Hukuman

76 10 12
                                    

Juli, 1993.

Pekan Orientasi Sekolah.

"Semua tugas kumpulkan!" teriak salah seorang cowok berambut keriting. ia adalah Rijal Saputra salah satu panitia OSPEK di SMA Harapan Bangsa Bandung.

Semua siswa baru serempak  berdiri ke depan, mengikuti perintah sang kakak senior.

Hari ini adalah pekan orientasi terakhir. Setiap siswa baru diminta mengumpulkan satu kaos berwarna putih yang akan di sablon sebagai kenang-kenangan telah mengikuti masa orientasi sekolah.

Hanya ada satu orang siswi yang dari tadi sibuk merogoh tas.

"Alamak, jangan-jangan ketinggalan," seru panik gadis yang rambutnya diikat dua kucir.

Semua kaos sudah terkumpul dan salah seorang dari kakak senior dengan teliti memeriksa siapa saja yang belum mengumpulkan. Bagi yang sudah mengumpulkan harus menanda tangani daftar absen.

"Julianet," panggil kakak senior cewek.

Mendengar namanya dipanggil dada Anet semakin berdegup dengan kencang. Gadis itu sudah tahu alasan apa kakak senior memnggilnya.

"Tamat riwayatku," ucap panik Anet. Tubuhnya mendadak beku dan bola matanya  menatap takut pada senior di depannya.

"Yang namanya aku panggil,  cepat berdiri ke depan!"

"Net, cepetan berdiri jangan diam aja," seru Asma salah satu teman sebangkunya. yang mendadak ikutan gugup--takut.

Anet mengangguk gugup.

"I-iya kak, saya Julianet." Tubuh gadis itu sedikit bergetar, perlahan maju kedepan kelas. Semua bola mata seluruh  siswa yang ada di kelas I B kompak menatap Anet bingung.

"Ada apa yah?" bisik salah satu cowok yang duduk di bangku ujung.

"Duh, deg deg gan nih, jadi takut," sahut seorang cewek.

Semua siswa yang ada di dalam kelas mendadak riuh.

"Semua diam, jangan berisik!" teriak tegas Rijal.

"Sayang cakep-cakep tapi galaknya minta ampuuun,"  timpal salah satu siswi.

"Eh, udah pada diem, jangan berisik, bisa-bisa kita dipanggil juga ke depan," bisik seorang siswi memperingati.

Anet berdiri di depan kelas dengan menunduk sambil memejamkan matanya.

"Mimpi apa aku semalam?" desah Anet grogi.  

Berdiri di depan puluhan mata siswa rasanya campur aduk. Seakan-akan semua mata menelanjanginya tanpa jeda.

Salah satu senior cewek mendekati Anet.

"Kamu tahu, kenapa kamu dipanggil ke depan?" tanya Silvi dengan tegas.

"Nggak tahu  Kak ...  eh, tahu Kak," ucap Anet grogi. Sebenernya ia tidak begitu yakin dengan dugaannya. Apakah karena tidak mengumpulkan tugas atau karena hal lain?

"Coba kamu jelaskan biar semua teman-teman kamu di kelas ini tahu, apa salah kamu," perintah Silvi.

"I-iya, Kak ... maaf  saya lupa bawa tugas," ucap Anet pelan lalu menundukkan kepala. Ia meremas kedua jemarinya yang dingin seperti es dan kakinya begetar seakan ingin luruh.

"Yang keras ngomongnya, biar semua mendengar!" Silvi berteriak kembali.

"SAYA ENGGAK MENGUMPULKAN TUGAS!" teriak Anet dengan keras.

Silvi dan beberapa panitia lainnya mangut-mangut.

"Sebagai hukuman. Kamu lari sepuluh keliling lapangan basket," ucap Silvi salah satu cewek terkenal seantero sekolah. yang banyak digilai para cowok di sekolah.

"Hah, yang bener saja, bisa-bisa aku pingsan." Anet hanya bisa protes dalam hati. Tidak berani bersuara.

Salah satu panitia sempat kaget mendengar ucapan yag keluar dari mulut Silvi lalu berani masuk dan menarik lengan Silvi.

"Sil, apa gak kebangeutan nyuruh  lari sampai sepuluh keliling?  Kalau ada apa-apa kita bisa kena semprot Kepala Sekolah."

"Tenang tidak akan terjadi apa-apa." Silvi sambil tersenyum menyeringai. Entah ada apa dalam pikirannya hingga gadis itu mampu tega menghukum Anet seberat itu.

"Kenapa masih berdiri di situ?" Silvi kembali memandang Anet.

"Sekarang Kak?" tanya polos Anet.

"Besok! Bola mata Silvi menatap tajam, "ya, iyalah sekarang," ucap kasar Silvi.

Semua yang melihat kepolosan Anet mendadak tertawa riuh.

"Diam!" Siapa yang suruh kalian tertawa," bentak Rijal.

"Kalian mau lari sepuluh keliling juga?" Pandangan Rijal menyapu semua seluruh sudut kelas.

Mendengar bentakan Rijal kelas mendadak menghening seperti kuburan. Semua siswa mengkerut  kompak mengatupkan bibirnya dan menunduk dalam-dalam.

"Dengarkan semuanya, sekolah ini membutuhkan orang-orang berjiwa disiplin. Demi kemajuan sekolah dan kebaikan kalian juga. Sampai sini paham?" ucap Rijal.

"Paham, Kak," jawab serentak semua siswa baru.

Acara dilanjut dengan perkenalan berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler. Di luar kelas sudah berkumpul perwakilan kakak senior dari setiap kegiatan yang akan di perkenalkan. Mulai dari PASKIBRA, klub basket, Karate dan Vocal Grup. Termasuk Rohis.

Para kakak senior ini berkeliling bergilir memperkenalkan kegiatannya. Ada sepuluh kelas yang mereka masuki. Tanpa sengaja saat Anet keluar dari pintu kelas berpapasan dengan salah satu dari tim basket yang mendapat giliran presentasi.

Kedua mata mereka saling beradu sesaat. Anet tidak tahu jika cowok yang bermata elang itu sedikit mengkhawatirkannya. Cowok itu tak lepas menatap Anet hingga hilang dari pandangannya.

"Rio, ayo cepetan masuk," ajak Silvi sambil menarik lengan Rio dengan manja.

Seperti biasa kelas kembali riuh saat para cowok klub basket itu memasuki kelas.

***

Napas Anet tersengal-sengal, lari tiga kali keliling saja sudah membuat tungkai kakinya mau lepas di tambah sinar mentari mulai tinggi terasa menyengat di kulitnya. Putaran keempat ... kelima  peluh sudah membanjiri pipinya yang kemerahan, masih ada lima keliling lagi yang harus dituntaskan akan tetapi kakinya sudah tak sanggup diajak berkerja sama. Napasnya pun sudah ngos-ngosan. Pandangan mulai terasa berkunang-kunang. Akhirnya tubuh mungil cewek itu ambruk di pinggir lapangan basket.

Anet masih bisa merasakan sentuhan lembut membelai rambutnya, matanya yang sayu masih bisa melihat paras cantik nan teduh memanggilnya.

"Astagfirullah, Dik, kamu gak apa-apa?"

Bola mata sayu  itu akhirnya menutup. Anet tak sadarkan diri.

 Anet tak sadarkan diri

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

Alhamdulillah ... baru bisa update lagi. Genre teenfiction benar-benar baru buat saya. Jadi cukup lama ngedraf naskahnya. Benar-benar berjuang keluar dari zona nyman saya..😅

Mohon dukungannya yah teman-teman semoga bisa menyelesaikan pada waktunya. Karena naskah ini menjadi projek dari Raws community.

Jangan lupa tinggak jejak komen dan vote yah. Terima kasih.❤

Love Yourself Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ