Di Skors

29 4 9
                                    


"Setiap orang memiliki masalah namanya juga makhluk hidup tidak lepas dengan segala macam ujian."


Tiba saatnya penampilan paduan suara Harmoni mendapat tugas untuk membawakan beberapa lagu kebangsaan.

Semua peserta upacara telah memenuhi lapangan upacara. Anggota paskibra berjalan tegap membawa bendera sang saka merah putih lalu mengikatnya dan siap dikibarkan.

Paduan suara Harmoni yang dari tadi telah berbaris rapi mengenakan baju seragam putih-putih. Siap beraksi mengiringi bendera berkibar. Suara merdu begitu nyatu dengan musik yang disetel dari tape. Perlahan bendera naik ke atas.

Suasana saat itu hening begitu kusyu menikmati syahdunya paduan suara Harmoni.

Tiba-tiba seorang gadis menyusup masuk diam-diam dari belakang dengan napas ngos-ngosan karena setengah berlari dari gerbang sekolah menuju lapangan upacara.

Jantung Anet berdetak dengan cepat karena terlambat datang. Semua ini benar-benar di luar dugaanya. Angkot yang dia tumpangi sempat mogok karena ban mobil mendadak meletus. Hingga ia harus ganti angkot.

Anet sudah siap dengan resiko atas keterlambatannya. Mata Ira sudah mendelik tajam kepadanya sesekali menggeleng. Anet membuang arah pandangnnya ke arah lain menghindar dari tatapan ketua paduan suara Harmoni.

Satu jam setengah berikutnya usai juga upacara 17 Agustus.

"Anet kamu diskors dari Harmoni!" ucap Ira tegas.

"Kak, maaf tadi angkot--." Anet mencoba menjelaskan kenapa ia terlambat.

"Ah, sudah-lah. Aku tidak mau tahu segala macam alasanmu ini-itu ... seminggu ini Aku males lihat muka kamu muncul di Harmoni," ketus Ira sambil meninggalkan Anet yang masih mematung di lapangan.

Sedangkan Silvy yang dari tadi sempat menyaksikan tersenyum mengejek ke arah Anet.

"Makanya kalo lelet jangan dipelihara," ejek gadis berambut keriting sambil sengaja menabrak bahu Anet.

Melihat ulah Silvy hati Anet memanas.
"Tunggu! Kita harus bicara tentang hal kemaren-kemaren," sergah Anet menghentikan langkah Silvy.

"Mau bahas apa? Gak penting bangeut ngomong sama kamu?" Silvy memutar tubuh hingga berhadapan dengan Anet.

"Tapi penting bagiku, mengapa kamu sengaja memberi info palsu," cerocos Anet dengan kesal.

Kedua mata gadis itu saling tatap. Anet melipatkan kedua tangannya di dada. Sedangkan Silvy berkacak pinggang sebelah sambill salah satu tangan kanannya mengayun.

"Ngomong apaan sih nih orang?Nuduh sembarangan," ujar sinis sambil memutar bola matanya.

"Kamu sengaja 'kan melakukan itu biar aku tersingkir dari Harmoni. Jangan harap yaa!" ucap galak Anet sambil balik membalas menubruk bahu Silvy dan meninggalkan Silvy yang wajahnya sudah berubah merah.

"Resek, lihat siapa yang akan bertahan!" teriak histeris Silvy.

***

Kesekian kalinya Anet menerima secarik kertas dari pengagum rahasia.

To : Julianet

Aku lihat wajahmu beberapa hari ini sendu. Aku rindu senyummu.

"Siapa sih, ini yang nulis surat?"

Anet membolak-balik kertas yang ia temukan di kolong bangku. Berulangkali menginterogasi Agus. Nihil dapat info. Agus tetap membungkam mulutnya. Selalu menjawab, "Gak kenal sama orangnya."

Love Yourself Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin