Part 24 [ How are you, friend? ]

77 37 8
                                    

"Apa dia akan lebih merepotkan lagi setelah lahir?"

-Luna Kim-

***

Ruangan itu sunyi ditemani senyap tanpa suara sedikitpun. Ya, itu karena letak kenyamanan seorang Kim Luna sudah ditemukan. Dekapan Min Seok Hyun adalah letak kenyamanan itu, kehangatan raga dan jiwa memainkan rasa yang sama seketika. Belaian lembut tak pernah berkhianat dari punggung dan kepala milik Luna. Mata kedua makhluk hidup itu terpejam tapi sesekali terbuka untuk menyaksikan benda-benda mati yang mungkin iri dengan mereka.

Tok tok tok...

Ketukan pintu membelah suasana sunyi.

Ding dong, sesekali bel ikut berbunyi.

Diluar pintu sudah berdiri seorang gadis berambut cokelat, tingginya sekitar 167 cm. Mengenakan atasan jenis peasant top dipadukan dengan rok span 7 senti diatas lutut, membuatnya tampil elegan dan formal dalam waktu yang sama. Matanya berkedip beberapa kali dan diikuti bibirnya yang mengerucut tanda jika ia sedikit kesal berdiri tanpa respon dari dalam.

"Ck, jika aku langsung masuk, apa reaksi dari sajangnim?" pikir Raena yang bimbang lantaran berkas yang dibawanya sangat penting, tapi dalam waktu yang sama ia tak ingin kesopanannya diragukan.

"Eoh, bisa-bisa aku dipecat," ucapnya lagi sembari menolehkan kepala ke kiri dan ke kanan, siapa tau ada yang mau memberi solusi.

Benar saja, seorang pria yang juga cokelat warna rambutnya mendatangi Raena yang berdiri sendirian. Tinggi pemuda itu sekitar 179 cm, outfit-nya simple, hanya kemeja hitam lengan panjang yang dipadukan dengan celana dasar warna yang sama. Itu Vey, sahabat karib Hyun saat jenjang sekolah menengah.

"Raena-ya, kenapa tidak masuk?" tanya Vey saat melihat Raena hanya berdiri di depan pintu.

"Ah... Aku ingin masuk dari tadi, tapi tidak ada yang merespon dari dalam," kata Raena yang menatap lelah kearah Vey. Sejak berada dalam perusahaan yang sama, Vey dan Raena kembali akrab seperti dulu.

"Ya sudah, kita masuk saja. Siapa tau pintu ini tidak terkunci," kata Vey yang menatap lurus gagang pintu.

"Hmm... Kau berani?" Raena menatap serius Vey.

"Tentu saja, Hyun tidak akan memecat kita semudah itu. Dia sangat baik dan pengertian," jawab Vey sekaligus menghaturkan pujian kepada sahabat karibnya itu.

"Kajja," ajak Vey. Sekarang kaki Vey sudah berada kurang dari 30 sentimeter dari pintu. Raena berdiri dibelakang Vey, wajahnya cemas entah kenapa. Mungkin masih takut dengan kemungkinan.

CEKLEK

Empat bola mata yang masing-masing milik Vey dan Raena melihat semua itu. Melihat Hyun dan Luna yang berpelukan mesra pagi ini. Raena sempat membulatkan mulutnya kaget.

"Hyun-ssi," panggil Vey yang seketika membuat mata Hyun yang sebelumnya terpejam kembali terbuka.

Hyun melepaskan perlahan dekapannya. Sementara Luna belum ngeh kalau ada orang yang datang, karena posisinya berbalik arah dengan pintu masuk.

Hyun berdiri dan melangkahkan kakinya mendekati Vey dan Raena.
"Oh... Ada apa? Lain kali kalian bisa mengetuk pintunya terlebih dulu jika ingin masuk."

"Mianhamnida sajangnim, aku sudah mengetuk pintunya berulang kali tadi," ungkap Raena yang tidak ingin Vey dimarahi. Pasalnya Hyun menatap lekat kearah Vey.

Hyun meninggalkan tatapan tajamnya kepada Vey dan beralih menatap Raena.
"Ada keperluan apa sepagi ini?"

"Mmmm... I-Ini."

Dimming Moon || Kim Seokjin x Kim Sojung ✓Where stories live. Discover now