Chapter 6 ( Awal Kisah Cinta Tia)

313 2 0
                                    

Liburan mereka bersama di pantai Carica, mungkin tak akan pernah terlupakan. Setelah pulang kembali kekampung halaman masing masing, bertemu dengan orang tua mereka. Mungkin masih ada beberapa minggu lagi menikmati liburan bersama orang tua. Dan setelah itu kembali lagi ketempat dimana mereka menuntut ilmu. Beberapa minggu ini dihabiskan dengan dengan baik oleh Tia, bersama keluarganya, sama mama dan papa nya, masak bareng mama, dan makan bersama. Pastinya melepas kerinduan terhadap masakan enak sang mama, yang selalu buat dia rindu akan rumah. Saat akhir pekan Tia juga pergi liburan dengan keluarganya. Tak terasa waktu liburan itu pun berakhir. Saatnya kembali kuliah. Walau harus berpisah dengan keluarga dan sahabat-sahabat ,tapi itu semua untuk masa depan.

Lucy telah berangkat keluar negeri, begitu juga yang lain nya telah selesai dengan liburannya dan kembali beraktivitas seperti biasanya. Awal semester tiga, perjuangan harus lebih besar lagi, karena akan ada banyak tantangan lagi yang mesti dihadapi. Bisa meraih IP bagus, dan aktif di organisasi, dan itulah tujuan Tia. Semangatnya di organisasi, membuatnya dapatkan posisi yang bagus di organisasi yang diikutinya. Sehingga dia diamanahkan sebagai wakil fakultas, sebagai panitia, pada acara yaag cukup besar yang diadakan ditingkat universitas, dan bergabung dengan panitia-panitia lainnya yang merupakan wakil dari fakultas lainnya. Acara itu termasuk acara yang paling besar, yang diadakan di universitasnya, sekaligus memperingati hari ulang tahun Universitas. Siang itu setelah jadwal kuliahnya selesai, jam 13.15 WIB Tia punya janji Rapat Pleno pertama, bersama rekan-rekan panitia acara Ultah Universitasnya tersebut. Janjian di salah satu cave dekat Pusat Kegiatan mahasiswa . Tia memang agak datang terlambat, dan saat sampai disana, nampaknya semua panitia telah berkumpul, dan sepertinya semuanya senior-seniornya. Tia merasa agak segan, karena datang terlambat. Setelah sampai disana, dan disuruh duduk. Setelah semua panitia datang, rapat pun dibuka. Pertama dimulai dengan perkenalan, salah seorang disana, sepertinya pernah dikenal Tia sebelumnya. "Saya Rehan dari fakultas Hukum" Rehan memperkenalkan dirinya. Saat itu juga Tia menyadari, kalau itu adalah Rehan, cowok yang sangat ingin ia temui, yang dikenalnya dahulu ketika pendaftaran ulang. Kini Rehan ada disana sebagai rekan kerja nya, dalam acara ultah universitas. Betapa senangnya Tia saat itu, walaupun ia tak tau apakah Rehan masih mengingatnya. Setelah selesai perkenalan, ketua rapat hari itu memulai forum diskusi. Langkah awal yang akan mereka lakukan adalah membicarakan tema dari acara, setelah itu menjelaskan tugas dari masing masing bidang, apa saja yang harus disiapkan pada tahap awal. Acara itu akan dilakukan sekitar tiga bulan lagi, dan dalam tiga bulan itu lah panitia bekerja keras menyiapkan segala persiapan. Dan mungkin tiga bulan itulah Tia bisa sering bertemu dengan Rehan. Setelah rapat selesai, awalnya Tia pura-pura tidak mengenal Rehan, dia takut nanti Rehan tidak mengenalinya sehingga berlagak sombong. Tetapi apa yang dipikirkannya salah, Rehan menyapanya lebih dulu," hai Tia ya, hmhm kita satu bidangkan, semoga kita bisa bekerja sama", ucap Rehan dengan agak canggung. Tia yang sedang berjalan sambil melamun, jadi terkejut" eeeh... iya, Rehan kan, ya semoga bisa saling bekerja sama". Hal yang paling mengejutkan Tia saat Rehan meminta nomor handphonnya. Dengan gugup dia menyebutkan nomor HP nya. Dan sepertinya Rehan nampak tersenyum, mendengar suara gugup Tia.

Kembali disibukkan dengan aktivitas kuliah, tugas yang mulai menumpuk, dosen seakan akan berlomba memberi tugas. Ditambah kegiatan organisasi-organisinya yang tak kalah banyak. Namun sekarang Tia hanya memfokuskan untuk acara ulang tahun kampus. Setiap hari selalu diadakan rapat, kerena banyak hal yang perlu dipersiapkan. Setiap hari pula, Tia bertemu Rehan. Dalam kepanitian itu pun nampaknya mereka berdua angkatan paling muda, karena panitia yang lain senior dari mereka. Hal itu membuat Tia dan Rehan makin akrab, ditambah mereka satu bidang pula. Mereka dibidang publikasi dokumentasi, sehingga mereka harus membuat desain lambang, stampel, spanduk, pamphlet, dan lain-lainnya yang berkaitan dengan publikasi dan dokumentasi, kebetulan Tia sangat suka mendesain, dan jago menggunakan corel draw. Dan Rehan pun sangat berbakat menggambar. Karena itu Bang Gio, coordinator bidang Pubdokmas, memberikan tugas untuk mereka berdua merancang desain stampel, mascot, logo dan juga pamphlet untuk mempublikasikan acara tersebut. Karena tugas tersebut, membuat mereka, harus saling bekerja sama. Tugas itu harus dikumpulakan dua hari lagi, saat rapat pleno. Besok sehabis kuliah, Rehan mengajak Tia janjian di cafe dekat Pusat Kegiatan Mahasiswa, untuk menyelesaikan desain corel draw tersebut, karena jika mengerjakan nya berdua, akan lebih mudah dan bisa saling bertukar pendapat dan ide. Rehan datang lebih dulu disana, dan Tia lagi-lagi terlambat, karena ia harus menemui dosen terlebih dulu. Tia cukup lama, sehingga membuat Rehan mulai bosan menunggu. Saat kebosanannya itu mulai datang, Tia baru datang. " maaf aku telat,,,maaf yaa" ucap Tia, yang datang sambil ngos ngosan karena berlari. Rehan menjawab dengan nada agak kesal, karena dia tidak suka menunggu" nggak apa-apa, ya udah kita langsung aja buat desainnya, atau kamu mau pesan makanan?". "nggak, langsung ajaJ" jawab Tia. Setelah membuka laptopnya, dan sibuk membuat desain, dan akhirnya satu desain logo pun telah selesai. Hasilnya bagus dan membuat mereka puas, dan berlanjut pada desain lainnya. Karena keashikan, membuat desain mereka lupa waktu, azan magrib sudah berkumandang, dan hari pun telah gelap. Tia mulai panik, dia ingin segera pulang. Untungnya semua desain yang ditugaskan pada mereka sudah selesai, dan buat mereka puas dengan hasilnya.

"Maaf Han, kayaknya aku harus pulang soalnya udah gelap juga takut nanti nggak ada angkot lagi" Ucap Tia pada Rehan.

"Oke, yuk pulang desainya juga udah selesaikan" jawab Rehan.

Saat akan pulang, jalanan sudah sangat sepi, dan Tia sebenarnya takut, namun berlagak sok berani, sedang Rehan membawa motor sendiri. Tia pun agak malu, jika harus minta tumpangan sama Rehan. Tia mulai takut, saat jalanan yang sepi, dan tak ada angkot satu pun juga, hal itu membuatnya merinding. Lalu lewat Rehan didepannya, menawarkan tumpangan pulang.

" bareng gue aja, ayo naik". Awalnya Tia sok jaim, tapi akhirnya mau juga.

"Oke deh, kayaaknya nggak ada angkot" jawab Tia.

Selama perjalanan mereka saling bercerita dan bertanya, ingin tau tentang masing-masing. Salah satu pertanyaan Rehan yang mengejutkan Tia. " kamu udah punya pacar Mitia?" . dalam hatinya Tia bergumam"haa Rehan nanyain gue udah punya pacar? ,,, nggak nyangka gue!!!" . Namun dia hanya menjawab singkat. " belum". Saat itu juga sampai di kosan Tia. Setelah sampai dikosnya, Tia mengucapkan terima kasih pada Rehan, dan Rehan pun pergi, motor gedenya melaju dengan kencang, dan sekejap pun menghilang dari pandangan. Tia nampak cerah, entah apa atau mungkin karena Rehan, salah seorang teman kosnya menyadari kalau Tia tampak berseri-seri." Wow senang amat nampaknya !"kata Risya .

ENAM SAHABATDonde viven las historias. Descúbrelo ahora