Chapter 7

255 3 0
                                    

Dilain tempat, nampak seorang cowok yang lagi galau. Sambil bermain gitar, dikamarnya menyanyikan lagu rindu, untuk seseorang yang dicintainya. Andi lagi kengen banget sama Reka, setelah liburan tak pernah bertemu lagi, dan SMS atau telponan juga jarang, karena kesibukan masing-masing. Saat liburan itu, Andi menyatakan cintanya pada Reka, dan dia diterima. Mereka harus menjalani hubungan LDR ( long distance relationship). Walau jauh dimata, namun dekat dihati. Walau sangat ingin menghubungi Reka hari itu, namun nomornya nggak bisa dihubungi. Begitulah LDR, entah dimana dan dengan siapa Reka sekarang, Andi nggak tau. Itu lah yang membuat Andi makin galau.

Lucy dengan cerita nya, dia sudah jadian dengan cowok bule asal jerman. Katanya cowoknya putih, tinggi, dan baik. Sesuai kriteria Lucy banget, apalagi ditambah cowok bule dan pinter banget. Cowok itu udah merintis karir sebagai penyanyi disana, selain kuliah sejurusan dengan Lucy.

Cerita sahabat-sahabatnya, kadang menjadi inspirasi, kadang menjadi pelepas rindu bagi Tia. Tak terasa waktu tiga bulan telah berlalu, dan acara yang telah dipersiapkan Tia dan rekan-rekanya selama ini, University anniversary'30th , for my state" pembukaan acara langsung oleh rector.

Dan setelah acara pentupan, semua panitia makan bersama. Acara mereka sukses, dan mendapat pujian dari rektor. Mereka merasa puas, tidak sia-sia kerja keras mereka selama tiga bulan ini. Setelah acara makan bersama, Rehan mengajak Tia pulang bareng dan ternyata dia tidak langsung mengantarkan Tia kekosnya, dia malah membawa Tia kesuatu tempat. Tia terheran, namun dia diam saja, karena dia yakin Rehan tidak mungkin beniat buruk padanya. Rehan membawa Tia ke sebuah tempat yang cukup indah dicampusnya. Dari sana tampak keindahan seluruh kampus, dan kota. Tia tak berani berkata-kata apapun walau pertanyaan melayang-layang dikepalanya, untuk apa Rehan mengajak nya kesana, karena Rehan nampak serius sekali, dan tak senyum sedikitpun. Tiba tiba Rehan mengeluarkan setangkai bunga dari dalam jaketnya, dan mengucapakan tiga kata I Love You. Seakan ada gempa 9 skala richer dalam tubuh Tia, jantungnya bergetar begitu cepat, dan tak ada kata yang keluar dari bibirnya. Rehan seakan berharap, jawaban dari Tia, dia tampak pucat dan sedikit malu, kerena kata-kata itu sudah lama dipersiapkannya, dan Rehan memang orang yang agak pemalu, dia tidak seperti cowok lain yang suka mengekspresikan diri, Rehan orang yang serius, pintar, dan juga ganteng. Kadang juga lucu, tapi pada saat tertentu, dan pada orang tertentu. Satu hal lagi yang Tia tau tentang Rehan, dia tidak suka menunggu lama, Tia ingin sekali mengucap kata iya, seketika sedetik setelah ucapan Rehan, namun mulutnya seperti terkunci. Tia mencoba menenangkan diri, berharap Rehan bisa bersabar, dan akhirnya kata-kata itu pun terucap " I Love You Too". " ini beneran kan " Tanya Rehan tak percaya. " iya" Dan apa yang dilakukan Rehan dia melonjak dan bersorak kegirangan seperti anak kecil, yang membuat orang yang lumayan jauh dari sana meliriknya, dan berhenti setelah menyadari itu. Sungguh bahagia perasaan Rehan saat itu. Setelah mengantar Tia pulang, dirumahnya Rehan tersenyum-senyum sendiri. Langsung menelfon Tia dan menyanyikan sebuah lagu Romantis, dengan gitarnya. Satu hal lagi, dia mengajak Tia pergi dinner , besok malam. Tia juga sangat senang sekali, andai Rehan tau kalau dia telah jatuh cinta pada pandangan pertama saat satu tahun yang lalu. Saat pertama kali mereka bertemu. Malam itu mereka pergi makan malam, makan malam yang biasa, namun rasa nya luar biasa, bagi Tia itu masih seperti mimpi, satu tahun yang lalu, dia bertemu dengan Rehan, dan kagum pada Rehan. Namun sekarang Rehan ada didepannya sebagai pacarnya. Dinner yang biasa itu pun berubah menjadi luar biasa, karena sikap romantic Rehan.

Kepanitian acara ultah kampus telah selesai, dan itu membuat Rehan dan Tia jadi jarang bertemu, karena mereka berasal dari fakultas yang berbeda. Dan gedung kuliah mereka pun berjauhan, tapi Rehan kadang selalu menyempatkan untuk menjeput Tia sepulang kuliah, modus buat ketemu Tia. Kadang saat weekend mereka jalan berdua, atau pergi malam minggu seperti para muda mudi lainnya yang sedang dilanda asmara. Karena jurusan Rehan dan Tia yang berbeda Tia dibagian Eksak sedang Rehan soshum sehingga mereka pun tidak pernah belajar bersama. Tapi pacaran mereka hanya untuk menyenangkan suasana hati dan untuk happy –happy saja. Cinta kadang membuat terlena, dan kadang harus memilih. Pacaran membuat konsentrasi Tia jadi terganggu, orang yang selalu fokus pada sesuatu hal, kini harus membagi. Nilai nya akhir-akhir ini kurang bagus, di organisasi pun agak malas. Sebelum ia terhanyut oleh arus, akan indahnya cinta, untung dia segera menyadari. Belakangan ini waktunya lebih banyak untuk Rehan, yang biasanya jarang pegang HP, jarang online atau chatting, sekarang hampir tiap jam lihat HP. Tia pun menyadari itu, namun agaknya sulit, jika dia tak ada kabar Rehan panik, takut terjadi sesuatu pada Tia. Sampai nyusulin kekos. Pernah telponya Rehan nggak diangkat, rehan marah-marah, dan hal itu buat Tia makin galau, sehingga nggak bisa belajar, tidak bisa konsentrasi, karena memikirkan masalah itu. Sejak saat itu, mereka jadi sering berantem, bahkan karena hal kecil pun berantem. Paling lama satu hari, udah baikan lagi. Begitu lah hubungan mereka. Waktunya ujian semester 3, selama ujian Tia meminta agar mereka tidak berkomunikasi dulu, karena mau fokus belajar. Dengan susah payah Tia membujuk Rehan, barulah Rehan setuju. Selama ujian Tia bisa fokus, namun kadang dia kangen juga sama Rehan, sehingga konsentrasinya sedikit buyar.

ENAM SAHABATحيث تعيش القصص. اكتشف الآن