehidupan adalah masalahnya sekarang, tidak ingat sebagian kisah lebih tepatnya. Sementara Hyun yang notabenenya laki-laki penurut dan bisa dibilang 'budak cinta' tidak bisa melakukan hal yang benar jika Luna sudah tak menginginkannya, hanya bisa pasrah dan terus berusaha menciptakan lengkungan sabit di wajah istrinya itu.

Sekarang sosok Luna sudah berada dihalaman belakang rumah, di sana pohon-pohon yang tidak terlalu tinggi menyapanya dengan sentuhan angin yang dihasilkan, rumput hijau yang terasa menggelitik kaki tanpa alas kaki menambah kesan 'deepest' (terdalam). Air matanya jatuh begitu saja, emosinya tidak stabil. Ia tidak bisa begitu saja mempercayai apa-apa yang dikatakan oleh Hyun, sekalipun Hyun bilang jika ia suaminya.

"Kata orang, mereka yang hidup lebih lama di dunia akan berlaku seenaknya pada orang lain yang belum menyamai waktunya di dunia." Luna menatap daun-daun melambai dan sesekali jatuh dengan slow mode.

Ia berusaha membentuk senyuman ditengah air mata yang masih jatuh. "Daun yang gugur terlihat lebih indah saat angin bersamanya."

"Apa kau tidak akan bernapas ketika sedang tidur?"

Luna tersenyum lebih lebar lagi saat mengingat kata-kata yang diucapkan oleh orang yang mungkin dicintainya dulu, Hino Seonbaenim. "Aku tau maksudnya sekarang." Menghela napas panjang. "Siapapun itu akan membutuhkan orang lain disisinya, orang yang terus berada didekat kita dan tanpa segan menghibur kita dikala sedih."

"Sepertinya baru beberapa hari lalu aku menemui mu Seonbaenim, tapi sekarang aku sudah merindukanmu lagi." Luna tersenyum simpul bersamaan dengan pandangan lekatnya terhadap pohon yang menggiring daun-daunnya untuk jatuh dengan indah bersama angin.

Disisi lain, laki-laki bernama lengkap Min Seok Hyun itu berdiri dari kejauhan, menatap Luna dan sesekali mendengar apa yang dikatakannya. Ia tidak bisa melakukan tindakan apapun saat ini, berdiri mematung adalah pilihan yang tepat.

"Ini hari apa? Astaga ini hari Rabu, aku punya 3 mata kuliah hari ini." Luna tersentak saat mengingat memori perkuliahan yang saat ini memang itu yang tersisa di ingatannya.

Dimming Moon || Kim Seokjin x Kim Sojung ✓Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt