First Story

1.9K 23 0
                                    


Fajar telah menyingsing di ufuk timur dan sebantar lagi matahari akan keluar dari persembunyiannya. Dalam sebuah rumah minimalis, disebuah kompleks perumahan dikota Jakarta. Terdengar jam beker berbunyi dari sebuah kamar dirumah itu, " kring-kring... ", membangunkan Tia dari tidurnya

"Ahh masih jam 5, tidur lagi deh, masih pagi juga !" sambil mematikan alarm dijamnya.

Beberapa menit kemudian dia terbangun kembali, teringat PR yang belum selesai dikerjakannya tadi malam, karena dia ketiduran. Mitia Qwezela seorang pelajar kelas XII SMA disalah satu SMA di Jakarta. Setelah selesai shalat subuh, Tia langsung mulai bikin PR Fisika. Fisika memang selalu jadi masalah buat Tia. Tak beberapa jauh dari rumah itu, Lucyana Margareta seorang gadis yang manja, putri seorang pengusaha kaya, baru saja terbangun dengan malas-malasan karena hari telah menunjukkan pukul 06.15 WIB. Dengan terburu-buru Lucy segera mandi dan bersiap-siap untuk kesekolah. Lucy bersekolah ditempat yang sama dengan Tia.

Sesampai disekolah, dikelas XII IPA 2 siswa-siswa sedang bertebaran disekililing kelas, heboh cari contekan sana sini. Ketika Tia masuk kelas, beberapa orang teman langsung menyerbuinya.

"Tia udah selesai PR Fisikanya, pinjam dong,, pinjam ya !!!" ujar beberapa orang teman sekelas Tia.

"udah" jawab Tia

"Boleh gue nyontek PR loe nggak???" Gue nggak tau jawabannya nih" Rengek beberapa siswa, yang berharap Tia mau membagi jawabanya. Saat semua isi kelas begitu ribut guru fisika pun datang, melihat suasana kelas seperti itu, dia sangat marah. Apalagi melihat siswa yang sedang membuat pekerjaan rumahnya disekolah, ditambah sambil menyalin punya teman. Marahnya luar biasa, ibuk guru ngomel sepanjang jam pelajaran. Selain itu juga memberikan tugas tambahan, tiga kali lipat dari sebelumnya. Pelajaran selanjutnya matematika pelajaran yang paling disukai Mitia. Guru nya pun sangat menyenangkan. Mitia menyimak dengan tekun penjelasan guru dan berlomba-lomba menjawab pertanyaan yang diberikan oleh gurunya itu. Setelah selesai belajar matematika, saatnya istirahat. Pada jam istirahat, Mitia pergi makan kekantin, kantin bu Ina langganan Tia dan sohib-sohibnya, makan sambil bercanda ria, menikmati waktu istirahat disekolah. Bu Ina sudah hapal betul, menu-menu kesukaan Tia dan teman-temannya Reka, Luci, Silla, Pandu dan Andi, dan sudah tau bagaimana karakter keenam anak itu. Mereka makan, sambil tertawa terbahak-bahak melihat ulah konyol Pandu dan Andi yang lucu abis. Pandu dan Andi itu separti Tom And Jery yang selalu berantem, tapi walau seperti itu, mereka tetap sohib.

"hey guys, gue punya berita heboh? " Ujar Silla dengan tiba-tiba.

" huss , ngegosib aja, ngak baik ngegosip say ! " sambung Lucy.

" ya udah kalau nggak mau tau! " jawab Silla agak kesal.

"Apa ...apa ???" kata Tia

" Penasaran kan, ini bukan gosip, tapi fakta, kalian tau ngak sih, untuk acara perpisahan kita nanti sekolah udah ngerancang acara yang super waww, dan pasti nya nggak kan pernah dilupain, dan juga kita dimintak buat menyiapkan sebuah penampilan diacara itu" Jawab Silla dengan gayanya yang super lebay dan bikin kesel teman-temannya.

" itu mah kita juga udah tau kali !!!" sorak Tia, Andi, Pandu, Lucy dan Reka secara bersamaan. Setelah itu bel berbunyi, dan mereka pun masuk kekelas.

Mereka berenam sudah berteman akrab sejak kelas sebelas SMA. Awal persahabatan mereka saat kelas sebelas, mereka berenam sekelas. Awalnya Tia dan Silla adalah sahabat sejak kecil, Silla sudah dekat dengan Reka sejak kelas sepuluh, jadi Silla mengenalkan Reka pada Tia. Sedangkan Lucy adalah tetangga Tia, didekat rumah barunya. Mereka berkenalan saat pertama kali Tia pindah kerumah barunya itu. Merekapun jadi akrab sejak saat itu. Dikelas barunya itu, saat dia melihat Lucy sekelas dengannya dia pun mengenalkan Lucy pada Silla dan Reka. Akhirnya mereka pun memutuskan duduk sebangku. Tia dan Lucy duduk dibagian kiri depan, sedangkan Silla dan Reka duduk dibagian kiri belakang, deret ketiga. Mereka dipisahkan oleh bangku Andi dan Pandu, sedangkan bangku lainnya sudah diisi oleh teman-teman yang lainnya. Silla sempat meminta tukaran tempat duduk dengan Andi dan Pandu sambil berkenalan."Hai, kenalin gue Silla" sambil menjulurkan tangannya ke Pandu. "gue Pandu" balas Pandu sambil berjabat tangan. Kemudian juga berkenalan dengan Andi. Karena Silla sudah mulai perkenalan, Reka pun ikut berkenalan, begitu juga Lucy dan Tia. Karena sebelumnya mereka juga belum pernah kenal Andi dan Pandu, setelah ngobrol beberapa saat mereka mulai terlihat akrab "Btw kok gue baru sekarang ya liat loe, kemana loe ngumpet satu tahun ini, padahal kita kan masih satu sekolahan"celoteh Silla, saat menyadari wajah Andi dan Pandu sangat asing baginya, dan baru pertama kali dilihatnya, dikelas itu."Ya kita kan siswa yang kutu buku, dan agak kuper, biasanya gue cuman baca buku dikelas atau diperpus saat istirahat, yakan Pandu?" ujar Andi dengan ekspresi yang kurang meyakinkan."Ha kita?? loe aja kali And, gue ngak ya, gue paling terkenal diangkatan, dan kakak-kakak kelas juga bayak yang kenal gue kali, loe-loe aja yang kuper, ngak kenal gue" sanggah Pandu, dengan percaya diri. Karena ucapan Pandu yang lain jadi tertawa. Silla hampir saja lupa dengan tujuan awalnya berkenalan dengan Andi dan Pandu, sebelum dia terlupa, dan guru datang kekelas, Silla pun menyampaikannya" hmm jadi gini, mata gue agak minus, kayaknya kalo gue duduk disini agak kurang jelas, gimana kalo kita tukar tempat duduk". Ucap Silla sambil, mengedipkan sebelah matanya, kepada Reka."Haa, sejak kapan mata loe minus Sill, perasaan dulu nggak apa-apa deh, malah dulu pas SMP gue yang sering lihat ke catatan loe, pas kita duduk dibelakang" sambung Tia dengan wajah polos dan nada khawatir. Mendengar ucapan, yang tak terduga dari Tia, Silla jadi terdiam sendiri, salahnya juga sih, nggak mengajak Tia yang terlalu polos itu untuk bekerja sama. Setelah beberapa saat, Tia baru menyadari maksud Silla "hahaha maaf Sill, keceplosan" ucap Tia. Ketahuankan boongnya loe Sill!" ejek Pandu. "Ucapan itu doa Sill, masa mata loe yang baik-baik aja, loe bilang minus, kalo beneran nanti gimana, loe juga kan yang rugi, gue sih mau sebenarnya pindah, tapi karena loe boong, gue jadi nggak mau deh" sambung Andi."And mau ya, maafin gue" bujuk Silla. Namun usahanya ternyata gagal ketika itu, karena guru telah datang. Silla tak menyerah sampai disitu, keesokan harinya dia mencoba lagi untuk membujuk Andi dan Pandu, tapi kali ini dengan trik yang berbeda. Tia mengancam akan terus mengganggu Andi dan Pandu dengan mendorong bangku mereka dengan kaki, jika Andi dan Pandu tetap tidak mau bertukar tempat duduk. Sedangkan Reka hanya ketawa melihat reaksi Andi yang marah serta mengomeli Silla. Tapi akhirnya Andi mengalah untuk pindah tempat duduk dan secara otomatis Pandu akan mengikuti Andi, tapi mereka memberikan syarat agar mentraktir mereka berdua. Silla dan Reka pun menyetujui hal itu, dan mereka juga sangat senang karena keinginan mereka akhirnya diikuti. Dari situlah awal kedekatan mereka. Andi, Pandu, Silla, Reka, Tia dan Lucy akhirnya pun makan bareng untuk pertama kalinya bersama sama di kantin bu Ina dan saling cerita banyak hal. Dari obrolan yang terasa nyambung, dan merasa nyaman itulah terbentuk lah persahabatan mereka berenam.

ENAM SAHABATWhere stories live. Discover now