16. TAKDIR

40 5 0
                                    

"Berusaha ikhlas menerima takdir yang sudah Allah garis kan kepadaku, walaupun itu sangat menyakitkan."

•Nanad•

Adinda kini sudah berada di kampusnya,ia pun sudah mulai terbiasa dengan keadaan sekitar yang saat ia melangkah kaki masuk pasti ada saja yang membicarakan tentang dia,namun lagi-lagi Adinda mengabaikan nya.

**

Hari ini,sangat melelahkan bagiku sebagai seorang dokter dan dosen di salah satu universitas di kotaku. Hari ini aku mengajar di universitas swasta di kotaku, setelah mengajar aku ingin langsung kembali ke rumah karena jadwalku hari ini kosong.

Namun saat di jalan aku tak sengaja mendengar mahasiswi yang sedang membicarakan suatu hal.

"Ehh,kalian tau nggak itu mahasiswi dari jurusan psikologi yang pake cadar," ucap seseorang mahasiswi.

"Tau memangnya kenapa?" tanya salah satu temannya.

"Dia katanya mau nikah sama Arkan anak jurusan hukum yang ganteng itu," balas mahasiswi dengan mata berbinar mengingat akan kegantengan Arkan.

Deg..

"Yaallah, ada apa denganku," batinnya.

"Hah, serius kamu," balas mahasiswi yang lain seolah tak percaya.

"Iyalah, beritanya udah nyebar kali," balas mahasiswi tadi berlagak seperti tahu segalanya.

Ucapan mahasiswi tadi membuatku penasaran, sebenarnya siapa yang mereka bicarakan tadi apakah benar dia, seseorang yang aku kagumi sejak awal bertemu jika memang benar.

**

Sampai di rumah aku langsung menghempaskan tubuh ku ke kasur.

"Huftt," menghela nafas kasar, hari ini cukup melelahkan bagiku sebagai seorang dokter dan dosen.

Tiba-tiba pikiranku kembali melayang pada kejadian saat di kampus tadi, apakah benar itu dia? banyak pertanyaan berkecamuk di pikiran ku sejak tadi.

Ku putuskan untuk bersih-bersih dulu dan tidur sebentar untuk menghilangkan lelah setelah melakukan aktivitas.

**

Sementara di lain tempat, lebih tepatnya di universitas swasta terletak di tengah kota. Seorang mahasiswi sedang duduk di taman menundukkan kepalanya.

Tidak lama datang ketiga orang mahasiswi di sini juga, dan ternyata ketiga mahasiswi tadi adalah sahabat dari mahasiswi tadi.

Mereka menghampiri mahasiswi yang duduk di taman. Dan ternyata mereka benar, mahasiswi tadi adalah sahabat mereka Adinda mereka sangat khawatir dengan keadaan Adinda.

Mereka sudah dengar berita yang tersebar di seluruh penjuru kampus, entah dari siapa yang memulai nya yang terpenting sekarang adalah keadaan Adinda sahabat mereka.

"Assalamualaikum Din," sapa Pita dan Nia.

"Hai Din," sapa Ela.

Mendengar hal itu, Adinda bergegas menghapus jejak air mata yang sejak tadi turun karena mendengar berita tentang dirinya.

CINTA DALAM DIAM (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang