12. TA'ARUF

75 6 0
                                    

Assalamualaikum Warahmatullahi wabarahkatuh Haii para Readers setia 🙌💙 Terimakasih sudah vote dan komen di cerita sebelumnya, kalau ada typo langsung komen yah🙌 Tetep stay tune di cerita ku🙌💙.

Utamakan Salat dan Baca Al-Qur'an ✨

"Aku selalu mendoakanmu, agar kita bisa bertemu lagi. Dan Allah menjawab itu semua."
•Winanda•

"Kenalkan saya Nathania Ribka, biasa di panggil Nia."Nia memperkenalkan dirinya pada Adinda. Adinda dengan senang hati membalasnya,'' Perkenalkan saya Adinda Az-zahra, panggil Dinda aja.'' balas Adinda. ''Nah gitu kan enak saling kenal." Kekeh Pita.

Mereka bertiga, asik mengobrol diruangan sampai lupa bahwa mereka masih didalam UKS dan waktu juga sudah menunjukkan bahwa mereka, harusnya segera pulang kerumah masing-masing. Mereka masih tidak menyadari, sampai seseorang masuk ke UKS untuk menemui Adinda. Siapa lagi kalau bukan Abangnya, Azam.

Abangnya menghampiri mereka bertiga, "assalamualaikum, dek kamu nggak apa-apa?" Tanya Bang Azam. Adinda yang mendengar suara Abangnya kaget,"ehh Abang." Adinda kaget, "wa'alaikumsalam," jawab mereka bertiga. Bang Azam langsung menghampiri Adinda, Pita dan Nia memberi ruang agar Bang Azam bisa berada disamping Adinda.

"Kamu nggak apa-apa kan dek?" Tanya Bang Azam khawatir. Adinda terkekeh, abangnya selalu saja begini,"Alhamdulillah aku gak apa-apa bang, Allah masih beri kesempatan untuk aku menghapus dosa-dosa," Adinda menjawab pertanyaan abangnya. Abang mengusap kepala Adinda,"Alhamdulillah kalau kamu baik-baik aja, abang khawatir kamu kenapa-kenapa dek," abang khawatir jika salah satu anggota keluarganya ada yang sakit.

Adinda melamun, ia melamunkan siapa yang membawanya kesini, tidak mungkin Pita dan Nia kan. Adinda beradu dengan pikirannya sendiri, untuk memikirkan siapa yang membawa nya kesini,"Din, kamu lagu ngelamunin apa sih," Nia mengibas-ibaskan tangan didepan muka Adinda, tetap saja Adinda tidak menghiraukan Nia, Nia mencoba menggoyangkan bahu Adinda akhirnya Adinda tersadar, "Alhamdulillah Din, kamu sadar aku kira kamu kenapa-napa," Nia bernafas lega.

Adinda bertanya pada Pita dan Nia, ia penasaran siapa yang membawanya ia ke UKS, "Pit,Ni siapa yang bawa aku kesini?" tanya Adinda spontan. Pita dan Nia gugup, pasalnya mereka janji pada orang itu agar tak memberitahu bahwa Dia lah yang membawa Adinda kesini, "Pit, Ni hei kalian kok diam aja?" Adinda menyadari bahwa kedua temannya ini gugup. Pita menjawab dengan gugup,"Ehhh, itu tadi yang bawa kamu kesini itu dosen baru bener kan Ni," Pita menyenggol lengan Nia.

Nia yang disodorkan pertanyaan sama halnya dengan Pita ia gugup, "Hah iya, benar-benar apa yang dikatakan Pita," ujar Nia. Adinda terkejut dengan pernyataan kedua temannya ini, apa mereka bilang tadi dia dibawa oleh dosen baru yang artinya laki-laki, "Astagfirullah," gumam Adinda spontan. Adinda langsung memohon ampun, kepada Allah karena ia telah di sentuh oleh yang bukan mahram, Adinda tiba-tiba nangis sesenggukan, bang Azam yang baru datang dari luar pun bingung kenapa adiknya tiba-tiba menangis, "dek kamu kenapa?"tanya bang Azam langsung memeluk Adinda.

Adinda tak menjawab pertanyaan abangnya, ia masih menangis sesenggukan di pelukan abangnya, Pita dan Nia pun sama mereka merasa bersalah telah memberi tahu semuanya. Namun memang sudah seharusnya Adinda ya dari awal, bang Azam pun menenangkan Adinda setelah Adinda tenang abang Azam pun bertanya lagi dengan Adinda, "kamu kenapa dek?" tanya bang Azam, Adinda menjawab pertanyaan abangnya masih dengan sesenggukan "a..aku di bawa kesini sama dosen baru bang," suara Adinda memelan dan Adinda menangis lagi.

Sungguh ia sangat takut bersentuhan dengan yang bukan mahram karena ia teringat dengan satu hadits,
''Ditusuknya kepala seseorang dengan pasak dari besi, sungguh lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang bukan mahramnya.'' (HR. Thabrani)

Bang Azam masih berusaha untuk menenangkan Adinda, bang Azam bertanya kepada Pita dan Nia yang sejak tadi memperhatikan kedua kakak beradik itu, "sebenarnya apa yang terjadi?" tanya bang Azam. Pita dan Nia, langsung terkejut ditanya oleh bang Azam, "Ehh..itu tadi kami bertiga dihukum sama kakak pembina, disuruh membersihkan halaman, dan Adinda tiba-tiba pingsan dan kebetulan dosen baru itu lewat langsung saja membantu bawa Adinda ke UKS, " jelas Pita. Bang Azam hanya mengangguk sebagai jawaban, "Yasudah dek, kita pulang dan tenangin diri kamu ini juga sudah mulai sore, kalian juga pulang ya hati-hati dijalan assalamualaikum." pamit bang Azam pada Pita dan Nia.

**

Sementara disisi lain seorang laki-laki, memikirkan pertemuannya dengan seseorang yang selama ini ia kagumi, seseorang yang selalu ada dipikirannya sejak awal bertemu. Dia juga merasa bersalah telah menyentuh seseorang itu, padahal mereka belum mahram dan ia yakin seseorang itu pun pasti sangat menjaga dirinya dari yang bukan mahram. Perkenalkan saya Bimo Prasetyo salah satu dokter dirumah sakit yang didirikan oleh keluargaku, aku seorang dokter tapi tidak seperti dokter lainnya yang baik dan ramah kepada pasien atau sesama dokter, aku sangat cuek dan dingin kepada semua orang kecuali pada adikku, sangat tak bisa marah padanya. Dan wanita yang selalu hadir dipikirannya akhir-akhir ini, dan selalu berharap bisa bertemu lagi dengan dia, ternyata Allah mengabulkan doa nya selama ini. Ia sangat bahagia, tentu saja karena apa yang ia harapkan selama ini terpenuhi.

**

Adinda kini berada dikamarnya, ia sudah mulai membaik tetapi tetap saja takut akan apa yang sudah terjadi, ia selalu tak pernah lepas dari zikir dan doa memohon ampun. Dan juga memikirkan, apa yang di dikatakan abang dan bundanya tadi.

Flashback on

"Dinda sini dulu sayang,"panggil bunda. Adinda heran, kenapa bundanya memanggilnya jika tidak ada hal yang penting untuk dibicarakan. Dan disana juga ada abangnya dan adiknya yang sudah menunggu, kehadirannya.

"Ada apa bun?" Adinda bertanya-tanya, bunda menggeser duduknya untuk sedikit memberi ruang agar Adinda bisa duduk di sebelahnya, "sini nak duduk, ada yang mau bunda dan abang omongin sama kamu," balas bunda seraya mengusap kepala Adinda penuh kasih sayang.

"Gini dek, kemarin ada yang ngajuin ta'aruf sama kamu melalui abang, abang terima tawaran nya tapi masih kembali lagi kepada kamu mau diterima atau tidak semua keputusannya ada di kamu, kamu boleh istikharah dulu dek minta sama Allah yang terbaik untuk kamu."jelas abang seraya memeluk adiknya.

Bunda yang melihat itupun ikut memeluk Adinda dan menasehati Adinda,"Dinda, bunda cuma mau yang terbaik untuk kamu bunda setuju-setuju aja kalau memang ini yang terbaik, kamu tetap istikharah meminta petunjuk pada Allah dan memohon yang terbaik." Adinda menangis didalam pelukan abang dan bundanya, "iya bun, Dinda butuh waktu untuk istiqoro, insya Allah tiga hari lagi Dinda kasih tau dari istiqoro Dinda bun,bang." Jawab Adinda.

Flashback off

Bersambung....

**

Assalamualaikum warahmatullahi wabarahkatuh Sahabat wattpad Nanad 🙌💙...

Apa kabar kalian semua,semoga sehat terus ya selalu dalam lindungan Allah SWT aamiin.

Penasaran nggak nih dengan siapa yang mengajukan ta'aruf kepada Adinda, hayoo siapa pasti bertanya-tanya kan ditunggu kelanjutannya dari cerita ini jangan pernah bosan untuk mampir.🙌 Jangan lupa buat ajak temen,sahabat,keluarga dll buat mampir di ceritaku ya🙌

Jangan lupa untuk vote dan komen(kritik dan saran) Nanda terima kok.🙌

UTAMAKAN SALAT DAN BACA AL-QUR'AN ✨

WRITTEN BY nanad03_

CINTA DALAM DIAM (ON GOING)Where stories live. Discover now