37. Pilihan yang Sulit

8.7K 670 61
                                    

Happy Reading :)
Beri tau aku dong kalo ada typo, demi kenyamanan sesama pembaca 🙏🏻

.
.
.

Jika kau diberi pilihan antara bertahan atau meninggalkan. Kau pilih apa?
Author —adarafsy_

.
.
.

"Gue suka sama lo!"

Kata-kata tersebut selalu terngiang-ngiang diingatan Dira. Gadis itu melamun sedari tadi, mengabaikan semua penjelasan guru yang ada di depan.

Raya menyenggol lengan gadis itu agar sadar kembali. "Sssstt jangan ngelamun!" tegur Raya berbisik.

Dira berdehem. "Iya," jawabnya singkat.

Pelajaran terakhir ini sangat amat terasa lama sekali, guru yang menerangkan pun seakan tidak peduli kepada anak murid yang tertidur. Dia, Pak Sandi--guru sejarah yang kini dengan santai nya membacakan materi yang ada di buku. Suaranya yang terdengar seperti nyanyian lagu Nina Bobo untuk murid kelas ini semakin membangkitkan rasa kantuk dan mata menjadi berat.

Suara Pak Sandi kembali terdengar. "Heuristik kata itu berasal dari bahasa Yunani 'Heuriskein' yang berarti menemukan. Maksudnya adalah langkah-langkah mencari atau menemukan dan mengumpulkan semua sumber agar dapat mengetahui segala bentuk suatu peristiwa masa lampau..."

"Ada yang mau ditanyakan?" ujar Pak Sandi sembari membenarkan letak kaca matanya yang melorot. Setelah menjelaskan materi panjang lebar kini beliau menatap beberapa anak muridnya yang menelungkupkan kepala.

"Saya, Pak!" ucap Kiki, salah satu cowok pintar di kelas itu. Banyak pasang mata tertuju padanya.

"Iya ada apa, Ki?"

"Ijin ketoilet ya, Pak?" Semua menahan tawa, mereka kira Kiki akan bertanya tentang pelajaran, ternyata tidak.

Pak Sandi berdecak pelan. "Ya udah sana!" ucapnya sambil kembali menatap buku. "Jangan lupa siram ya, Ki!" lanjut Pak Sandi.

Kiki meringis geli. "Bapak kira saya anak kecil!" ujarnya lalu melangkah keluar kelas.

"Baiklah sampai disini. Minggu depan kita ulangan, bapa harap kalian semua belajar yang rajin," murid-murid mengangguk dengan sedikit malas.

***

Sepulang sekolah Davin, Agy, Boby dan Kenzo sepakat untuk ke rumah Arlan. Mereka bertiga sudah siap di atas motor masing-masing. Kecuali Agy yang dibonceng oleh Boby.

Baru saja ingin menancap gas, teriakan Dira menghentikan semuanya.

"Kalian mau kemana?" tanya Dira polos.

Davin membuka kaca helmnya. "Mau--emm mau anu, apa ya?" ucapnya bingung.

"Kita mau jenguk Arlan, Neng, 'kan dia sakit!" Boby, Davin dan Kenzo spontan melotot bersamaan, mulut Agy itu terlalu ember.

"Jenguk?" beo Dira. "Kak Ar sakit? Dira ikut!" ujarnya yang langsung naik ke atas motor Davin.

Davin menatap Agy sangar. Sedangkan Agy tidak berani bersuara ia hanya mengkode lewat gerakan mulut 'maap' dengan penuh harap.

ARLANDIRA (OTW REVISI)Where stories live. Discover now