Part 32 [ Malaikat Tanpa Sayapnya Luna ]

91 41 9
                                    

Stigma rasa kasih melebihi cinta, kasih tidak akan luntur diraup masa, tapi cinta? Entahlah!

-Dimming Moon-

-Dimming Moon-

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Flashback on

Lampu taman warna-warni menyambangi kehadiran sinar bulan yang kelihatan redup malam itu. Semuanya tampak indah, lampu taman itu membiaskan cahayanya ke sebuah oase yang berada ditengah taman, cahaya bulan yang sinarnya tak seberapa pun turut menambah pantulan cahaya itu. Pun juga dengan angin semilir yang setia menggilir segelintir makhluk hidup yang ada di sana, membuat rumput dan dahan pohon melambai-lambai, seperti menyapa, sapaan untuk keheningan malam itu.

Seperti biasa, dua anak manusia yang masing-masing berusia 7 dan 9 tahun tersebut sudah stay dipinggir oase sedari jam 5 sore hanya untuk memandangi beberapa jenis ikan yang lalu-lalang didalam sana. Gelak tawa tak sungkan berdatangan saat ikan-ikan kecil itu muncul dipermukaan untuk menyantap umpan yang dibawa dua bocah itu. Buktinya, kecil itu memang menyenangkan! Bahagia sesederhana itu?!

"Luna, cobalah berpose di sana, aku akan mengambil potret mu. Aku sudah membawa kamera yang dipinjamkan Appa, hasilnya akan bagus," kata Hyun yang saat itu tingginya masih 150 cm.

Luna berlari kecil menuju tempat yang ditunjuk Hyun, di samping pohon yang tingginya hanya 2 meter. Luna kecil antusias sekali, sampai-sampai pohon itu dipeluknya. "Hyun-ah, ayo foto aku sekarang!" ucapnya seraya berpose imut bersama pohon.

"Baiklah! Hana, dul, set! Yak, fotonya sudah jadi. Bagus sekali, kau terlihat sangat lucu." Hyun menyusul keberadaan Luna dan menunjukkan hasil fotonya. Luna kecil memang sangat lucu dan imut, pipinya agak tembam, kulitnya putih bersih dan matanya memancarkan cahaya positif yang membuat orang lain nyaman berada didekatnya.

"Wah! Aku imut sekali," Luna mengatakan itu sambil menunjukkan aegyeo andalannya.

"Tentu saja, kau 'kan tuan puteri ku," balas Hyun yang senyumnya begitu lepas.

Sinar bulan yang meredup rupanya sebuah tanda, ya, sebentar lagi akan turun hujan. Rintik-rintik kecil dari atas langit sudah menyapa kulit kedua bocah itu. Rintiknya semakin besar, oase pun sampai memercikkan airnya kuat. Mereka berdua memutuskan untuk berlindung di rumah-rumahan kayu yang biasanya digunakan para anak-anak sekitar kompleks untuk bermain. Ya, sebenarnya taman itu tidak begitu jauh dari rumah Luna dan Hyun. Tapi untuk sampai ke rumah butuh waktu, 'kan, hujan sudah mengejar, terpaksalah harus berlindung sementara di rumah-rumahan itu.

"Hyun-ah, sekarang sudah jam 7 malam, aku takut Eomma marah kepadaku," rengek Luna yang khawatir akan dimarahi ibunya.

"Nanti aku yang akan bilang pada Eomma mu, aku yang salah karena tidak mengajakmu pulang tepat waktu," tutur Hyun dengan senyum yang memberi ketenangan pada jiwa-jiwa yang sedang risau layaknya Luna sekarang.

Dimming Moon || Kim Seokjin x Kim Sojung ✓Where stories live. Discover now